KEDUA

18.1K 599 4
                                    

Esok hari

"Sesilllllllll" triakan yang memekakan telinga itu membangunkan ku dari tidur nyenyak ku
"Huhh, siapa sih yang triak triak di depan kontrakan ku" ku buka pintu kontrakan ku yang akhirnya memuncul kan sesosok wanita cantik
"Aduhhh dera, kenapa sih kamu sangat suka mengganggu tidur ku" ucap ku seraya melenggang ke kamar ku lagi
"Hehe maaf sil, aku kira kamu udah bangun" ucap nya watados sekali
"Ngomong ngomong ku dengar kamu di usir pagi ini, makanya aku pagi pagi sekali kemari"
Ta ku sangka berita itu bisa sampai ketelinga sahabat baik ku dera, aku tak menghiraukan ucapan dera, aku hanya diam sambil mengusap kasar wajahku
"Ya begitu lah" hanya itu yang dapat meluncur dari bibir ku
"Baiklah lebih baik kamu tinggal dulu di rumah ku sampai kamu dapat pekerjaan sil, aku tak keberatan kok" ucapnya, aku mengerti dera pasti akan berkata seperti itu
"Tapi apa itu tidak merepotkan mu" tanyaku karna tidak enak pada nya
"Tenang saja, aku kan teman mu dari kecil, sebelum kedua orang tua mu meninggal, aku sudah menganggap mu saodara sesil" ucap dera, ku peluk dia
"Terima kasih dera, kamu selalu baik pada ku" ucap ku seraya melepas pelukanku
Setelah kami berbincang, dera membantuku mengemas barang barangku, aku sangat beruntung memiliki sahabat seperti dera.

***

Author pov

Hari POV
sesil bangun lebih pagi, dia memandang kesekeliling nya, mata nya tak menangkap sesosok dera
"Kemana dera, ini kan masih jam enam pagi" sesil pun mencari dera di luar kamar, mata nya menangkap seulat bayangan seseorang di dapur
"Pagi sesil" sapa dera, ternyata dera sedang menyiapkan makanan
"Huh aku mencari mu di mana mana der, ternyata kamu di sini
"Hehe aku dari tadi di dapur sil"
"Kenapa tidak membangunkan ku" ucap sesil tak enak karna dera pemilik rumah malah bangun lebih awal dari nya
"Yah aku ngga tega aja, tadi malem kan kamu begadang cari lowongan kerja di surat kabar" ucap nya sembari menyiapkan sarapan di meja
"Ya tapi kan aku tetap tidak enak pada mu der"
"Santai aja sayang, kaya sama siapa sih" ucap nya "sini duduk sarapan dulu" ucap nya menarik ku duduk

SESIL POV

Setelah selesai sarapan aku berpamitan pada dera untuk bergegas mandi, karna hari ini aku akan melanar pekerjaan di beberapa perusahan yang tadi malam ku temukan bahwa sedang membutuhkan kariyawan melalui surat kabar, setelah beberapa menit membersihkan diri aku pun mulai memilih baju, ku pilih baju yang sopan agar berkesan baik, lalu setelah itu ku oles wajahku dengan make up yang tidak berlebihan, setelah siap aku pun bergegas turun
"Wah wah ada yang semangat nyari kerja nih" goda dera saat ku sampai di bawah, aku haya tersenyum manis pada nya
"Hehe ya udah aku brangkat ya der, do'ain biar ketrima"
"Tenang aja sil, aku pasti doain, semangat!!!!" ucap nya sambil memeluk ku, dan ku bakas dengan acungan jempol dan bergegas pergi
"Ayo semangat dera" ucapku optimis

Aku stabilkan nafas ku, kini aku berdiri di depan perusahaan yang aku tuju, jujur saja aku sangat gugup, setelah lulus kuliah baru kali ini aku akan mencoba melamar kerja di perusahaan, namun aku tepis rasa gugup ku setelah bayangan kebutuhan menghantui pikiranku, setelah ku rasa aku sudah siap, aku mulai melangkah masuk kedalam

Semua mata tertuju pada ku saat aku mulai memasuki ruangan ini, ada yang memandang remeh kagum, dan cuga acuh, yah aku sudah siap dengan resiko seperti ini, aku mulai melangakh menuju ruang resepsionis, aku acuhkan semua mata yang memandang ku
"Permisi mba, saya mau melamar pekerjaan di sini" ucapku sesopan mungkin
"Ah ya silahkan tunggu di sana, ini nomor urut anda nona" aku tersenyum dan menerima apa yang dia berikan
"Terimakasih" aku melangkah menuju tempat yang di tunjukan tadi, aku cek kembali penampilan ku, agar terlihat sopan dan rapih, setelah beberapa menit menunggu, akhir nya giliran ku tiba
"Sesil darlistya" panggil seseorang dari dalam ruangan, aku pun bergegas masuk ke dalam, ku buka pintu dan ku lihat wanita cantik tersenyum ramah
"Sesil darlistya?"tanya nya, aku mengangguk sopan "dari laporan yang saya trima, kamu cukup baik dalam prestasi" puji nya
"Terimakasih" jawab ku, setelah beberapa lama berbincang akhirnya wawancara selesai, dan aku di terima karna nilai ku cukup baik di banding pelamar yang lain nya, aku sungguh senang bisa di terima di bagian editing
"Huhhh terima kasih tuhan" ucap ku berterimakasih pada sang pencipta, aku langsung menelfon dera
"Hay derrrr, aku di trima" ucap ku heboh
"Wah selamat sesil, km di terima di perusahaan mana?" ucap nya antusias
"Di napoleon corp, uhhh aku sangat senang" ucap ku sambil meloncat loncat, karna saking senangnya menelfon dan bergurau aku sampai tak sadar bahwa aku sedang di pergatikan dari tadi, aku pun menyudahi telfon ku dan bergegas keluar kantor, namun saat aku ingin melangak seseorang mencekal pergelangan tangan ku, ku pandang orang itu
"Maaf, ada apa yah?" tanya ku
Lelaki itu hanya diam dan memandang wajahku, aku menyernyit heran, apa ada sesuatu yang salah di wajahku, ohhh ini memalukan, tapi tunggu! Lelaki di hadapan ku ini benar benar tampan, postur tubuh nya tinggi dan tegap, kulit putih, garis wajah yang sempurna, dengan mata coklat yang tajam namun tersirat banyak kesedihan, hidung mancung, dan bibir yang sangat seksi, lamunan ku terhenti ketika tiba tiba dia memeluk ku, tunggu! Ku ucapkan lagi lekaki tampan ini memeluku
"Maaf pak, tolong lepaskan saya ini di tempat umum" ucap ku mulai takut, bisa saja orang ini penjahat
"Lisy, kemana saja kamu, sungguh aku sangat rindu, semua orang pembohong, mereka bilang kamu tewas tapi benar dugaan ku, tunanganku tak mungkin tewas" lelaki itu terus memeluk ku dan meracau tak jelas, berbohong, tewas, tunangan, ahhh itu membingkan
"Tolong lepaskan saya, saya bukan lisy, saya sesil" ucap ku yang akhirnya bisa melepaskan pelukan nya, aku tak menyiakan kesempatan segera saja aku lari memasuki taksi, ku dengar dia meraung memanggil nama ku
"Huhhh semoga saja aku tidak bertemu dia lagi, dasar lelaki gila" aku pun mulai melupakan kejadian tadi dan mulai menghubungi dera kembali

My posesif man! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang