"Oi Masaki..."
*thump!*
Saat aku mendengar panggilan dari Sen-chan, aku langsung berlari menjauh. Bukan menghindar dari Sen-chan, tetapi aku hanya tidak menyangka....
Semalam aku melakukannya dengan Sen-chan !!!
Kuharap Sen-chan tidak berpikir aku menjauhinya... Tapi, aku memang terlihat seperti itu sih ...
"Aahh... Aku ingin ke atap..."
Aku berjalan ke atap, dan untungnya tidak ada siapa-siapa disini. Akhirnya aku bisa tenang...
"MASAKI !"
"Uwaaa !!"
"Aku mencarimu kemana mana."
"S-Sen-chan ?!"
Sen-chan datang dan langsung duduk di depanku. Dia mendekatkan wajahnya di depan wajahku. Dan dia... terlihat sangat marah...
"Kenapa kau menjauhiku ?"
"E-Eh ??"
B-Bukan... Bukan itu maksudku, Sen-chan...
"M-Maaf... Aku merasa aneh karena semalam. Dan aku masih tidak menyangka perasaanku tersampaikan oleh Sen-chan."
Uuh... Apa Sen-chan semakin marah ? Aku tidak bisa melihat wajahnya !!
*peluk*
"S-Sen-chan ???"
"Jangan mengatakan sesuatu seperti itu. Aku akan kehilangan kendali."
"Hnn..."
"Hei, Masaki. Aku memang kehilangan kendali"
"Sen-chan ? Apa maksu--"
Tiba-tiba, tangan Sen-chan menjalar ke tubuhku dan membuka kancing bajuku. A-Apa kita akan melakukannya disini ?!
"Uuwaaa!! Sen-chan !!"
"Maaf, Masaki." *slurp*
"Uuhh..!!"
Dia mulai menjilati tubuhku. Dari perutku sampai dadaku. Aku tidak bisa menolaknya... Seakan dia menjilati keringat yang dihasilkan oleh tubuhku ini.
*pegang*
"Ahh !!! Sen-chan, t-tanganmu...!!"
Sen-chan membuka celanaku tanpa mengatakan apapun. Dia dapat melihat celana dalamku yang sudah basah. Tentu saja aku menahannya dari tadi. T-Tapi... di atap terbuka ini...
"Ah, ini sudah keras."
"Sen-chan.... jangan dilihat terus terusan..."
Sen-chan memegang punyaku dan menggosoknya dengan tangannya yang besar. Sen-chan menciumku dengan bibirnya yang lembut.
"Mmnn... Nnhaa...."
Sen-chan terus mengocok punyaku dan gerakan tangannya semakin cepat. A-Aku tidak tahan....
"Mmphh... Mnnn...!!"
"Oh. Ada keluar sedikit."
"Sen-chan, a-aku mau... di atas..."
"Hm? Baiklah."
Sen-chan tiduran di lantai dan menunjukkan punyanya. Aku berpindah di atasnya, dan perlahan punya Sen-chan masuk ke lubangku.
"Ngg... Aahh !!!"
"Sudah masuk. Kau mau bergerak ?"
"Hnn..."
Aku menggerakkan pinggulku, ke atas dan ke bawah. Aku mengeluarkan suara desahan yang cukup kencang. Itu karena... ini terasa sungguh nikmat...
*schlup schlup*
"Aahhh.... Aaahh... Uughh..."
"Masaki, jangan paksakan dirimu."
"Sen...chan... Aku baik-baik saja... Apa kamu menikmatinya ?"
Lalu, Sen-chan memelukku dan menggerakan pinggulnya.
"Huwaahh !! Aaahh !!! Aaahhnn...!!"
Oh tidak, ini semakin nikmat... Aku tidak bisa menghentikannya...
"Masaki...!!"
"Sen-chan... Keluar... kan... Aahh..."
Gerakannya semakin cepat. Aku tidak bisa... menahannya...
"Sen... chan... Aaahh..!! Hhhnnn~~!!!"
"Haah... Masaki...?"
"Ehehehe..."
"Kenapa kamu tertawa ?"
"Akhirnya aku milikmu, Sen-chan."
"Hei... Kau sudah menjadi milikku sejak kecil tahu."
Bunyi bel berbunyi. Tetapi kami tidak membersihkan diri kami masing-masing. Aku tidak peduli dengan bunyi belnya. Aku ingin membolos pelajaran dengan Sen-chan. Hanya Sen-chan seseorang !!
KAMU SEDANG MEMBACA
Until The End (R-18 boyxboy) - INDONESIAN
RomanceSenzo adalah anak dari kedua orang tuanya yang bekerja sebagai dokter. Ia tinggal di rumah yang besar, dan Senzo adalah anak yang kaya. Sikapnya yang ramah dan tidak sombong membuat dia selalu dikelilingi teman-temannya. Senzo memiliki teman bernama...