Chapter 12

2.5K 109 18
                                    

Neji memasuki kamarnya, suasana yang pertama kali di saksikannya adalah kegelapan. Kamar ini sangat gelap hingga tak dapat melihat apapun, dengan sigap Neji meraih tombol lampu dan menghidupkannya, suara 'klik' yang terdengar disertai suasana yang langsung terang membuat Neji sedikit mengernyit karena silau.

Dia memandangi seluruh ruangan kamar dan mendapati Hinata yang sedang meringkuk dalam selimut tebalnya, dengan perlahan Neji mendekatinya dan duduk pada ranjang di samping Hinata. Dua menit lamanya Neji hanya diam dan menatap Hinata hingga sang istri sedikit menggeliat lalu membuka kelopak matanya dan balas menatap Neji.

"Nii-san- ?" lirih Hinata.

Neji hanya diam tanpa melepas pandangannya. Hinata menyentuh kening Neji lagi yang saat itu sudah tak diperban lagi. Kening itu sudah tak memiliki simbol segel lagi, berarti saat ini Neji benar-benar telah sah menjadi pemimpin Hyuuga dan menjadi Hyuuga kelas atas.

Tanpa berlama-lama, Neji bangkit dari duduknya dan beranjak pergi meninggalkan Hinata yang masih berbaring.

"Mau kemana?" tanya Hinata dengan nada lemah.

"Kantor Hokage, ada urusan yang penting!" ucap Neji lalu segera keluar dan menutup pintunya. Kembali meninggalkan Hinata sendirian.

.
.
.

"Neji-" belum selesai Hinata menyapa tetapi Neji sudah berjalan tanpa menoleh ke arahnya seolah tak menyadari kehadiran Hinata. Dan hal itu terjadi tak hanya sekali atau dua kali namun, selalu seperti itu semenjak upacara penghapusan simbol tiga hari yang lalu, Neji jadi terlihat lebih sibuk dari biasanya hingga untuk tidur di kamarnya pun jarang, seakan mereka bukan suami istri lagi.

Seakan Hinata sudah mulai di lupakan karna sekarang dia bukan siapa-siapa lagi kecuali seorang Hyuuga yang kehadirannya tak pernah di harapkan. Tiga hari, empat hari, lima hari hingga dua minggu, Hinata sudah tak bertemu dengan Neji lagi.

"Ada apa ini?" lirih Hinata, dia tengah meringkuk di dalam kamarnya, tanpa penerangan sedikitpun.

Kesepian-hal yang dirasakannya saat ini, dia rindu kehangatannya, tatapan dari mata yang sama dengannya dan wajah yang minim ekspresi, ya-dia merindukan Neji, sosok yang entah sejak kapan telah berlalu lalang di pikirannya. Sudah dua minggu Hinata tak berbicara dengan Neji, bahkan sepertinya Neji selalu berusaha menghindar darinya.

"Hinata-sama? Hinata-sama?" panggil seseorang dari luar, Hinata tersadar dari lamunannya lalu perlahan berjalan ke arah pintu dan membukanya, terlihat seorang pelayan wanita yang memasang wajah panik sekaligus khawatir, "Hinata-sama, ada penyusup!"

"P-penyusup?" tanya Hinata ragu.

"Iya, ada penyusup yang memasuki ruang kerja Neji-sama dan sekarang dia sedang bersembunyi di suatu tempat di rumah ini!"

"Hah? l-lalu di mana Neji?"

"Beliau sedang ikut mencari penyusupnya, beliau juga menyuruh saya ke sini untuk memberitahu anda agar berhati-hati, Hinata-sama"

"Hm, aku akan berhati-hati!" Hinata berjalan dengan cepat menyusuri tiap sudut kediam Hyuuga, dia juga harus ikut mencari penyusup itu.

Hinata berjalan dengan tergesa-gesa, matanya menelusuri tiap penjuru ruangan, setelah lelah akhirnya Hinata memilih untuk menngunakan byakugannya dan seketika Hinata menangkap sosok yang ia tahu itu adalah Neji tepat berada di balik dinding di depannya, dengan segera Hinata menon-aktifkan byakugannya lalu bergegas menuju tempat keberadaan Neji.

"Neji-nii-" lirih Hinata ketika ia sudah berada di hadapan Neji, saat itu juga ada dua orang anggota Hyuuga yang lain, sepertinya mereka membagi kelompok untuk berpencar.

Look at Me, Please √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang