Chapter 2

1.2K 44 2
                                    

"S-Sen-chan... sebenarnya..."

"Hm ? Apa yang ingin kamu katakan, Masaki ?"

"S-Sebenarnya... a-aku suka padamu juga..."

"...Masaki ?"

Uugh... Aku tidak tahan lagi. Aku ingin mengungkapkan semuanya yang ada di dalam pikiranku dan di dalam hatiku. Aku ingin mengungkapkannya hanya kepada Sen-chan. Karena aku menyukainya sejak kita kecil.

"Sen-chan, maaf aku baru memberitahu hal ini. Aku suka pada Sen-chan sejak kita pertama kali bertemu. Aku tidak tahu pasti mengapa aku sangat ingin mendekatimu. Aku menganggap perasaan ini aneh dan aku sangat takut jika kau mengetahui hal ini, kau akan menjauhiku. Itu sebabnya aku memendam perasaanku. Dan tadi kau menyatakan perasaanmu. Aku sangat senang sampai aku pun gugup bagaimana untuk menyampaikannya kembali padamu. Sen-chan, aku-"

*hug*

U-Uwaa ! Sen-chan memelukku ?! A-apakah aku mengatakan hal yang salah ?!

"Masaki, jangan berbicara lagi. Aku tidak tahu bagaimana aku harus menahan diriku yang sangat senang ini."

Sen-chan...

"Kamu... tidak marah padaku ?"

"Tentu saja tidak, Masaki !! Kenapa aku harus marah padamu ?"

S-Sen-chan... Dengan bahagia dia tersenyum padaku. Oh Tuhan, aku sangat suka pada Sen-chan !

"Hei, Masaki..."

"Ya ?"

"Aku ingin cium."

"H-Huh ?! C-c-cium ?!"

"Ya. Cium. Di bibirmu lho."

"S-Sen-chan... A-apa kita boleh melakukannya ?!"

"Sekarang kita sudah menyatakan perasaan kita masing-masing. Kau tidak mau menciumku sebagai ungkapan asli bahwa kau mencintaiku ?"

"Sen-chan... aku serius pada perasaanku."

"Aku juga lho. Kalau kau tidak mau, aku akan menciummu."

"W-Waa !! S-Sen-chan... T-Terlalu dekat...!! Mmph-!"

Bibir kami bersentuhan secara langsung. Aku bisa merasakan apa yang Sen-chan rasakan.

"Mmh..."

"Hehe... Bagaimana rasanya ? Ciuman pertamamu ?"

"D-Diam lah..."

"Masaki, mau coba yang lebih baik ?"

"Lebih baik ? Mmnn!!"

Sen-chan menciumku lagi. Tapi kali ini, ciumannya lebih lembut.

"Masaki, buka mulutmu."

Aku membuka mulutku saat dia menciumku. Aku terhanyut dalam ciumannya. Aku tidak peduli apapun lagi. Aku tidak memikirkan apapun lagi. Yang aku pikirkan sekarang adalah Sen-chan.

Sen-chan memainkan lidahku saat menciumku. Aku mengikuti gerakannya. Ini terasa aneh, tetapi kenapa aku terus mengikutinya ?

"Umhh... Haa... haaa..."

Sen-chan melepas ciumannya dan bibirnya menjalar ke leherku. Dia mencium leherku dengan puas. Tangannya membuka kancing bajuku dan menjalar ke dadaku. Aku berasa seperti perempuan.

"Uuhh... Haaah..."

Tidak lama, tangan Sen-chan berpindah ke celanaku dan membukanya dengan perlahan.

"S-Sen-chan !!!"

"Hmm ?"

"J-jangan di bawah..."

Sen-chan tidak mendengarkanku. Dia membuka celanaku sampai akhirnya aku telanjang.

"Masaki, penismu..."

"Uwaa!! Jangan melihatnya terus..."

"Kalau begitu..."

*Hamp!*

"Hyaaa~!!"

Sen-chan memasukannya ke dalam mulutnya. Apakah dia tidak jijik ?! Sebelum aku menyuruhnya untuk berhenti, Sen-chan sudah mulai menghisap dan menjilati seluruh bagian dengan penuh gairah.

"Sluurrpp... Mmph..."

"A-Aahh... S-Sen...chan... Uuhh..."

"Kau mau keluar ? Ssluurp..."

"Haah... Nnhh..."

Sen-chan menggerakkan mulutnya lebih cepat. Oh tidak, aku hampir mencapai batasku !!

"S-Sen-chan..!! L-lepaskan !! Lepaskan mulutmu !!"

"Tidak akan. Mmmhhh~"

"Uuwaaa !! S-Sen-chan...!! A-aku akan keluar...!!!"

*spluurrt splurt*

"Haah... Haaa..."

*gulp*

"S-Sen-chan ?! K-kenapa ditelan ?!"

"Karena enak. Kau menikmatinya kan ?" *smirk*

"Uuh... S-Sen-chan..."

Aku tidak tahan melihat senyuman itu. Tubuhku menginginkan lagi. Aku ingin melakukan hal itu dengan Sen-chan. Ya, seks dengan Sen-chan.

"Sen-chan..."

"Masaki, ayo kita lanjutkan..."

Until The End (R-18 boyxboy) - INDONESIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang