5

4K 48 1
                                    

Belum selesai dia berkata mendadak terdengar suara desiran tajam berkumandang datang serentetan cahaya tajam dengan menerobosi horden melayang masuk kedalam.
Siauw Ling kerutkan alisnya dengan sebat ia menangkap datangnya senjata rahasia tersebut.
"Samya! ruangan dalam kereta terlalu sempit agak susah bagi kita untuk berkelit, lebih baik kita keluar dari kereta saja" bisik Kiem Lan lirih.
"Baik kau baik2lah menjaga kedua orang itu sehingga jangan sampai mereka kena dicelakai."
"Budak akan berjuang sepenuh tenaga."
Ia tahu kepandaian yang dimilikinya tak bakal bisa menyamai seperti kepandaian Siauw Ling dimana dengan sebab dia dapat menangkap senjata rahasia dengan cepat pedangnya diloloskan kemudian menghadang dihadapan Giok Lan serta Tong Sam Kauw.
Ketika Siauw Ling telah melonca keluar dari kereta dan mendongak tertampak olehnya dua ekor kuda jempolan dengan gagah telah berhenti kurang lebih tujuh delapan depa dihadapannya.
Orang pertama mempunyai wajah persegi dengan sepasang mata yang bulat besar berwajah merah bercahaya jenggot putih sepanjang dada dan memakai jubah warna biru.
Dia bukan lain adalah sinaga sakti berlengan delapan Toa Bok Ceng.
Disisinya berdiri seorang dara berbaju hijau yang mempunyai paras cantik dan menyoren sebilah pedang pada punggungnya.
Setelah menyapu sekejap wajah kedua orang itu Siauw Ling segera merangkap tangannya menjura.
"Oooouw....kiranya Toa Bok Ceng thayhiap."
"Musuh buyutan selalu merasa jalan didunia terlalu sempit. Disini kembali kita berjumpa" potong Toa Bok Ceng dingin.
Siauw Ling tersenyum.
"Kalian berdua terus menerus mengintit diri cayhe. Entah apa maksud kalian?"
"Hmmm....tak usah kami repot2 turun tangan nanti bakal muncul orang lain yang datang mencari balas dengan dirimu."
Ia berpaling sekejap ke arah si dara berbaju hijau itu tambahnya, "Soat jie, mari kita pergi."
Sekali sentak tali les ia larikan kudanya melanjutkan perjalanan.
Sang dara berbaju hijau itu menyahut iapun keprak kudanya menguntil dari belakang Toa Bok Ceng.
Melihat kedua orang itu berlalu tanpa mencari urusan dengan dirinya Siauw Ling jadi tercengang dengan termangu2 dipandangnya bayangan punggung kedua orang itu hingga lenyap dari pandangan.
"Apa maksud mereka terus menerus menguntit" pikirnya di dalam hati. "Mengapa setelah berjumpa dengan aku lantas keprak kuda tinggal pergi? urusan dalam dunia kangouw sungguh banyak yang aneh dan mengherankan...."
"Samya mari kita lanjutkan perjalanan" terdengar suara yang halus dari Kiem Lan berkumandang dari sisinya menyadarkan pemuda ini dari lamunan.

Siauw Ling menghembuskan napas panjang.
"Aaaai! benar ia pasti bertujuan demikian" gumamnya seorang diri.
"Samya apa kau kata?" seru Kiem Lan keheranan.
"Aku maksudkan sinaga sakti berlengan delapan Toa Bok Ceng tentu datang kemari untuk memeriksa bagaimana dengan lukaku! Kiem Lan aku lihat banyak bahaya yang akan kita temui selama perjalanan kita selanjutnya."
"Bukan saja mara bahaya akan banyak dijumpai asalkan kau tak mau buang kereta dan melanjutkan perjalanan dengan menjura mungkin selama hidup tak bakal menemui suatu haripun dengan hati tenang" pikir Kiem Lan di dalam hati.
Tapi diluaran ia menyahut dengan suara halus.
"Orang budiman selalu mendapat perlindungan Thian terhadap manusia sejati macam Samya tentu akan mendapat bantuan dari Thian."
Siauw Ling tidak banyak bicara lagi perlahan-lahan ia naik ke dalam kereta dan menyingkap horden kereta.
Dilihatnya seluruh tubuh Giok Lan basah kuyup oleh keringat wajahnya menunjukkan kesakitan sehingga keadaannya amat mengerikan sebaliknya Tong Sam Kauw masih tetap bersikap bodoh dan termangu2 sama sekali tidak terjadi perubahan pada dirinya.
Kiem Lanpun tidak banyak beribut dia ayun cambuk melarikan kudanya untuk melanjutkan perjalanan.
Baru saja mereka melanjutkan perjalanan sejauh dua tiga li mendadak terdengar beberapa kali suara ringkikan keras beberapa ekor kuda jempolan penarik kereta bersama2 roboh binasa diatas tanah.
Melihat kejadian itu Kiem Lan tertegun.
"Samya keempat ekor kuda kita kena dibokong orang dan sama2 roboh binasa."
Padahal tak perlu ia bicara Siauw Ling sudah turun dari kereta untuk melakukan pemeriksaan dengan teliti.
Akhirnya ia menghela napas panjang.
"Keempat ekor kuda kita sama2 kena terbokong senjata rahasia yang sangat beracun, hanya saja senjata rahasia tersebut sangat kecil benuknya sehingga waktu itu kita semua sama sekali tidak merasa...."
"Mungkinkah hal ini hasil dari perbuatan Toan Bok Tjeng?"
"Mungkinkah dia...."
Mendadak Kiem Lan tertawa.
"Demikianpun baik juga. Hal ini akan memaksa Samya untuk lepaskan kereta dan melanjutkan perjalanan dengan menyaru."
"Urusan tak akan gampang apa yang kau pikirkan, aku rasa merekapun telah menyusun suatu rencana...."
Belum habis pemuda ini menyelesaikan kata2nya mendadak terdengar suara suitan nyaring berkumandang datang.

Bayangan Berdarah (Wo Lung Shen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang