Chapter 5

1.7K 124 11
                                    

Neji terus melumat bibir Hinata, membuat sang gadis memerah seketika. Ia kira, Hinata akan memberontak atau menangis tapi malah sebaliknya, Hinata membalas ciumannya dan malah balik menyerang, berusaha mendominasi ciuman mereka.

Setelah benar-benar sadar atas apa yang dilakukannya, Neji menarik bibirnya menjauhi Hinata. Dilihatnya gadis itu merengut dan terlihat sangat manis. Ia seperti anak kecil yang permennya direbut.

"Maaf," ujar Neji lalu berpaling.

"Manis," ucap Hinata dengan ekspresi polosnya. Hinata kembali mendekati Neji,"lagi!"

"Hinata, hentikan!" tolak Neji lalu menahan Hinata yang mencoba menciumnya.

"Sebaiknya segera ganti baju dan tidur, aku juga harus ganti baju." elak Neji tegas lalu menjauhi Hinata. Ia mengambil tas Hinata lalu mengeluarkan sebuah jaket, "gantilah dengan ini!"

"Cium dulu!" pinta Hinata polos.

"Jangan seperti anak kecil!" ketus Neji, disentuhnya kening Hinata, "masih panas."

"Neji...," rengek Hinata.

"Ganti pakaianmu sekarang!" Tegas Neji lalu pergi menuju tendanya untuk mengganti pakaian.

"Setelah kuganti, kamu harus menuruti kata-kataku!" tuntut Hinata.

Setelah beberapa menit, Neji kembali dan Hinata telah mengganti pakaiannya dengan pakaian kering. Ia menggunakan jaket yang tadi diberikan Neji, bewarna indigo seperti rambutnya.

"Sekarang tidurlah, demammu masih belum turun!" suruh Neji setelah mengecek suhu tubuh Hinata.

"Turuti kata-kataku seperti janjimu tadi!" Sungut Hinata dengan manja.

"Janji?" respon Neji tak percaya,"sejak kapan gadis sepertimu bisa jadi pemaksa seperti ini?" Hinata tersenyum puas lalu menghambur ke pangkuan Neji.

"Hinata, lepaskan!" Ujar Neji jengkel.

"Tidak mau!"

"Hinata!"

"Tidak, tidak, tidak, tidaaaaaaak!" Hinata tetap bersikeras, membuat Neji menyerah. Dibiarkannya Hinata duduk di pangkuannya.

"Neji-kun, kapan kita akan menikah?" tanya Hinata seraya menatapnya dengan senyuman.

"Ntahlah," jawab Neji seadanya.

"Bagaimana kalau dibatalkan?" usul Hinata. Neji sedikit tersentak, "Kenapa? Bukannya tadi anda meminta untuk menikah?!"

"Karena tidak mungkin menikah dengan orang yang membenci ataupun yang kita benci, kan?"

"Kau benar, akan kubicarakan dengan Hiyashi-sama untuk membatalkannya."Kata Neji dingin.

"Heee?" Hinata mengernyit ngeri,

"kenapa?"

"Seharusnya Neji-kun bilang kalau 'aku tidak membencimu' dan bertanya 'apakah kau membenciku'!"

"Apa maksudmu?"

"Sudahlah, Neji memang selalu seperti itu." Hinata membenamkan wajahnya pada dada Neji.

Beberapa menit berlalu, Hinata mulai tertidur, dengan sigap Neji membaringkan dan menyelimutinya. Sepanjang malam Neji merawat Hinata hingga suhu tubuh gadis itu kembali normal.

"Ternyata, Hinata yang pendiam jauh lebih baik dan tidak terlalu merepotkan." pikir Neji lalu ikut tertidur disamping Hinata.

Pagi menjelang, Hinata bangun lebih awal, dia mengerjap-ngerjapkan matanya sebelum berusaha untuk merubah posisi menjadi duduk. Namun ia merasa ada sesuatu yang berat membebani perutnya. Dengan penasaran Hinata merabanya dan tersentuh sesuatu seperti tangan?

Look at Me, Please √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang