Jungkook kacau, ia butuh Taehyung sebagai tempatnya pulang.
.
.
.
Enjoy
.
.
."Pulanglah, Kook. Jangan minum terlalu banyak, kau masih harus menyetir." Jung Hoseok sebagai sahabat yang baik berusaha menasehati dongsaeng kesayangannya.
Namun Jeon Jungkook tetaplah seorang namja keras kepala. "Satu gelas lagi, hyung."
Ketika tangan Jungkook berusaha meraih satu gelas vodka yang baru, Hoseok menepisnya. "Kau tampak kacau."
Jungkook terdiam sebelum tawa lirih keluar dari celah bibirnya. "Memang."
Hoseok menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya kasar. "Temui Taehyung sebelum kau semakin kacau."
Jungkook menumpukan kepalanya pada meja bar. "Aku sudah banyak berbuat salah, hyung. Ia tidak akan memaafkanku."
Sebuah usapan dikepalanya membuat Jungkook mendongak. "Kau tidak akan pernah tahu jika tidak mencoba."
Tanpa Jungkook sadari, setetes air mata mengalir dari mata onyx itu. Biarkan Jungkook menjadi cengeng malam ini, Ia hanya tak sanggup lagi.
"Ya, Hyung."
.
Jungkook mengendarai mobilnya asal-asalan. Larut malam memang waktu yang pas untuk memacu kendaraan dalam kecepatan maksimal kan? Maka itu yang Jungkook lakukan. Mengendarai mobilnya dengan kecepatan 180km/jam.
Mungkin, otaknya mempermainkan atau mungkin juga hatinya yang merindu. Namun yang pasti, sekarang ia telah berada di depan pintu apartemen mantan kekasihnya.
Jungkook mengetuk pintu pelan kemudian semakin kencang beriringan dengan rasa rindu yang semakin menggebu. Tak berapa lama, pintu terbuka menampakkan pemuda manis yang sama seperti yang selama ini menghantui otaknya.
Dia masih tidak berubah seperti saat terakhir kali mereka bertemu. Mungkin, tambah manis dengan baju tidur bergambar doraemon yang dikenakannya. Kekanakan, namun manis.
"Jungkook?!" Taehyung menjerit kaget ketika mendapati mantan kekasihnya berdiri di depan apartemennya pada pukul 02.00 tengah malam. Yang benar saja?!
"Kim Taehyung, aku merindukanmu." Jungkook memeluk erat tubuh Taehyung yang terdiam membeku.
Sebuah dorongan pelan yang dirasakannya membuat Jungkook kecewa. "Kau mabuk. Ayo masuk kedalam."
.
"Jadi, kau mabuk kan?" Taehyung bertanya memastikan.
Jungkook menggeleng. "Aku minum beberapa gelas, tapi tidak sampai mabuk."
Taehyung membuang nafas kasar. "Ya, mungkin kau tidak mabuk, tapi gila."
Suasana hangat apartemen Taehyung membuat Jungkook merasa nyaman. Bahkan, dentingan jam dinding mampu menghangatkan hatinya.
Tidak, yang sebenarnya membuatnya nyaman bukan suasana apartemen ini. Melainkan kehadiran pemuda manis yang berapa kalipun Jungkook menyangkalnya, ia masih sangat mencintai pemuda ini.
"Aku gila karena merindukanmu, Tae." Taehyung membulatkan matanya kemudian mendesis kesal. "Kau benar-benar gila."
"Aku minta maaf." Nada suara Jungkook berubah serius, membuat Taehyung kembali terdiam.
"Aku minta maaf, Tae." Jungkook mengulangi ketika tidak mendapatkan respon dari Taehyung.
"Aku memaafkanmu." Mata Jungkook berbinar penuh pengharapan. "Benarkah?"
"Ya. Jadi, bisa pulang sekarang?" Harapan Jungkook seakan pupus seketika.
"Aku tidak bisa pulang." Taehyung tersentak kaget. "Kenapa? Apa mobilmu mogok? Apa kau terlibat hutang dan dikejar-kejar?"
Jungkook terkekeh. Taehyungnya sama sekali tidak berubah. "Tidak."
Taehyung mengernyitkan kening, tampak imut sekali. "Aku tidak bisa pulang karena rumahku adalah kamu."
Wajah Taehyung perlahan mulai dihiasi rona merah yang samar. Namun, segera ditutupinya dengan perkataan yang tajam. "Katakan itu pada pria yang bahkan tidak bisa meluangkan waktu untuk kekasihnya."
Jungkook merengut sebal. "Katamu kau sudah memaafkanku."
Taehyung mengangkat bahunya acuh. "Memang. Kau merasa tersindir, Tuan Jeon?"
Jungkook tidak menjawab melainkan menggenggam tangan Taehyung erat kemudian mengelusnya. "Hyung, aku kacau."
Taehyung menaikkan alisnya. "Lalu?"
"Aku ingin kau kembali." Taehyung mendengus mendengar jawaban Jungkook. "Lucu sekali."
"Aku serius, Taehyung. Aku tidak bisa tanpamu."
Taehyung menggeleng. "Maaf, aku butuh seseorang yang bisa memberikan seluruh cintanya untukku. Dan aku rasa kau masih mencintai pekerjaanmu lebih besar."
Genggaman tangan Jungkook semakin erat. Sekarang, ia membawa tangan Taehyung ke pipinya. "Aku janji aku akan berubah, Tae. Aku janji akan menemanimu kemanapun yang kau mau. Aku janji akan memelukmu ketika tidur. Aku janji akan selalu makan bersamamu. Aku janji akan mengabulkan semua permintaanmu ketika kita masih bersama dulu."
Taehyung menarik tangannya. "Jangan banyak berjanji jika kau tidak bisa menepatinya."
"Lalu aku harus bagaimana agar kau kembali?! Aku serius dengan semua janjiku, Taehyung." Suara Jungkook terdengar begitu frustasi.
Awalnya, Taehyung masih tampak ragu. "Bisakah aku mempercayaimu?"
Jungkook segera memeluk Taehyung erat. "Kumohon, percayalah. Aku tidak pernah bermain-main dengan perkataanku."
Taehyung tersenyum. "Baiklah. Tapi, kalau kau melupakan janjimu sekali saja, aku akan pergi darimu selamanya."
Jungkook mengangguk cepat. Ia akan melakukan apapun asalkan mendapatkan tempatnya pulang kembali. Kim Taehyung.
End
Author's note :
Annyeong ^^ adakah yang nungguin saya update? /nggak ada/ Oke saya nggak papa :")
Sebenernya tiba-tiba ide ini muncul habis dengerin lagunya Ed Sheeran yang "I'm A Mess" tapi setelah saya baca lagi sama sekali nggak nyambung :")
KAMU SEDANG MEMBACA
Lesson
FanfictionKumpulan kisah Kookv dengan berbagai genre Rate K-T+ Cover by @BabyJ_im 😘