Sabtu, 3 September 2016
Jam 03.30. Aku tersentak dan terbangun dari tidur. Harus cepat-cepat nih, kalau tidak, kamar mandi pasti bakalan full. Kalau aku mengantri, pasti butuh waktu lama.
"Ade.... bangun.... Ade...." aku menepuk lengan Ade, cewek yang tidur bersebelahan denganku namun ranjang kami tetap berbeda.
Ade mengucek matanya. Ia menyipitkan mata begitu melihatku. Semalam ia minta dibangunkan begitu aku bangun.
"Ade.. udah jam setengah 4!" seruku lagi.
"Iyaaa..." Ade bangkit dari kasur sambil memakai kacamatanya, sementara aku menyiapkan handuk dan peralatan mandiku.
Aku dan Ade bergegas menuju kamar mandi. Seperti halnya barak, kamar mandi pun berjejer panjang. Cukup banyak kamar mandi, tapi jumlah kami lebih banyak lagi. Tidak ada pintu, yang ada hanya kain gorden yang menutupi setiap kamar mandi. Sudah ada beberapa cewek yang memenuhi kamar mandi. Beruntung aku dan Ade tidak perlu mengantri.
Dengan gerakan cepat, kami semua sudah rapi dan memakai training masing-masing, bersiap sarapan. Aku menyiapkan mental sebelum sarapan. Mesti gerak cepat dan yang terpenting harus habis. Pffft......
Pagi ini Komandan Vera mengisi kegiatan. Kami diarahkan berkumpul di lapangan tenis dekat ruang makan. Beberapa komandan juga hadir, ada Komandan Aang, Komandan Juna, dan Komandan Djoko. Aku belajar menghafal nama dan wajah mereka.
"Besok hari Minggu kalian sudah upacara pembukaan. Yang memimpin upacara adalah Ibu Menteri Kesehatan RI, yang hadir para pejabat Kementerian Kesehatan. Kalian harus tampil sebaik-baiknya, siapkan fisik kalian karena kita akan dilihat oleh orang-orang penting di kementerian. Sudah hafal Mars Nusantara Sehat?"
"Siap, beluuum..."
"Kalian harus hafalkan itu. Itu Mars kalian, nyanyikan dengan penuh semangat biar Bu Menteri melihat semangat kalian. Jangan baru awal-awal pembekalan kalian sudah loyo, gak semangat. Bagaimana nanti kalo kalian sudah bertugas di lokasi?"
Komandan Vera diam sejenak sebelum melanjutkan, "Siapa yang bisa jadi dirijen? Ayo ke sini, pimpin teman-temanmu menyanyi Mars Nusantara Sehat!"
Dua cewek maju menghampiri Komandan Vera. Dari yang kutahu, mereka adalah Ade dan Asia. Ternyata nama Ade di angkatan kami tidak hanya satu.
Mars Nusantara Sehat dinyanyikan berkali-kali. Aku mulai menghafal beberapa liriknya, tapi tetap sambil melihat catatan yang kutulis tadi pagi. Begitu juga anak-anak yang lain. Komandan Vera kadang ikut bernyanyi, dan kuakui suara beliau bagus.
Sambil berlatih bernyanyi, Komandan Vera meminta beberapa siswa yang berpengalaman menjadi paskib untuk maju. Dua orang di antara mereka akan dipilih untuk menjadi perwakilan peserta tim Nusantara Sehat yang akan dilantik secara simbolis dalam upacara pembukaan pembekalan ini. Wah, keren banget. Sayangnya aku sama sekali tidak tahu baris-berbaris.
* * *
Kami berkumpul di ruang Anggatra selepas penerimaan materi bela negara. Ruang ini cukup besar, plus AC di setiap sudut ruangan. Sejuk mennn.
Komandan Djoko dan Komandan Anam mengarahkan kami pada kegiatan selanjutnya.Komandan Anam berkata, "Kompi A, mana kompi A?"
Semua siswa kompi A mengangkat tangan, termasuk aku.
"Kompi A duluan, silakan kalian dengan rapi keluar dari Anggatra menuju ruang serba guna. Cepat! Cepat!"
Kami berdiri dan berbaris rapi keluar dari ruang Anggatra. Aku belum tahu kami akan melakukan apa. Yah, ikut arus sajalah. Kenapa kami mesti ikut latihan bela negara dalam pembekalan ini pun aku tidak tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovenesia
NonfiksiAku tak pernah membayangkan akan hidup seperti ini, berdiam di dunia militer meski sejenak, dan jatuh hati pada seseorang yang juga menjalani pendidikan semi militer sepertiku.