Chapter 10

2K 118 10
                                    

Biasanya sebuah cerita cinta akan dimulai dari situasi yang damai dengan pengenalan tokoh utama wanita dan prianya lalu bagaimana mereka bertemu dan saling jatuh cinta. Tapi untuk kali ini mungkin akan sedikit berbed. Cerita ini bukanlah kisah cinta picisan antara sepasang sejoli, tapi merupakan kisah cinta yang di dasari atas kedudukan dan klan.

Hyuuga Hinata, pewaris klan Hyuuga yang sah dan Neji Hyuuga, suami Hinata; klan Hyuuga kelas rendah namun berbakat, tepat dua jam lagi akan dilantik sebagai pengganti Hinata dalam memimpin klan Hyuuga dan menjadi Hyuuga tertinggi.

Saat itu Neji sudah bersiap-siap untuk berangkat menuju tempat pelantikan, tempat di mana semua petinggi klan akan berkumpul dan memastikan bahwa pemimpin selanjutnya adalah pemimpin yang berkualitas, di sampingnya ada Hinata yang semenjak tadi hanya menundukkan kepala dan memainkan kedua jemari tangannya di depan dada.

Sekelebat ingatan lima hari yang lalu bermunculan dalam pikiran mereka. Kejadian lima hari lalu ketika permintaan Neji kepada Hokage terkabulkan dan memutuskan bahwa mereka akan di tugaskan ke Amegakure, desa yang terkenal dengan cuacanya yang sering hujan.

Sebenarnya saat itu lebih tepat jika disebut sebagai bulan madu tapi tidak ada satu pun dari mereka yang mau mengakuinya...

Flashback

Amegakure-

"Selama di Ame kita akan tinggal di sini." Ucap Neji setelah sampai di depan sebuah apartment yang telah di sewanya, "tidak sebesar kediaman Hyuuga sih, tapi lumayan untuk tinggal selama lima hari ke depan."

Neji membuka kunci apartmentnya, terlihat sebuah ruangan yang cukup minimalis namun elegan, fasilitasnya termasuk lengkap, ada tempat tidur king zise, dapur kecil, kamar mandi, ruang tamu dan ruang tv.

Hinata mengikuti Neji memasuki ruangan tersebut, berjalan ke arah kamar lalu meletakkan barang-barang mereka di dekat lemari. Rasa lelah dari perjalanan jauh membuat mereka malas untuk menyusun pakaian tersebut, terutama Hinata, dia tampak sangat lelah. Dihempaskannya tubuh mungilnya pada ranjang yang empuk dengan seprai putih yang lembut.

"Hinata..." bisik Neji yang entah sejak kapan sudah di atas Hinata dengan kedua tangan berada di sisi kiri kanan sang indigo.

"Hm?" gumam Hinata tanpa membuka matanya karena terlalu lelah.

"Buka matamu!"

"Hm... ada apa?" gumam Hinata lalu mulai membuka kelopak matanya, memperlihatkan iris yang sama dengan pria yang tengah menatapnya lekat."niisan...nghh"

Tanpa berkata apa pun, Neji membenamkan wajahnya pada leher Hinata dan membuat istrinya itu mengerang lembut dan menggeliat geli, ini memang bukan pertama kalinya Neji memperlakukannya seperti itu tapi tetap saja Hinata masih sangat sensitif.

"Ngghh... Aku lelah..." gumam Hinata di tengah erangannya.

"Hn, aku tahu!" ucap Neji lalu menjatuhkan tubuhnya ke samping Hinata dan memeluk sang istri dengan protektif, "ada yang aneh denganku!"

"A-aneh? Apa yang aneh?" tanya Hinata penasaran.

"Entah kenapa aku selalu ingin memelukmu." Neji kembali menciumi leher Hinata sementara sang wanita malah memerah dan mungkin suhu tubuhnya sudah meningkat drastis.

"J-jangan mengatakan hal m- mesum seperti itu!" Hinata ingin membentak tapi yang keluar malah cicitan dan terbata-bata.

"Ini bukan mesum, aku kan mengatakan hal itu pada istriku sendiri!" bantah Neji kesal yang bagi Hinata malah terdengar manja.

Hinata tersenyum lembut, akhirnya, dia diakui oleh suaminya, Neji Hyuuga sang jenius. Tanpa terasa air mata mengalir di pipinya, sontak hal itu membuat Neji kaget dan menatap Hinata dengan raut wajah yang penuh kekhawatiran.

Look at Me, Please √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang