Part 2 _Yamagutchi
Yamagutchi mondar-mandir di dalam kamarnya.Ia mendengus keras seraya mengacak-acak rambutnya. Pagi-pagi Andre sudah mengabari ingin mengunjunginya. Pikiran Yamagutchi mulai kalut. Ia memang sudah merapikan penampilannya, tapi ia masih kembali mempertimbangkan pakaiannya.Haizzz aku ini kenapa? Bukankah aku selalu bisa memilih baju sesuka hati ku? Kenapa sekarang aku harus bingung sih ? pikir Yamagutchi seraya menggaruk-garuk tengkuknya.”Ya ampun, Yamagutchi kau ini sedang apa?”.”Pilih baju..”sahut Yamagutchi datar dari balik pintu lemari bajunya. “Memangnya kenapa?”.”Karna temanku mau berkunjung” ucap Yamagutchi seraya mengambil kaus putih polos berlengan panjang. Kemudian Yamagutchi menggeleng dan melempar bajunya itu sembarangan.”Kalau kau bingung, kombinasikan saja baju-bajumu...”ucap Yuri seraya mengambil kaus kaki putih milik Yamagutchi “Pakai ini.. dulu..”ucap Yuri. Yamagutchi menuruti Yuri, Yuri memang tidak terlalu moderen. Tapi pilihannya selalu bagus. “Lalu Ini dan ini..”ucap Yuri seraya mengulurkan sweeter berwarna putih dengan gambar panda dan penutup kepala yang di bagian atasnya seperti bentuk telinga beruang. Dan celana pendek kotak-kotak hitam dengan tali dipinggang yang panjangnya hingga selutut. “Nah, sudah.. bagaimana?”tanya Yuri.”Bagus, aku akan mengenakannya”ucap Yamagutchi yang segera mengubah penampilannya.
Beberapa saat kemudian terdengar ketukkan pintu. Yamagutchi berjinjit untuk melihat orang itu dari lubang pintu. Yamagutchi menghela nafasnya seraya membuka pintu itu. Andre kembali mengamati Yamagutchi,kini gadis itu mengenakan jaket bergambar panda dan celana pendek dengan corak kotak-kotak. Gadis itu mengenakan sandal hangat berwarna putih yang berbentuk kelinci.”Hai.. “ucap Andre seraya terkekeh sejenak dan menggaruk tamgkuknya.”Kau .. cantik .. Karina..”ucap Andre seraya menggaruk-garuk kepalanya. Yamagutchi tersenyum malu, pipinya itu langsung memerah seketika. Kemudian Yamagutchi mengajak Andre untuk masuk ke apartemennya. Andre menatap apartemen Yamagutchi tidak terdapat tv LCD, bau obat samar-samar tercium entah dari mana, tunggu apa? Obat? Pikir Andre seraya mengerutkan dahinya. Apa Yamagutchi sakit?Dia sakit apa? Pikir Andre. Andre kembali mengamati ruangan itu. Ruangan itu berwallpaper batu bata berwarna coklat tua, yang di semen dan tersusun rapi. Di atas meja terdapat laptop berwarna biru muda yang masih menyala. “Andre... duduklah..” ucap Yamagutchi. Yamagutchi duduk di atas karpet dia memandangi laptopnya sejenak, kemudian ia menatap Andre dengan alis terangkat. Andre duduk di sampingnya.“Boleh aku meminta saran?”. ”Saran? Buat apa?”tanya Andre datar. “Aku terbiasa membuat novel tentang aksi dan fantasi”.”Terus?”tanya Andre datar. Yamagutchi menghela nafasnya, seraya mengerucutkan bibirnya.Kemudian ia menggeser laptopnya hingga Andre dapat melihat isinya. Isinya novel lama yang kelihatannya sudah di terbitkan. Andre mulai membaca novel itu,bergenre fiksi, sedikit misteri dan aksi. Cerita yang di buatnya tampak menarik untuk di baca berkali-kali. “Lihatlah, ini salah satu saran dari beberapa orang yang membaca novel buatanku” ucap Yamagutchi seraya menunjukkan komentar tentang pembuatan topik dari para penggemarnya.”Romance Story?” tanya Andre seraya menatap Yamagutchi dengan alis terangkat. Yamagutchi mengangguk pelan.”Dan lihat ini...”ucap Yamagutchi seraya menunjukkan jumlah komentar yang sama juga dari ribuan orang hingga awak media. Andre mengerjapkan matanya seraya menatap Yamagutchi dengan alis terangkat.”Lalu?”tanya Andre datar. “Aku belum pernah menulis cerita cinta sebelumnya karna.. aku belum pernah merasakannya”. ”Untuk apa kau merasakannya? Bukankah kau sudah pernah menulis cerita fiksi?”tanya Andre datar. Yamagutchi tercengang sejenak,”Fiksi, berbeda dengan love story. Okay kau bisa membaca beberapa hal soal fiksi dan aksi atau menonton filmnya. Hanya itu.. tapi, love story itu berbeda.. lihatlah”ucap Yamagutchi kemudian ia menunjuk ke arah laptopnya. Gadis itu baru mengisi beberapa halaman. Berisi judul, prolog dan judul untuk bab pertama. Andre membaca dengan perlahan, ceritanya berakhir begitu saja, isinya hanya soal pertemuan, sedikit percekcokkan, berbaikkan, dan cinta mereka terus berlanjut selamanya. Dan tulisan tamat sudah terlihat di halaman terahir, itu pun hanya 35 halaman.