Chapter 1

3.2K 170 8
                                    

"Hinata-sama" sapa Hyuuga Neji seraya membungkukkan badannya sebagai tanda hormat kepada Adik Sepupunya yang secara keturunan berasal dari keluarga Hyuuga tingkat atas yang bernama Hyuuga Hinata.Rambut coklat gelapnya yang panjang sedikit tergerai ketika ia membungkuk. Tubuhnya tinggi tegap dan kulitnya putih pucat, tak jauh beda dengan Hinata.

"Neji-niisan," sapa Hinata dan sedikit membungkuk. Setelah disapa balik, Neji kembali berdiri dan memperlihatkan mata abu-abu yang jernih.

Mata mereka sama, menandakan mereka berasal dari keturunan yang sama, ciri-ciri dari klan Hyuuga yang paling dihormati di Konoha Gakure.

"Anda mau pergi kemana?" tanya Neji dengan wajah datarnya."

"Ah, ano...itu...a-aku ada misi hari ini, neji-niisan." jawab Hinata dengan kegugupannya yang semakin parah jika berhadapan dengan Neji.

"Hn, begitu." tanggap Neji sekenanya. Ia menunduk seakan pamit lalu meninggalkan Hinata yang masih berdiri mematung di koridor Hyuuga Manor.

Hinata menghela napas, ia tahu kalau Neji tidak pernah menganggap kehadirannya. dia tahu, pertanyaannya tadi hanya sebagai kewajiban saja.Wajah Hinata selalu muram jika mengingat hubungannya dengan Neji. Sepupunya itu selalu membencinya, padahal ayah sudah meminta maaf padanya, tapi Hinata rasa kebencian Neji belum habis sepenuhnya.

Menyedihkan.

Hinata bergegas keluar rumah, ia ada misi hari ini. "aku tidak boleh terlambat, aku tidak boleh munyusahkan yang lain terus menerus. Aku harus kuat dan tidak menjadi beban, dengan begitu Neji akan mengakuiku."

##

Malam hari di kediaman Hyuuga tidak jauh berbeda dengan malam hari di pemakaman Konoha. Semuanya hening dan sepi, suara sekecil apapun tidak ada. Hinata telah pulang dari misinya, ia terlihat lusuh dan bermandikan keringat. Ia berjalan perlahan melewati koridor menuju kamarnya. Wajahnya menunjukan kesedihan dan kekecewaan. Lagi-lagi ia menjadi beban bagi anggota timnya.

"N-Neji-niisan!" kekagetan Hinata menjadi suara pertama yang memecah kesunyian malam itu.

Neji bergeming, masih bersandar pada dinding di samping pintu kamar Hinata. Matanya tertutup, udara malam terasa begitu menusuk dari arah jendela yang terbuka.

"A-ada apa Niisan kesini?" Hinata terdengar mencicit.

Perlahan Neji membuka kelopak matanya dan memperlihatkan pupil unik khas Hyuuga. Sedikit bibirnya terangkat, menandakan ia akan memulai pembicaraan, "Misimu gagalkan?" kata Neji datar.

Hinata menunduk, membuat sebagian wajahnya tertutupi oleh poni, Ia mulai terisak.

"Maaf...," isak Hinata, "aku terlalu lemah."

"Anda juga cengeng Hinata-sama!" Tukas Neji dan berlalu dari hadapan Hinata, "belajarlah untuk menjadi orang yang berguna!"

"Ah?" Hinata tersentak, air mata menganak sungai di pipinya. Detik berikutnya tubuhnya merosot ke lantai, kakinya sudah tidak dapat menopang tubuhnya sendiri. Sekali lagi Hyuuga Hinata menangis dalam diam.

Seseorang mengetuk pintu kamar Hinata. Dia yang masih terlelap terpaksa bangun dan perlahan membuka kelopak matanya. Silau! Hal pertama yang dirasakannya pagi itu.

"Hinata-sama?" panggil seseorang dari luar. Suaranya tidak asing bagi Hinata, lembut tapi tegas. Ya! Itu suara Hyuuga Neji.

Hinata segera bangkit dari tidurnya, menyisir rambut indigonya yang panjang hanya dengan jemari, lalu berlari ke arah pintu.

"Ya, Niisan, ada apa?" sahut Hinata setelah membuka pintu.

"Paman memintaku untuk menjadi guru privat anda Hinata-sama!" jawab Neji sopan.

Look at Me, Please √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang