3; Dimas dan cowok jangkung

120 53 22
                                    

"Cuma kamu dan hanya kamu yang terus berlarian dipikiranku."

***

DIMAS nama itu terus memenuhi isi pikiran Nilam. Sudah satu bulan mereka menjalin masa pendekatan, tapi Dimas tak kunjung meresmikan statusnya. Keduanya sudah seperti sebastian. Mesra-mesra layaknya orang pacaran, bahkan panggilan mereka kini sudah aku-kamu.

Nilam jadi berpikir, apa dia hanya terlalu percaya diri sampai berpikir bahwa Dimas menyukainya. Lantas kode-kode Dimas selama ini apa, sekedar harapan semu saja.

Ah, Nilam pusing.

"Kenapa, Ni?" Ifya menegur Nilam yang sedari tadi berbaring seraya melamun.

Omong-omong siang ini hari minggu. Nilam dan Aulia tengah berkunjung ke rumah Ifya. Ketiganya tengah menonton Drama korea yang tengah digandrungi remaja.

"Gapapa." Nilam menggeleng lalu mencoba Untuk fokus pada layar dilaptop Ifya.

Aulia mencibir, "Gapapa tapi muka lo kusut gitu." Katanya tanpa mengalihkan tatapannya pada laptop.

"Cerita dong, Ni." Bujuk Ifya.

Pasrah, Nilam menghela napas panjang. Dia harus menceritakan ke galauannya pada Aulia dan Ifya. Siapa tahu dua cewek itu bisa membantunya.

"Gue bingung," Mulai Nilam. Ifya dan Aulia langsung memfokuskan tatapannya pada Nilam. Menunggu sahabatnya itu melanjutkan cerita.

"Dimas," Ifya menautkan sebelah alisnya, bingung dengan cerita Nilam yang setengah-setengah.

"Aduh, gimana ya!" Nilam menggaruk kepalanya. Bingung, ingin memulai dari mana.

"Kamu yang bener dong, Aku jadi bingung." Komentar Ifya.

"Gue bingung sama Dimas. Dia selalu kasih gue kode-kode gitu dan bukannya gue geer atau gimana, Dimas kek suka sama gue. Tapi,"

Ifya gregetan ketika lagi-lagi Nilam menggantungkan ceritanya. "Tapi apa?"

Nilam mendesah pelan, sebelum melanjutkan kalimatnya Nilam lebih dulu menutupi wajahnya. "Tapi dia nggak nembak-nembak gue. Gue takut cuma dikasih harapan doang, 'kan nyesek." Nilam masih setia menutup wajahnya. Cewek itu malu.

"Menurut Aku status gak penting sih, Ni. Mungkin juga Dimas lagi nyusun rencana buat nembak kamu, atau bahkan dia takut kalo dia nembak kamu kalian jadi berubah karena Dimas mikirnya kamu gak punya perasaan yang sama." Nilam mencoba mengenyahkan lengannya dari wajah, menatap Ifya yang sepertinya ingin bertransformasi menjadi Mario Teguh.

"Aku gak pinter kasih saran cinta-cinta gini sih. Tapi satu saran dari aku, kalau kamu bener-bener suka sama dia ikutin aja alurnya selagi dia cuma deket sama kamu dan percaya aja kalo kalian saling suka dan suatu saat Dimas bakalan resmiin hubungan kalian. Gak ada salahnya Ni nunggu yang pasti." Nilam takjub ternyata Cewek polos semacam Ifya bisa mempunyai pikiran dewasa tentang perasaan.

Nilam tersenyum seraya mengangguk. "Makasih, Fy, Ul."

Ifya membalas dengan senyuman sedangkan Aulia memalingkan wajahnya. Sesak, melihat Nilam ternyata begitu mencintai Dimas.

Forgive My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang