"Katanya mau pulang terus tiduran. Nah ini malah makan ice cream. tiga lagi!" Perkataan Marcel membuat Salsa terkekeh. Kini dia dan Marcel sedang berada disebuah taman dekat danau dan duduk diatas rerumputan sambil memakan ice cream.
"Kan berubah pikiran.." Salsa kembali menjilati ice cream ketiganya yang memiliki rasa Cheesecake dengan toping coklat putih, saus coklat dan potongan kue red velvet. "Gue mau cobain ice cream punya lo dong. Dari tadi gue liatin kayaknya punya lo lebih enak deh"
Marcel memang hanya membeli 1 buah ice cream dan itu sukses membuat satu pertanyaan terbenak dikepala Salsa.
"Gue beli satu karena kalo gue makan banyak ice cream nanti sia-sia olahraga gue terus tubuh gue jadi gendut deh kaya lo" Mendengar ucapan Marcel membuat Salsa memajukan bibir bawahnya dan itu sukses membuat Marcel mencubit kedua pipi Salsa.
"Ih! Ngapain cubit-cubit? Tadi aja bilangnya gue gendut" Salsa kini terlihat seperti anak kecil yang sedang merajuk karena tidak dibelikan ice cream. Tetapi sekarang justru dia sudah memakan hampir 3 ice cream.
"Kenapa si cewe gak suka dibilang gendut? Padahal itu kadang kenyataan" Sekarang Salsa sudah menghabisi ice cream nya yang menyisakan disekitar bibirnya terdapat Ice cream. "Itu namanya penghinaan tahu! Cewek 'kan sukanya dibilang langsing, sexy" Marcel membelalak kaget princess kecil nya ini masih kecil dan dia bilang kata 'sexy'.
"Lo tuh masih kecil tapi udah bilang kata 'sexy'. itu tuh gak boleh tahu" Marcel mencubit hidung Salsa "Ih! Sakit tahu! Gue udah gede kali!" Salsa menepis tangan Marcel yang sedang mencubit hidungnya.
"Kalau makan ice cream tuh yang bener. Katanya udah gede tapi makan ice cream aja masih belepotan" Marcel mengusap area sekitar bibir Salsa yang terkena ice cream dengan ibu jarinya. Salsa merasa perasaan aneh yang masuk kedalam relung hatinya ketika Marcel membersihkan sisa ice cream disekitar bibirnya.
"Kok merah gitu..?" Ucapan Marcel mendapat cubitan diperutnya dari Salsa. "Lucu lo kalo lagi merah gitu"
Salsa bangkit berdiri karena dia merasa pipinya semakin menghangat yang tandanya pipinya akan semakin merah. Dia sangat malu. "Udah ah ayo pulang. Sekarang udah jam pulang sekolah." Entah kenapa Salsa menjadi salting seperti ini. "Hah? belum Sal. ini aja masih jam dua seperempat" Marcel terkekeh sambil menunjuk angka yang berada dijam tangannya. "tinggal nunggu beberapa menit lagi. Udah ayo anter gue pulang..."
Marcel pun akhirnya bangkit berdiri dan menggandeng tangan Salsa menuju motor sport milik Marcel.
◽◾◽◾
"Makasih ya Cel udah nemenin gue. Lo jadi bolos gara-gara nemenin gue. Maaf ya" Marcel tersenyum dan mengelus rambut Salsa. Karena Salsa sudah turun dari motor jadi Marcel tidak kesusahan untuk mengelus rambut Salsa karena Marcel masih berada diatas motor sport nya.
"No problem. For my little princess what is not?"
"I'am not little princess Marcel!"
"No! because for me you will always be my little princess" Marcel terkekeh melihat wajah Salsa yang cemberut.
"Yaudah gue balik ya. Nanti kalo tas lo balum balik Line gue aja" Marcel sudah menyalakan mesin motornya juga sudah memakai helm. Saat Marcel ingin meng-gas motornya
"Marcel!"
Marcel menaikkan kaca helmnya agar bisa melihat Salsa dengan jelas.
"Emm.. Makasih ya untuk semuanya. Gue berharap kita bisa kaya gini selamanya. And i will always be your little princess" Salsa tersenyum tulus kearah Marcel yang dijawab dengan anggukan juga kedipan mata dari Marcel. Kini Marcel sudah meninggalkan pelataran rumahnya.
Salsa masuk kedalam rumahnya dengan hati gembira. Perasaan tadi, Mood nya sedang sangat sangat tidak bagus tetapi berada didekat Marcel membuat Mood nya membaik
"Kok sudah pulang? Ini belum jam pulang sekolah Salsa" Baru saja dia merasa Mood nya membaik tetapi kini bundanya merusaknya kembali.
"Aku lagi gak enak badan jadi pulang cepet" Riska menyipitkan matanya "Tadi disekolah aku lagi Badmood terus daripada teman-teman aku jadi kena impasnya mending aku pulang kan. Nah pas perjalanan pulang aku lagi pengin makan ice cream yaudah aku makan ice cream deh di taman"
Memang Salsa paling tidak bisa berbohong dihadapan bundanya. Dan bundanya juga paling bisa mendeteksi kebohongan dan kejujuran yang setiap kali dia dan abangnya berbicara.
"Sama siapa?" Riska membuntuti Salsa yang sedang menaiki tangga untuk ke kamarnya. "Sama Marcel" Riska membelakakan matanya "Marcel jadi bolos dong gara-gara kamu?"
Salsa menaru tas nya dibawah meja belajarnya lalu mulai melepas sepatu dan kaus kakinya. "Dia nya juga mau bun. Dia kan sahabat aku jadi dia harus temenin aku kemana pun"
Riska mengambil sepatu dan kaus kaki Salsa dan menarunya di rak sepatu yang terdapat di kamar Salsa.
"Kamu itu udah gede Salsa. Jangan manja kaya gitu. Marcel juga pasti punya urusan sendiri. Dan ini... dia bolos gara-gara kamu. Nanti kalau orang tua Marcel nanya ke bunda, bunda jawab apa" Sungguh bundanya sangat lebay.
Salsa merebahkan dirinya ke kasur favoritnya yang ber-sprei gambar zebra tetapi corak hitam-putihnya berwarna pink-putih.
"Ganti baju dulu Salsa!" Riska berkaca pinggang. "Iya.. bundaku" Salsa menjawab dengan suara seperti anak kecil.
Salsa pun bangkit dan berjalan kearah lemari lalu mengambil pakaian rumahnya. "Udah bunda keluar..." Salsa mendorong-dorong bundanya sampai pintu kamarnya. Putri nya ini memang Putri durhaka.
"Nanti malam kita kedatangan tamu" Salsa mengangkat sebelah alisnya "Siapa?-- Jangan bilang abang mau bawa pacarnya kerumah" Ujar Salsa dengan girang. Pasalnya abangnya itu kalau ditanya soal pacarnya pasti abangnya itu tidak akan menjawab. "Yessss! Akhirnya abang bawa pacarnya juga" Riska menggeleng-gelengkan kepalanya seraya tersenyum melihat tingkah Salsa yang seperti anak kecil yang baru dibelikan mainan baru. Sepertinya benar Salsa akan mempunyai mainan baru.
"Udah sana kamu ganti baju trus makan siang" Salsa mengangkat tangan kanannya dan mendekatkan kelima jarinya itu di dahi seperti orang yang sedang memberi hormat kepada komandannya. "Siap bunda!" Salsa pun membalikkan badannya dan berjalan kearah kamar mandi untuk mengganti bajunya. Riska yang melihat itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan meninggalkan kamar itu untuk menyiapkan makan siang untuk Putri nya itu.
◽◾◽◾
Salsa kini sedang menonton video streaming disalah satu web. Sebenarnya bukan dia yang menonton tetapi filmnya yang menonton Salsa.
Salsa sedari tadi hanya diam dan pikirannya menerawang ke kejadian awal mula dia dan Marcel menjadi dekat.
Dia dan Marcel sudah berteman kira-kira 5 tahunan. Mereka bertemu saat kelas 2 SMP. Karena SMP mereka menerapkan sistem acak siswa saat kenaikan kelas jadinya, mereka baru kenal saat 2 SMP.
Saat itu memang Salsa dan Marcel tidak terlalu dekat. Dan mereka mulai dekat saat kelas 1 SMA tepatnya saat awal MOS.
Saat itu Salsa lupa membawa coklat yang diminta para kakak OSIS. Akhirnya Salsa jadi kena hukuman. Salsa dihukum untuk mencari sampai dedaunan dan mengumpulkannya.
Marcel yang melihat Salsa kesusahan seperti itu tidak tega akhirnya Marcel membantu Salsa. Dan sejak saat itulah Marcel dan Salsa mulai dekat.
Pikiran Salsa kembali ke masa sekarang. Tadi Marcel begitu perhatian sampai-sampai Marcel bolos sekolah demi menemani dia makan ice cream. Dan Perkataan Marcel yang paling teringat diotaknya adalah 'You will alwas be My little Princess.' Sungguh kalimat Marcel begitu merajuk hingga ke tulang rusuknya. Lebay mungkin tetapi memang itu kenyataannya.
Salsa harus menepis semua perasaan yang entah apa itu namanya. Dia tidak mau sampai-sampai tumbuh perasaan yang akan menghancurkan persahabatannya dengan Marcel. Tetapi perasaan kan tidak bisa ditebak kapan munculnya dan kapan berakhirnya.
◽◾◽◾
KAMU SEDANG MEMBACA
Just A Friend
Teen FictionSalsa selalu ada untuk Marcel. Marcel juga selalu ada untuk Salsa. Salsa menganggap Marcel pahlawannya. Marcel menganggap Salsa princessnya. Disaat Marcel terpuruk, Salsa menyangga Marcel. Disaat Salsa terpuruk Marcel menyangga Salsa Tetapi itu sem...