26

2.5K 40 0
                                    

Tetapi sebelum memperoleh persetujuan dari Siauw Ling, iapun tidak berani ambil keputusan sendiri. Terpaksa masalah itu ia simpan dalam hati dengan mulut tetap membungkam.

Untuk beberapa saat lamanya suasana dalam kalangan jadi sunyi senyap tak kedengaran sedikit suarapun.

Lama.... lama sekali, Im Yang-cu baru menghela napas panjang dan berkata;

"Perbuatan Be-heng masuk ke dalam perkampungan Pek Hoa San Cung telah tersiar luas dalam dunia persilatan, semua rekan Bu-lim sama2 kagum atas keberanian dan semangat gagah dari Be-heng ini"

"Aaai....! sebenarnya siauwte cuma menemani seseorang belaka.... bicara terus terang, kali ini kami bisa tinggalkan perkampungan Pek Hoa San Cung dalam keadaan selamat, kecuali peroleh bantuan dari Sun Put Shia sang tiangloo dari Kay Pang kamipun telah mendapat bantuan seorang tokoh sakti"

"Siapakah orang itu?"

"Selamanya siauwte tidak suka bicara bohong, orang itu sekarang dan detik ini berada disini cuma saja sebelum peroleh persetujuannya siauwte tak berani ambil keputusan untuk mengutarakan namanya...."

Ia meraba surat dalam sakunya lalu menambahkan, "Surat inipun juga surat yang ditujukan kepadanya, siauwte tak berani bertindak sembarangan".

"Begitu misteriuskah orang itu?" seru Cheng Yap Cin sambil menyapu sekejap keseluruh kalangan.

"Menurut apa yang cayhe ketahui, orang itu sudah menutupi wajah aslinya dengan penyaruan ia terpaksa berlaku misterius sebab ada kesulitan2 yang sukar diutarakan kepada orang lain".

"Kalau demikian adanya, Be-heng pun tak perlu memperkenalkan orang itu kepada kami!"

Sengaja Cheng Yap Cin mengucapkan kata2 itu dengan suara keras, agaknya ia sengaja berbuat demikian untuk memancing kemunculan orang tersebut dengan sendirinya.

Siapa sangka Siauw Ling bersembunyi dipunggung bukit ia sama sekali tidak mendengar apa yang mereka ucapkan, tentu saja tak mungkin sianak muda itu munculkan diri.

Setelah musuh tangguh berlalu, sipadri pemabok, sipengemis kelaparan serta Suma Kan sekalianpun munculkan diri dari semak belukar disisi jalan.

Sinar mata Cheng Yap Cing segera dialihkan ke atas tubuh Suma Kan dan mengawasinya tajam tajam, bibirnya bergerak seperti mau mengucapkan sesuatu namun akhirnya maksud itu dibatalkan.

Buru-buru Be Boen Hwie berseru, "Mari.... mari.... siauwte perkenalkan kalian berdua, saudara ini adalah siperamal sakti dari lautan Timur Suma Kan."

Kemudian berpaling ke arah Cheng Yap Cing sambungnya.

"Saudara ini adalah Cheng Yap Cin Thay-hiap dari Bu Tong Pay."

"Suma-heng" Cheng Yap Cing menyapa seraya menjura.

Suma Kan adalah seorang manusia yang bertinggi hati, semula ia bermaksud datang kedaratan Tionggoan untuk bikin peristiwa yang menggemparkan seluruh kolong langit sekalian populerkan nama sendiri.

Siapa sangka apa yang diharapkan tidak tercapai dan ia sudah jumpai peristiwa yang menggetarkan hatinya, seketika itu juga ambisi yang semula berkobar dalam hatinya padam dan lenyap tak berbekas.

Menyaksikan Cheng Yap Cin gagah dan hebat iapun segera balas memberi hormat sambil menyahut, "Selamat berjumpa muka!"

"Suma-heng, apakah kau baru pertama kali ini menginjakkan kakimu didaratan Tionggoan?"

"Siauw-te dilahirkan didaratan dan dibesarkan disebuah pulau ditengah samudra, kali ini aku pulang kedaratan Tionggoan walaupun masih merasakan keadaan kampung halaman namun terhadap setiap manusia yang ada disini merasa tertarik sekali, kenangan masa lampau sudah buram dalam ingatanku".

Bayangan Berdarah (Wo Lung Shen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang