14

1K 102 4
                                    



Pagi ini Biru tersenyum memandang layar smartphonenya. Dibacanya kembali chat Koko tadi pagi yang berisikan sebaris kalimat, have a nice day Biru.

Bel pertanda masuk kelas pun berbunyi, Biru segera memasukkan smartphonenya ke dalam saku seragamnya. Dari arah pintu datanglah Alfa dengan seragam yang terlihat masih berantakan. Biru hanya menggeleng melihat Alfa yang sedang berjalan dengan terburu-buru ke arah bangku mereka bedua.

"Perasaan tadi aku udah telpon sepuluh kali lebih deh Fa," kata Biru saat Alfa baru saja mendaratkan tubuhnya di kursi.

"Elah, baru juga gue dateng udah diomelin aja. Lo tuh kayak Betha deh hobi banget ngomelin gue. "

"Dih males banget disama-samain sama nenek sihir kayak gitu..." Biru memang tidak suka Betha yang selalu menatapnya galak sejak tragedi aquarium yang mengenai tas Alfa pada waktu itu.

"Elah masih aja dendam sama Betha lo ya, hahaha..." kata Alfa disusul tawanya.

"Eh Bi, pinjem hape lo dong. Hape gue abis batrenya. Mau ngehubungin Alissa kalo gue udah di sekolah." Kata Alfa lagi.

Birupun menyodorkan hapenya dan membiarkan Alfa menggunakannya.

"Hallo Alissa sayang..." kata Alfa dengan suara lembut yang bukan-Alfa-banget. Biru menatap Alfa dengan pandangan jijik.

"Iya...iya sayang, aku udah di sekolah nih. Sorry ya gabisa nganter... iya ketiduran sayang... iya maaf bolanya baru main jam 3 sayang aku aja baru tidur dua jam nih masih ngantuk... iya sayang iya... maaf ya... jangan ngambek... halo?halo? sayang?"

"Elah dimatiin sama dia. Dasar cewek." kata Alfa berbicara sendiri.

"Rasain tuh! emang enak, siapa suruh begadang nonton bola. Untung aku baik masih mau jadi alarm ya walaupun gak ngefek juga sih," kata Biru.

"Elah kalo gak karna janji mau nganter Alissa berangkat gak bakal apa gue minta tolong lo. Dasar gak ikhlas lo ya? makanya gue gak bangun-bangun."

"Enak aja, untung aku baik kalo gak emang mau apa kamu dibangunin sama nenek sihir? Biar disiram lagi aja sekalian," kata Biru kesal.

"Eh jangan dong Bi... males banget gue berurusan sama Betha. Tuh anak mah sadis kebangetan ya kali gue tidur disiram air," kata Alfa ngeri mengingat kejadian pada waktu itu ketika dirinya meminta tolong Betha untuk membangunkannya.

Jadi ceritanya pada waktu itu Alfa juga sedang begadang menonton bola dan besoknya Alfa  sudah berjanji untuk mengantar Alissa berangkat ke sekolah. Karena waktu itu belum ada Biru, Alfa meminta tolong Betha untuk membangunkannya. berbeda dengan Biru yang hanya menelepon Alfa. Betha sudah menelepon Alfa hingga berpuluh-puluh panggilan, karena tidak diangkat juga Betha memutuskan mendatangi kos Alfa dan mendobrak pintunya kemudian menyiram Alfa dengan air. Alhasil Alfa bangun dengan kaadan basah kuyup ditamabh pula dengan omelan Betha. Setelah kejadian itu Alfa tidak pernah memperkejakan Betha sebagai alarmnya.

"Ah kalo kayak gini mah bisa-bisa Alissa gak bakal mau dijemput sama gue."

"Makanya kalo udah tau gitu jangan janji mau jemput Fa," kata Biru.

"Gue gak bisa nolak permintaan Alissa Bi, lo tau sendiri gue sayang banget sama dia," kata Alfa yang malah jadi curhat.

"Ya tau, tapi kan kasian juga Alissanya jadi ngerasa kalo kamu selalu ingkar janji,"

"Iya sih, ya tapi mau gimana lagi ya... ah tai udah ah gue pusing mau tidur aja. Entar bangunin kalo guru dateng ya Bi," kata Alfa yang langsung menjatuhkan kepalanya di atas meja dan mulai tertidur.

-------------

Bel tanda berakhirnya pelajaran pun terdengar nyaring, namun suara tersebut juga tidak dapat membangunkan seorang Alfa.

"Fa bangun woy udah bel!" kata Biru tepat ditelingan Alfa.  Alfa segera bangun dan menguap panjang.

