After our wedding

58 3 0
                                    

**Camellia

Kuterbangun pagi ini lebih awal dari biasanya dan langsung meraih hp untuk melihat jam. Hari ini suamiku akan pulang ke rumah, kuliahnya libur karena Natal. Kusegera mandi dan bersiap menuju bandara. Sampai bandara sudah pukul 05.00 dan kurasakan dinginnya pagi ini. Aku mengetik email untuk menghubunginya. Pagi ini di bandara masih sepi dan hanya beberapa orang saja yang di sana. Aku mulai merapatkan tanganku ke dada. Aku memandang berkeliling dan belum menemukan keberadaannya dan kuputuskan untuk duduk menjauhi AC. Jaketku makin kurapatkan ke tubuhku agar lebih hangat. Seseorang mengusap kepalaku dari belakang dan kurefleks menengok ke atas.

"Kau kedinginan."

"Tentu saja aku kedinginan."

Dia terlihat lebih kurus dari terakhir aku lihat dan kulit tangannya lebih putih. Dia tersenyum dan menampakkan gigi taring yang membuatnya terlihat manis. Rata-rata temannya dan temanku menganggap dia tampan, tapi aku lebih berpendapat dia manis.

"Kau ke sini sendirian?"

"Ya, aku tidak ingin merepotkan ayah atau orang rumah."

"Naik taksi?" Dia akhirnya duduk di sebelahku dan memberikan kopi Mocca panas kepadaku.

Aku menyesap sedikit kopi tersebut,"Enggak, aku naik motor. Keuanganku baru kacau"

"Uang yang aku transfer kemarin habis?"

Aku memonyongkan bibirku secara refleks,"Ya, bisa dikatakan begitu."

Dia menarik napas kuat dan menghembuskannya. Sikap itu, bagiku dia seperti akan marah tapi menahannya. Tanganku ditarik olehnya setelah dia berdiri.

"Ayo kita pulang. Aku capek sekali dan ingin cepat tidur." Dia menggandeng tanganku dan kami mulai berjalan menuju lokasi parkir. "Kau yang di depan ya."

"Ok." Ku berpikir sepentar,"Kau mau kuantar ke mana mas?"

"Ke rumahmu saja. Rumahmu lebih dekat. Nanti setelah aku tidur aku akan ke rumah pusat."

"Hm, aku tak bisa ikut denganmu. Nanti aku ke kampus ketemu dosen. Siangnya aku ke rumah sakit."

"Aku tidak memintamu untuk ikut denganku." Dia terseyum menggoda ke arahku

Kusodok tangannya dengan keras. Dan dia meringis kesakitan.

"Ya, nanti titip salam buat kakekmu. Aku nemuin kakekmu besok saja pasti nanti bakal di tahan sama kakek di rumah pusat."

"Iya cucu kesayangan."

Dia memutar bola matanya dan memencet idungku "Agh, sakit. Kdrt nih namanya."

"Itu bahkan tak ada bekasnya Camellia." Dia tersenyum lagi.

9.9

All MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang