"Masaki ! Masaki !!"
"Ugh... Huh ?"
"Masaki !"
Syukurlah, akhirnya dia bangun juga.
"Aku dimana ?"
"Di rumah sakit ayahku. Tenang saja, kau beradandi tempat yang aman."
Masaki terlihat kesakitan. Berapa lam kau menahan sakit ini ? Kenapa kau tidak memberitahu aku bahwa penyakitmu kambuh kembali ? Terlebih lagi aku tidak menyadari penyakitnya. Jika aku tau aku pasti menghentikannya lebih cepat.
"Sen-chan, berapa lama aku berada disini ?"
"Eh... Uhm... Seminggu."
"Hum... Lama juga ya. Kalau begitu, pariwisata sekolah--"
"Sudah selesai. Dan aku meminta Ochida-san mengurus laporannya."
Justru, Ochida-san yang rela mengambil resikonya. Memang tidak salah dia menjadi wakilku.
"Apakah kau terus datang menjengukku selama seminggu ?"
"Tentu saja."
"Sen-chan tidak bolos sekolah, kan ?"
"...hanya satu hari setelah pariwisata sekolah..."
"Tetap saja, itu tidak baik, Sen-chan. Kau ini ketua OSIS lho.."
"Habisnya kau tiba-tiba pingsan. Bagaimana aku tidak khawatir ?"
Saat itu, aku tidak menghubungi rumah sakit terdekat. Aku menghubungi ayah, dan mengabari keadaan Masaki. Ayah bilang bahwa penyakit Masaki kembali kambuh, dalam keadaan yang sedikit lebih parah dari sebelumnya. Kenapa ya ?
"Masaki, kau lapar ?"
"Ah iya.. Tapi kau tahu aku tidak suka makanan di rumah sakit."
"Tahu kok. Ini, aku belikan nasi dan sayur. Kau harus habiskan semuanya."
"Pfftt.... Baiklah. Selamat makan, Sen-chan."
Dia membuka bungkus makanan yang aku beli, dan mulai makan dengan lahap. Tentu saja, dia menahan lapar selama seminggu koma.
"Mmm... Enak !"
"Oi. Kenapa kau menyembunyikannya ?"
"Apa maksudmu, Sen-chan ?"
"Kau tahu maksudku. Penyakitmu."
"Aahh... Penyakitku ya.."
Itu dia. Sikapnya ketika ia menyembunyikan sesuatu.
"Uhh... Jangan melihatku seperti itu, Sen-chan..."
"Habisnya, kau selalu menyembunyikan sesuatu, dan mengejutkan aku. Aku pikir kau baik-baik saja, ternyata kau batuk dengan mengeluarkan darah dan badanmu panas pula."
"Iya... Iya... Sebenarnya, aku tidak napsu makan akhir-akhir ini, sehingga aku hanya makan 1 kali sehari, itupun hanya roti coklat di dekat sekolah."
"Haaah ? Bagaimana badanmu bisa menahan lapar ? Apa sebenarnya yang ada di kepalamu ? Kau ini...."
"Maaf..."
"Dasar. Lupakan itu."
"Uhm... Sen-chan, bolehkah aku meminta informasi tentang kesehatanku ?"
"Penyakitmu kembali kambuh. Itu yang pasti. Dan ayah bilang kondisimu lebih parah dari yang dulu."
"Itu tidak masalah lagi."
"Ayah ?!"
"Dokter !"
"Halo, Senzo. Selamat siang, Masaki. Bagaimana keadaanmu hari ini ?"
"Uh... Kenyang ??"
"Haha... Tentu saja. Kau baru sadar hari ini ya. Apakah masih ada yang sakit di sekitar tubuhmu ?"
"Uhm... Sepertinya tidak."
"Biarkan aku mengecekmu dulu ya..."
"Bagaimana, ayah ?"
"Oh ! Mukjizat terjadi. Tidak ada masalah apapun dalam tubuhnya."
"Sepertinya aku baik-baik saja, Sen-chan."
"Bagaimana bisa ?"
"Dia hanya perlu istirahat beberapa hari disini. Setelah itu, kau boleh kembali dengan aktivitas sehari-harimu."
"Baiklah."
"Jadi, benar tidak ada apa-apa ?"
"Ya, itu yang aku katakan, anakku. Aku tidak mungkin berbohong. Kau lihat transfusi darah Masaki ? Warnanya agak berberda, bukan ? Itu karena aku mencampurkan obat, dan biarkan obatnya bekerja dalam tubuhnya. Dan ternyata berhasil !"
"Ayah, itu berbahaya. Bagaimana kalau obatnya tidak berfungsi pada tubuhnya ??"
"Buktinya berfungsi, bukan ? Lagipula, aku tidak mungkin meragukan obatku sendiri."
"Ughh... Tetap saja."
"Hahaha... akan kutinggalkan Masaki padamu. Aku harus kembali bekerja."
"Ayah."
"Hm ?"
"Terima kasih, telah menyelamakan Masaki."
"Tidak masalah. Itu merupakan tugasku sebagai dokter. Dan sebaiknya kalian berdua cepat menikah. Aku setuju kok, apalagi ibumu~"
"E-Eh ?!! Menikah ?!!!"
"Sen-chan... ingin menikah dengan ku ??"
"Sampai jumpa, kalian berdua."
Ayahku itu....
Author's note : Holaaa~ Chapter yang ini agak panjang ya... Tapi saya akan langsung mempublish chapter ini, dan chapter bonusnya.
(spoiler) happy ending!! untuk chapter bonusnya.
tadinya mau dibikin sad ending, tapi sangat disayangkan kalau ceritanya diubah jadi sad ending :(
Oke ! Langsung akan di publish dua duanya. Tenang aja ~
btw, TERIMA KASIH TELAH MEMBACA CERITAKU ❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Until The End (R-18 boyxboy) - INDONESIAN
عاطفيةSenzo adalah anak dari kedua orang tuanya yang bekerja sebagai dokter. Ia tinggal di rumah yang besar, dan Senzo adalah anak yang kaya. Sikapnya yang ramah dan tidak sombong membuat dia selalu dikelilingi teman-temannya. Senzo memiliki teman bernama...