"Yaelah ni anak mah ya padahal diteriakin pas didepan telinganya, gak kaget juga," kata Biru

"Yang penting bangun Bi, jangan cerewet deh... baru bangun nih gue..." kata Alfa memandang Biru kesal.

Biru hanya membalas dengan wajah sebal dan segera beranjak dari kursinya untuk pulang.

"Eh bi tunggu dong... mau pinjem hape lagi," kata Alfa buru-buru menyusul Biru yang berjalan meninggalkan kelas.

Biru menyodorkan hapenya dengan tatapan kesal, "Nih! Cepetan pake deh, aku mau pulang nih biar gak keburu makin panas entar."

"Iya iya ini nih udah cepet," kata Alfa dengan handphone Biru yang sudah menempel ditelinganya.

"Elah gak diangkat..." kata Alfa kesal dan mencoba menghubungi lagi yang ternyata sama saja.

"Masih ngambek deh kayaknya tuh anak elah,"kata Alfa lagi.

"Yaudah sih, sampe rumah aja hubungin lagi. udah ah aku pulang ya," kata Biru yang berjalan meninggalkan Alfa.

"Eh... eh.. . tunggu Bi..." kata Alfa menyusul langkah Biru.

"Paan lagi? keburu panas woy aku jalan kaki nih," kata Biru menatap Alfa kesal.

"Jutek banget sih lo, gue mau ngajakin bareng nih. Mayan kan biar lo gak ngomel-ngomel kalo kepanasan." kata Alfa tersenyum.

Biru mencoba menimbang-nimbang, kemudian mengangguk mengiyakan.

Lumayan, biar gak panas-panasan. Pikir Biru dalam hati.

----------

Malam harinya, Biru sedang asik-asiknya menonton film tiba-tiba handphonenya berbunyi. Segeranya diambilnya handphone miliknya itu.

Mungkin Koko. Pikirnya dalam hati.

Namun saat dilihat layar handphonenya, tertera sederet angka yang tidak dikenalnya.

"Halo?" kata Biru.

"Iya? Hallo? Ini saya warga dari kompleks permata indah saya disini menemukan wanita dalam kondisi pingsan dan saya menemukan handphonenya dan langsung menghubungi nomer yang paling pertama saya lihat di panggilan masuk. Bisa tolong kesini segera?"

Biru sangat kaget. Alissa!

Jam menunjukkan pukul sepuluh malam dan kebetulan Ayahnya sedang tidak ada di rumah. Dirinya tidak mungkin nekat pergi sendiri ke kompleks tersebut, apalagi dengan jarak kompleks tersebut dari rumah Biru yang terhitung lumayan jauh.

Segera ditelponnya Alfa namun tidak ada jawaban, dicobanya berkali-kali namun tidak ada jawaban juga. Dirinya sungguh panik sampai akhirnya dirinya teringat Koko. Dicobanya untuk menghubungi Koko. Dinada tunggu yang ketiga terdengar suara Koko. "Hallo Biru?"

"Koko kamu sibuk gak? Urgent banget ini... temenku ada yang pingsan dipinggir jalan ditemuin sama warga di kompleks permata indah aku gak bisa kesana, soalnya udah malem dan Ayahku belum pulang, aku gak berani keluar sendiri kalo udah lebih dari jam Sembilan malem. Kamu bisa bantu aku gak?" kata Biru harap-harap cemas.

"Oke, aku ke rumahmu sekarang Bi," kata Koko yang langsung mematikan teleponnya tanpa sempat Biru menjawabnya.

---------

hae haeee tata comeback! jadi selama aku buat bagian 13 dan 14 aku merenungkan bahwa sepertinya Kelana udah mulai ngebosenin:( *aouthorkecewa*. Aku juga baru menyadarinya sekarang setelah benar-benar lama banget update Kelana dan membiarkannya berdebu di folder laptop. dan sedihnya pula, readersku menurun drastis hingga membuatku makin down buat ngelanjutin. tapi setelah dipikir-pikir aku nulis Kelana untuk apa? dan aku ingat tujuan awal aku nulis itu dan akan terus berusa melanjutkan Kelana hingga ending walaupun nantinya bakal gak ada yang baca juga *ambiltissu*

satu lagi, konflik Kelana aku juga gatau dibagian yang keberapa karena aku banyak skip-skip kejadian karena pengen Kelana cepet selesai. Dan untuk readersku yang menyempatkan diri vote ceritaku kalian luar biasaaaaaa aku sungguh terharu masih ada yang mau vote cerita yang sudah berantakan ini hiks *ambiltissulagi*. Oke aku sayang kalian doakan besok aku uts bahasa inggris ya hehew Good night semuaaaa *biglove*

Kelana, Jangan PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang