3

2.2K 253 35
                                    

Sudah sebulan sejak Biru menjadi siswi di SMA Mutiara Bangsa, dan Biru sudah mengenal hampir satu angkatannya.

Biru memang pandai bergaul. Dia cepat sekali menyesuaikan diri dengan keadakan di sekelilingnya. Dan sifatnya yang ramah dan cenderung terbuka membuatnya dapat diterima dimana-dimana.

Banyak yang bilang, Biru itu fleksibel. Berteman dengan Bu kantin yang terkenal judes saja Biru bisa. Apalagi dengan orang-orang lain.

Katanta aura yang dipancarkan Biru membuat orang-orang di sekelilingnya ikut merasa bahagia.

Walaupun Biru sekolah di SMA Mutiara Bangsa, dan Kelana sekolah di SMA Kartini, Biru masih terus berhubungan dengan Kelana. Sesekali mereka janjian bertemu sepulang sekolah.

Sebenarnya, Biru masih iri dengan Kelana yang diterima di SMA Kartini. Walaupun dari cerita Kelana, tugas sekolahnya yang baru berjalan sebulan di SMA Kartini itu, udah banyak banget.

Sedangkan Kelana, juga iri dengan cerita Biru yang diceritakan dengan wajah bahagia. Biru sering bercerita kepada Kelana tentang kelasnya yang berisikan, anak-anak badung yang nakal dan sering berbuat onar serta sikap jail teman-teman lainnya.

Sedangkan di sekolahnya, Kelana belum mengenal betul teman satu kelasnya. Kebanyakan waktu mereka dihabiskan dengan mengerjakan tugas-tugas yang mulai menumpuk.

Selain dengan Kelana, Biru juga kenal dekat dengan Bara, sesekali jika tidak sengaja berpapasan di koridor sekolah, Bara akan menyapanya.

Pernah sesekali teman-teman Biru menggoda Biru, karena baru sebulan sekolah disana Biru sudah dapet aja kecengan kakak kelas.

----------

Waktu berjalan dengan cepat, dan tiga hari lagi lebaran datang.

Tanpa terasa Biru sudah menjadi siswa SMA selama kurang lebih tiga bulan. Kesibukan Biru dalam organisasi-organisasi sekolah menyita banyak perhatiannya.

Sekarang saja, Biru sudah jadi anggota OSIS, belum lagi Biru juga jadi sekertaris di ekskul KIR, dan juga Biru ikut ekskul basket dan bulu tangkis. Pokoknya Biru sibuk banget deh.

Apalagi pada bulan puasa. Walaupun sekolah Biru mayoritas beragama Islam, tapi kegiatan di sekolahnya tetap berjalan seperti biasa. Jadi, pada saat sahur, Biru bisa makan dua piring jika mau bertahan hingga magrib datang.


Hari ini Kelana mengajak Biru bertemu sehabis sholat tarawih. Kebetulan, Biru sedang ikut Ayahnya sholat tarawih di masjid yang agak jauh dari rumah Biru, dan didekat masjid itu ada stand mie ayam yang terkenal enak banget. Biru dan Kelana janjian bertemu disana.

"Biru kesini kan bareng Ayah, terus dimana ayah sekarang?" tanya Kelana. Mereka berdua sudah berada disalah satu meja stand mie ayam.

"Oh aku udah bilang sama Ayah kalo mau ketemu temen disini. Kebetulan, Ayah juga ada janji sama temennya. Yaudah deh satu jam lagi Ayah jemput kok Na."

"Oh gitu... terus Ayah tau kamu mau ketemu sama aku?"

"Enggak, Ayah sih gak nanyak temen yang mana, nama nya siapa."

Kemudian pesanan datang menghentikan percakapan Biru dan Kelana.

Biru sudah lapar. Apalagi mendengar mie ayam---makanan favorit Biru selain lalapan.

Dalam hati Kelana tersenyum melihat mata Biru yang berbinar-binar menatap mangkok mie ayam dari masih dinampan pelayan hingga sudah tersaji didepannya.

"Jadi, kenapa nih?kamu tumben ngajak ketemu Na, kan bulan puasa gaboleh loh cowok-cewek ketemuan," kata Biru sambil menuangkan lima sendok sambal ke dalam mie ayamnya.

Kelana yang melihat itu, hanya bisa bergidik ngeri. "Boleh aja kok, kan udah buka puasa Bi, hahaha," kata Kelana tertawa sambil membenarkan posisi kacamatanya.

"Ih dasar jomblo." balas Biru asal.

"Kok gak nyambung gitu jawabannya? Ngode minta ditembak Bi?" tanya Kelana bercanda.

"Kalo ditembak kan mati aku Na." jawab Biru menjawab candaan Kelana.

"Yaudah, gajadi nembak deh. Kalo jadian, kamu mau Bi?"

Biru yang sedang fokus dengan mie ayamnya mendadak berhenti dan menatap Kelana tanpa ekspresi.

Kemudian Biru menjawab. "Mau."

Kelana, Jangan PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang