Selesai membinasakan boesu tersebut, Siauw Ling melanjutkan usahanya merampas obor tersebut.
Mendadak terdengar jeritan tajam berkumandang dari sisi pohon, sesosok bayangan hitam loncat keluar dari pepohonan dan menubruk ke arahnya.
Siauw Ling tidak sempat putar badan lagi, laksana kilat ia putar telapak kirinya mengirim sebuah babatan.
Bluumm....! dengan telak serangannya bersarang ditubuh bayangan tersebut, terdengar jerit melengking menggema diangkasa, tubuh bayangan tadi mencelat ke arah belakang.
Dari jeritan itu Siauw Ling dapat menangkap suara tersebut tidak mirip suara manusia ia jadi tercengang. ketika ia menengok tampaklah bayanganhitam itu sudah mencelat dua tombak jauhnya dari kalangan dan lenyap dibalik pepohonan.
Sementara ia masih berdiri tertegun, kembali muncul sesosok bayangan hitam dari sisi kiri langsung menubruk ke arahnya.
Kali ini Siauw Ling sudah bikin persiapan, ia mengempos tenaga badannya mendadak mundur tiga depa ke belakang, telapak kanannya berkelebat mencengkeram bayangan hitam itu.
Siauw Ling segera melihat ke arah bayangan tersebut, ternyata mahluk yang dicekal olehnya saat ini bukan lain adalah seekor monyet berbulu hitam. ia jadi jengkel. sambil melemparkan monyet tadi kedepan makinya, "Sialan.... sampai monyetpun digunakan untuk mencelakai orang...."
Tiba-tiba Kiem Lan percepat langkahnya mendekati sianak muda itu, serunya, "Siangkong cepat mundur!"
Walaupun dalam hati Siauw Ling tidak ingin kembali, namun ia tahu ucapan tersebut pasti mengandung maksud tertentu maka ia segera mengundurkan diri.
"Apakah mahluk hitam yang barusan kau tangkap adalah seekor monyet berbulu hitam?" tanya Kiem Lan kemudian.
"Benar hm, agaknya permainan setan dari perkampungan Pek Hoa San Cung sudah hampir habis digunakan."
"Apakah kau tergigit?
"Karena kurang hati2 tangan kiriku sudah kena tergigit oleh monyet itu."
"Bagian mana yang tergigit?" tanya Kiem Lan cemas. "Cepat salurkan hawa murni dan tutup seluruh peredaran darah, kemudian papas kutung tangan kirimu ini."
"Kenapa?"
"Ditubuh serta mulut monyet itu penuh mengandung racun keji, apabila kau tidak cepat-cepat mengutungkan tangan kirimu itu, maka setelah daya racunnya bekerja kau akan menjadi gila. jangan dikata budak sekalipun Loo-ya serta Hujien tidak akan kau kenali lagi."
"Aaaa, benarkah ada kejadian seperti ini?"
"Siangkoan urusan tak boleh ditunda lagi" seru Kiem Lan sambil mengucurkan air mata saking gelisahnya. "Pada saat ini tiada waktu bagi budak untuk banyak bicara, cepat-cepatlah kutungi dahulu lengan kirimu...."
Diam2 Siauw Ling atur napas melakukan pemeriksaan, ia tidak temukan tanda-tanda keracunan maka serunya.
"Aku baik sekali!"
"Siangkoan benarkah kau tidak merasakan tanda-tanda keracunan?"
"Apakah aku sedang membohongi dirimu?"
"Sungguh aneh sekali, seluruh tubuh monyet itu mengandung racun keji dan daya karyanya luar biasa, jangan dikata kena tergigit sekalipun tersentuh dengan bulu tubuhnya pun sudah cukup membuat seseorang keracunan, bahkan daya kerja racun itu cepat sekali tetapi siangkong...."
Siauw Ling tahu, ia bisa tidak terluka sebab lengannya memakai sarung tangan dari kulit ular yang kebal terhadap segalam macam racun, diam2 ia bersyukur segera bisiknya lirih, "Kalau begitu cepat-cepatlah beritahu kepada mereka, hati2 dengan racun ditubuh monyet2 itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayangan Berdarah (Wo Lung Shen)
Aktuelle LiteraturLanjutan "Rahasia Kunci Wasiat" Itulah anggota Pet Toa Hiat Im atau delapan orang sukma bayangan berdarah yang diciptakan Toa Cungcu tak kusangka dari delapan sukma bayangan berdarah kini sudah ada empat orang yang hadir. Aku berani memastikan kali...