Part 18

150 5 0
                                    

Yamagutchi belum juga sadarkan diri, Hans menatap gadis itu dengan khawatir. Hans memandangi monitor jantung yang ada di hadapannya. Detak jantung gadis itu perlahan-lahan makin pelan. Gadis itu juga sudah di infus dan dipasangi alat bantu pernafasan (infelator). Hans sudah berusaha sekeras mungkin untuk membuat kondisi Yamagutchi semakin membaik, namun.. Tuhan sudah berkata lain. Kondisi Yamagutchi makin memburuk. Hans menghela nafasnya , perlahan air matanya membasahi pipinya. Bodohnya aku.. Bodoh.. bodoh... bodoh... !!! pikir Hans seraya memukul tembok dengan keras hingga tembok itu retak. Bagaimana bisa? Bagaimana mungkin? Aku sudah menjadi dokter terahli dan terkenal di rumah sakit ini. Tapi... bagaimana bisa aku ... aku tak bisa menyembuhkan Yamaguchi? Kenapa hal ini terjadi lagi? pikir Hans seraya mendengus keras. Hans beranjak keluar dari ICU. Hans tersentak ketika Andre muncul di hadapannya begitu saja. "Kau kenapa?"tanya Hans."Aku.. a-aku.." Andre kembali terdiam. Dia masih belum dapat mengucapkan kata-kata setelah membunuh kakaknya sendiri. "Kau.." ucapan Hans terhenti saat Andre menyentuh lengan Hans. Andre membagi ingatannya itu pada Hans, kejadian saat Andre membunuh Eza. Hans menghela nafasnya seraya menatap Andre."Aku.. salah.."ucap Andre lirih. "Nggak,kamu nggak salah. Eza memang sudah keterlaluan"ucap Hans seraya menghela nafasnya. Andre hanya bergeming, laki-laki itu menatap ruang ICU. "Tunggu, Hans.. ke-kenapa kau bisa ada di sini? Dimana Yamagutchi?" tanya Andre. Hans mengerjapkan matanya, "Eh.. hmm.. soal Yamagutchi.. "Hans kembali terdiam. Andre menggerjapkan matanya,"Yamagutchi.. dia.. dalam kondisi yang keritis.."ucap Andre seraya mengerjapkan matanya, laki-laki itu langsung beranjak memasuki ICU. Hans dengan cekatan kembali menahan Andre,"Dia.."ucapan Hans langsung terhenti ketika Andre menepis tangannya,"Andre!"ucap Hans seraya menarik tangan Andre,"Dengarkan aku!"ucap Hans. Andre mengerjapkan matanya, air matanya mulai membasahi pipinya. "Yamagutchi, dia memang kritis.. Tubuhnya menolak organ barunya itu. Dia hampir tak bisa ku tangani lagi..maaf.."ucap Hans lirih. Andre tersentak kaget hingga ia kembali tak bisa mengatakan apa-apa."Dia butuh waktu untuk istirahat. Besok kau boleh mengunjungi dia."ucap Hans.

Andre mendengus keras, ia duduk di kursi yang ada di hadapan ruang ICU. Andre memandang jam tangannya, ini sudah jam 2 pagi. Andre memandang peraturan untuk pengunjug yang baru boleh menjenguk saat jam 5 pagi. Andre memandang sekitarnya, suster -suster dan dokter berkeliweran mengurus dan mengontrol pasien. Andre mendengus keras, ia berdiri dari tempatnya, ia berjalan kesana- kemari di depan ICU. Andre kembali menatap sekelilingnya, ia menghela nafasnya kemudian ia menghilang begitu saja. Kini Andre sudah ada di ruang ICU. Ia melangkahkan kakinya untuk mencari Yamagutchi. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya, Andre tersentak seraya menatap orang yang menepuk pundaknya. Hans terkekeh pelan melihat Andre,"Aku sudah tau kalau kau akan nekat juga pada akhirnya.."ucap Hans. Andre terkekeh, "Gomen.."ucap Andre seraya menghela nafasnya."Tak apa.. "ucap Hans lirih seraya membuka korden. Andre menatap Yamagutchi yang belum juga sadarkan diri. Andre duduk di kursi kayu seraya menatap Yamagutchi."Setelah dia sadar, ngobrol lah selama yang kau mau.. dan dia akan segera ku oprasi hari ini.. jika kau sudah selesai bicara dengan gadis itu.. tekan lah bel itu.. aku akan segera datang.."ucapHans seraya menunjuk bel yang menempel di tembok di sebelah Andre. Andre mengangguk seraya tersenyum,"Arigatto.."ucap Andre lirih seraya menatap Yamagutchi. Hans mengangguk pelan seraya beranjak pergi. Andre tersenyum seraya mengusap pipi Yamagutchi. "Kau tak perlu memberikan aku apapun .. tapi .. setidaknya.. bukalah matamu untukku. Itu saja.. sudah membuatku bahagia dan bersyukur.."ucap Andre seraya menghela nafasnya.

