30 (Tamat)

3.8K 66 3
                                    

Walaupun dalam hati Tok Chiu Yok Ong merasa sangat gusar, tetapi ia tidak sanggup untuk mengumbarnya keluar, terpaksa sambil mendengus dingin serunya kembali, "Siauw-heng, apakah hanya seorang gadis pun dapat menghalangi perjalanan kita?"

"Selamanya cayhe utamakan adat istiadat lebih dahulu sebelum menggunakan kekerasan...."

Tiba-tiba ia pertinggi suaranya dan bersru, "Nona bila kau ada perkataan cepatlah diutarakan, seandainya tuan rumah gua ini tidak sudi berjumpa dengan kami, terpaksa kami sekalian akan menerjang masuk dengan kekerasan."

"Apabila kalian berani maju selangkah lagi kedepan, aku segera akan menggerakkan alat2 rahasia yang dipasang disekitar sini."

Dengan cermat Siauw Ling membedakan arah suara gadis itu , setelah menentukan arah yang tepat mendadak ia membentak.

"Nona, ber-hati2lah...."

Ia enjotkan badan dan menubruk kemuka dengan hebatnya.

Terasa cahaya dingin berkelebat lewat, angin sedang men-deru2 menyambar kemuka, bersamaan itu pula dari dinding lorong berkumandang suara gemericikan yang nyaring.

Baik si Raja Obat Bertangan Keji maupun Sepasang Pedagang dari Tiong Chiu semuanya merupakan jago-jago kawakan yang sudah punya pengalaman luas dalam menghadapi musuh tangguh, mendengar suara tersebut kewaspadaan mereka dipertingkat, seluruh perhatian dipusatkan ke arah depan dan dengan langkah lebar menerjang kemuka.

Siauw Ling ayunkan telapak kanannya melancarkan segulung angin pukulan yang maha dahsyat, pedang yang menyerang datang dari sisi tubuhnya seketika terbendung. sementara jari kirinya menotok kemuka melancarkan sebuah serangan balasan.

Terdengar jeritan tertahan yang amat nyaring menggema dalam lorong, tiba-tiba gadis itu menarik kembali pedangnya dan melarikan diri dari situ.

Melihat musuhnya ngacir, Siauw Ling segera mengejar kedepan walaupun harus menempuh bahaya.

Tok Chiu Ong serta Tiong Chiu Siang Ku pun pada saat yang bersamaan dengan suatu gerakan tubuh paling cepat mengejar ke belakang tubuh Siauw Ling.

Blummm! Blummm! ditengah dua ledakan dahsyat, dari atas atap lorong se-konyong2 meluncur jatuh dua buah batu cadas yang luar biasa besarnya.

Seandainya Siauw Ling tidak melancarkan serangan dahsyat sehingga memaksa gadis itu rada lambat menggerakkan alat rahasia tersebut, sekalipun Tok Chiu Yok Ong serta Tiong Chiu Siang Ku memiliki gerakan tubuh yang amat cepatpun, tak bisa dihindari lagi mereka pasti akan terluka oleh tindihan batu cadas itu.

Si Sie poa emas Sang Pat berpaling memandang sekejap ke arah batu cadas tersebut. tampaklah seluruh lorong telah tersumbat penuh oleh batu tersebut, asal gerakan mereka lebih lambat sedetik saja niscaya dia serta Tu Kioe sudah mati konyol.

Terkenang peristiwa yang baru saja berlangsung, tak kuasa lagi ia berseru lirih, "Sungguh berbahaya! sungguh berbahaya."

Sang-heng, harap kau memimpin jalan dengan andalkan cahaya mutiara tersebut." terdengar Tok Chiu Yok Ong berseru dengan suara cemas. Keadaan yang kita hadapi sekarang terlalu kritis, apabila mereka sempat menggerakkan seluruh alat rahasia yang dipasang disekitar lorong ini, niscaya kita bakal celaka. Mari kita terjang terus ke dalam dan tak perlu sungkan2 lagi".

"Ucapan Yok Ong sedikitpun tidak salah" sahut Sang Pat seraya meloncat kehadapan Siauw Ling, kemudian dari sakunya ia ambil keluar senjata sie-poa emasnya dan melangkah maju kedepan dengan langkah lebar.

"Saudara Sang, kau harus ber-hati2″ teriak Siauw Ling memberi peringatan.

"Tak usah toako kuatirkan.

Bayangan Berdarah (Wo Lung Shen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang