Leona

Part 10

Bila cinta menggugah rasa
Begitu Indah mengukir hatiku
Menyentuh jiwaku
Hapuskan semua gelisah

Kunyanyikan penggalan lagu Begitu Indah ciptaan Piyu, lantang, sambil membayangkan kejadian-kejadian yang kualami bersama Leona. Mulai dari kami pertama kali kenal, hingga aku mencium keningnya. Lagu itu mengiringi lembar demi lembar kenangan, dan di dalam kepalaku, kalimat-kalimat yang dia ucapkan itu berjalan-jalan bagaikan awan.

Aku tercengang sendirian. Setibanya di rumah, aku langsung berbaring di kamarku, di atas kasur yang berantakan. Aku tercengang karena wah, aku dan Leona memiliki kenangan. Kenangan! Ada kenangan yang menceritakan aku dan dia. Kenangan yang indah, yang meski isinya hanya hal-hal yang kecil, sederhana, bahkan yang sebetulnya konyol dan tidak penting, itu semua terukir di hati, dan di tiap aku mengenangnya, aku merasa sanggup menumpas gundah. Kegundahan tentang aku, tentang hidup.

"Kenangan adalah sesuatu yang mahal, yang seharusnya bisa menyemangatkan." Kataku ke diri sendiri. Aku mengucapkannya, terucap begitu saja. Dia, Leona, senyumnya, suaranya, caranya berbicara, hal-hal menyebalkan yang dia lakukan itu pada akhirnya terasa manis, dan dia, wajahnya, telah menjadi satu-satunya cahaya di dalam pejamku sebelum pulas. Tak lama setelah kuberucap, aku tertidur. Kelelahan. Pulas.

***

YANG (TAK) KUTAKUTKAN ADALAH...

Perjalanan yang berliku-liku, kulewati. Lorong yang gelap, kulewati. Jalan yang berbatu, kulewati. Sungai yang panjang, kuarungi. Bukit yang tinggi, kudaki. Aku berlari-lari seperti dikejar, padahal mengejar. AKu tidak tahu apa yang sedang kukejar. Kemudian kulihat sebuah jurang yang tinggi, di bawahnya hanyalah kegelapan. Sementara di seberang, kulihat Leona. Ia menatapku, tangannya mengepal, matanya begitu tajam, dan sambil menitikkan air mata kemarahan, ia berteriak, "ternyata cinta adalah sesuatu yang harus aku pertanyakan, Josh! Ternyata selama ini aku telah salah! Kamu tahu kenapa? Karena aku begitu menginginkanmu, aku menjadi bodoh, bebal, dan mengandalkan diri sendiri. Kamu sama sekali tidak layak menjadi warna yang cerah bagi hariku, bahkan menitku, bahkan mencintaimu, itu kekeliruan. Pergilah, aku ingin melompat ke jurang. Kebahagiaan yang denganmu itu omong kosong. Kau lelaki yang tak bisa apa-apa, dan aku menyesal. Pergi!"

Mendengar hal itu, aku sangat kaget. Aku tidak pernah mendengarnya berbicara dengan bahasa seperti itu. "Le, kamu ngapain?"
"Kamu, kamu menyusahkan. Pergi! Hidupku rusak karena kamu ada!" Suaranya semakin lantang. Membentakku. Sama sekali bukan Leona yang kukenal.
"Kamu kenapa?" Kutanya lagi.
"Masih tidak mengerti? Josh, ketulusanku adalah tempat yang besar dan megah, tapi hidupmu begitu kecil dan kotor untuk itu. Pergi!" Bentaknya lagi.
"Kamu kenapa sih kayak kerasukan??"
"PERGIIIIIIIIIIIIIIIII!"
"Le!"
"Josh, aku benci kamu."
"Leona...... Le!"

Leona melompat ke jurang, dan aku melompat juga. Kami terjatuh ke jurang yang gelap, hingga akhirnya aku terbangun dari mimpiku. "Bangke!" Nggak jelas banget mimpinya.

***

Tidur yang panjang, aku bangun-bangun sudah sore. Kucek HP, ada banyak SMS. Ada 3 SMS dari Karin, 1 SMS dari Ronny, 1 SMS dari Yohanes, 2 SMS dari Leona, 1 SMS dari mama. Ada dua miskol dari Ronny, ada 3 miskol dari Leona, dan satu miskol dari Karin. Kubaca dan balas hujan SMS satu persatu. ((((((hujan)))))

SMS pertama dari Karin:
Hey..
SMS kedua dari Karin:
Hmm... sombong.
SMS ketiga dari Karin:
Kamu menghilang. :)
Kubalas:
Hey..
Dibalas lagi:
:)

SMS dari Ronny:
BRUUUUUURRR... GUE PENGEN CERITA. DINDA, BRUR... GILE GILE GILE... LU DI MANA? KE RUMAH GUE SINI BURU!
Kubalas:
HAHAHAHAHAHAHA... KETEBAK NIH CERITANYA! YAUDAH NTAR GUE KE RUMAH LO, NGINEP. SORRY KEMAREN GUE ABIS JALAN SAMA LEONA CUY, TERUS TIDUR SEHARIAN..
Dibalas lagi:
IYE YAUDAH BURUAN KE RUMAH.... NAEK OJEK AJA, NTAR GUE BAYAR DI SINI..
Kubalas lagi:
KESANNYA MISKIN AMAT GUE, ANJIR! ADA KOK GUE DUIT. NTAR LO TINGGAL TAMBAHIN GOCENG AJA KOK. HAHAHAHA..
Dibalas lagi:
ATUR, BRUR... BURUAN...