Yamagutchi membuka matanya perlahan-lahan, ia tersentak ketika melihat Andre yang sudah duduk dan menatapnya,"Andre.. a-apa yang terjadi padaku.."ucap Yamagutchi seraya menatap infus dan menitor jantung yang berbunyi cukup keras di sampingnya."Andre.."panggil Yamagutchi. Andre menghela nafasnya,"Kamu.. "Andre terhenti sejenak ia kembali menghela nafasnya,"Kamu membuatku ketakutan kali ini..."ucap Andre seraya terkekeh dan mengelus kepala Yamagutchi.."Ketakutan? Akulah yang ketakutan, kenapa kau membawaku ketempat yang mengerikan ini?"tanya Yamagutchi. Andre menghela nafasnya,"Kondisimu.. k-keritis.." ucap Andre lirih. Yamagutchi tersentak , namun kemudian gadis itu tersenyum."Kau pada akhirnya akan selalu tau kondisiku Andre.."ucap Yamagutchi seraya terkekeh. Andre mengerjapkan matanya,"Kenapa kau malah tersenyum?"tanya Andre.Yamagutchi memiringkan kepalanya,"Kondisi ku memang akan semakin memburuk..tubuhku perlahan-lahan menolak paru-paruku yang baru ini.." ucap Yamagutchi seraya tersenyum. Andre menggelengkan kepalanya, ia beranjak menekan bel. Namun Yamagutchi menarik tangan Andre,"Aku , aku belum siap Andre.. aku belum siap untuk di oprasi lagi.."ucap Yamagutchi lirih. Andre mengurungkan niatnya ia menatap Yamagutchi,"Apa.. apa yang perlu kulakukan untuk mu?"ucap Andre lirih. "Kau tak perlu melakukan apapun.."ucap Yamagutchi seraya menghela nafasnya dan menatap monitor jantungnya yang semakin melambat. Yamagutchi terkekeh seraya menatap Andre. "Andre.. kalau.. k-kalau, aku tak bisa bertahan.. a-apa kau mau merubahku menjadi vampir?"tanya Yamagutchi.Andre tersentak seraya mengerjapkan matanya,"Aku nggak akan menghisap darahmu .."."*Doste?*"(*Kenapa?) tanya Yamagutchi. Andre menghela nafasnya,"Eh, hmm i-itu karena... a-aku.."Andre menghentikan kata-katanya ketika Yamagutchi menyentuh pipi laki-laki itu.."Aku ngerti.. kamu cuman nggak mau aku jadi monster penghisap darah bukankah begitu?"tanya Yamagutchi. Andre mendengus pelan. Mata Yamagutchi mulai berkaca-kaca."Aku ngerti.."ucap Yamagutchi lirih. "G-gomen.. ne.."ucap Yamagutchi lirih , kemudian Yamagutchi menutup matanya dengan perlahan dan menghembuskan nafas terakhirnya.

Andre membeku di tempatnya, ia berdiri di luar ruang ICU. Hans yang barus saja keluar dari ruangan itu tak bisa berkata apa-apa. Ia menatap Andre dengan putus asa.."A-andre..". "Bagaimana keadaannya?"sahut Andre."I-ini keputusan terakhirmu.. satu-satunya cara untuk mengembalikan gadis itu."ucap Hans. "A-apa?"tanya Andre."Gadis itu sekarat.. aku tak bisa menolongnya.. Tapi.. hanya ada satu-satunya cara untuk membuat dia kembali.." ucap Hans memberikan seraya memberikan tabung berisi cairan yang berwarna ungu dan sebuah suntikkan."i-ini.."."Itu racun vampir.. ini.. keputusan terakhirmu, gigit gadis itu dan hisap darahnya, dan masukkan racun vampir itu lewat jantungnya."sahut Hans. Andre mengerjapkan matanya,"Andre.. keputusan berada di tangan mu.. gadis itu masih ada di ICU. Ini kesempatan terakhir mu.. kalau kau masih mau dia hidup.. inilah satu-satunya cara..aku harap kau cepat menentukan keputusanmu... sebelum gadis itu di pindahkan ke kamar mayat.."ucap Hans seraya berlalu. Andre mengerjapkan matanya, Apa yang harus aku lakukan..? pikir Andre seraya mendengus kesal,Aku.. aku tak bisa merubah Yamagutchi menjadi vampir.. Jadi.. a-aku harus mau kehilangan dia..

SukidayoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang