5; Patah hati dan Jadian

90 37 19
                                    

"Sosok kamu disana tampak ilusi di penglihatanku. Kamu memeluknya dengan pandangan mengarah padaku, mencoba meyakinkanku atas tatapanmu yang sungguh aku tak mengerti."

***

PAGI ini Nilam tampak berbeda dari biasanya. Dari mulai wajahnya yang berseri-seri dan penampilannya yang tampak lebih manis.

Baik, sebut saja Nilam terlalu percaya diri. Namun, tak bisa di bohongi cewek itu merasa akan ada sesuatu yang Dimas berikkan padanya.

Selain pesan malam yang lupa Nilam balas, tadi pagi pun cowok itu kembali memberikkan sederet pesan singkat. Seperti;

Selamat pagi Nini;)

Aku jemput kamu jam 6:15 ya.

Biar kamu gak telat, hehe.

Dan Nilam pun membalas dengan senyuman yang tak kunjung pudar dari bibir mungilnya.

Sehat, mas?

Btw, masmas lagi Kenapa si?

Namun, sekarang Nilam mendesah karena sudah sepuluh menit cowok itu mengabaikkan pesannya.

"Anju, di read doang ternyata!"

Rasanya Nilam ingin berkata sekasar-kasarnya ketika Dimas hanya membaca pesannya. Dan detik berikutnya cowok itu  memberi balasan yang membuat Nilam bete setengah mati.

Maaf, Ni gue gajadi jemput.

Tunggu, gue Dimas kenapa lagi ya, Tuhan!

***

Setelah sampai di kelas Nilam memicingkan matanya. Tidak ada siapapun dikelasnya tetapi bangku-bangku sudah di huni oleh para tas.

Masih jam 6:50!

Nilam mengerutkan aliasnya ketika melihat arloji yang melingkar di lengan kirinya. Dia Tidak ke pagian atau pun kesiangan. Lantas, kemana perginya para penghuni kelas?

Berhubung pagi-pagi begini Nilam malas berpikir keras. Cewek itu memutuskan untuk keluar, bertanya pada kelas tetangga mungkin hal yang efektif.

"Apaan tuh, rame-rame? Apa mungkin mereka disitu, ya."

Nilam mengurungkan niatnya bertanya pada tetangga. Dia memilih melangkah pada kerumunan yang di sesaki manusia-manusia. Dan Nilam mengenali para manusia itu, iya teman-teman sekelasnya.

"Rik, ada Apaan, sih?" tanya Nilam pada Rika, sekertaris dikelasnya.

Rika melotot tak percaya. "Demi apa lo gak tau, Ni?"

Nilam bingung dengan tingkah sekertaris kelas itu. "Gak tau apa si? Gue 'kan Baru dateng." jawab Nilam sedikit jengkel.

"Dimas lagi nembak Aulia."

Rasanya dunia Nilam seketika hancur. Nilam memandang Rika tak percaya.

"Dimas Renza nembak Aulia Aryani, gitu maksud lo?" tanya Nilam memastikkan. Siapa tahu bukan Dimasnya dan Siapa tahu bukan Aulia sahabatnya. Di PeKa yang bernama Aulia banyak, nama sahabatnya itu 'kan pasaran.

Forgive My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang