Chapter 5

809 27 0
                                    

[Senzo]
Setahun yang lalu...

Guru : "Senzo, apa kamu bisa menghubungi Masaki ? Minggu depan kalian sudah mulai upacara kelulusan lho."

"Iya, bu."

Guru : "Setidaknya dia harus meminta izin. Tetapi sudah 2 minggu dia tidak masuk, dan bu guru mulai khawatir. Bahkan teman-temannya yang lain di kelas tidak ada yang tahu ada apa dengan Masaki."

"..."

Guru : "Ibu hanya bisa meminta bantuanmu, Senzo."

"Baiklah, aku coba bu."

Sebenarnya, aku juga tidak tahu apa yang terjadi dengan Masaki. Ketika aku mencoba menghubunginya, HP ataupun telfon rumahnya tidak pernah diangkat. Aku juga coba mengunjungi rumahnya dan tidak ada yang menjawab ketukan pintu. Ada apa dengan Masaki ?

Suatu hari aku berjalan ke arah pulang dari membeli snack di supermarket. Aku melewati sebuah taman yang dekat dengan rumahku dan rumah Masaki. Dan saat aku melihat ke arah taman tersebut, aku melihat Masaki duduk di ayunan sendirian. Tetapi dia sedang... menunduk ?

"Masaki ?"

"A-ah...?"

"Masaki ! Akhirnya aku menemuimu. Kemana saja kau ??"

"S-Sen-chan... uhuk uhuk..."

"Masaki ? Ada apa denganmu ? Badanmu panas ! Apakah penyakitmu kambuh ? Dimana paman dan bibi ?"

"Ayah...? Ibu...?"

Hah ? Ekspresinya langsung berubah ? Kenapa dia terlihat lelah dan frustasi ?

"Sen-chan... ayah dan ibu... tidak akan datang ke upacara kelulusanku nanti..."

"Eh ? Kenapa ? Apakah mereka pergi bertugas ?"

Masaki menggelengkan kepalanya dengan pelan. Seakan sesuatu yang buruk telah terjadi dalam hidupnya. Kemudian, sedikit demi sedikit air matanya mengalir."

"M-Masaki ?! Kenapa kau menangis ?!!"

"Ayah dan ibu... kecelakaan..."

"Hah ? Apa maksudmu ?"

"AYAH DAN IBU TIDAK AKAN KEMBALI KE RUMAH LAGI !!!"

Seketika Masaki berteriak kalimat itu padaku, dan air matanya pun mengalir lebih deras. Aku terkejut, apa yang harus aku katakan. Aku tidak percaya paman dan bibi yang begitu sayang dengan Masaki, tidak akan ada di dunia ini lagi.

"Uwaaaa..!!!!"

"Masaki..."

"Sen-chan... aku sendiri... Aku tidak memiliki keluarga lain selain ayah dan ibu... Sekarang mereka sudah tiada. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan Sen-chan...!!"

Aku harus melakukan sesuatu utk Masaki. Tapi apa yang membuatnya bisa tenang ? Akhirnya aku memeluk Masaki dengan erat, membantu Masaki menenangkan dirinya.

"Masaki, kau tidak akan sendirian. Aku akan tetap disini. Aku akan membantumu. Tenanglah, ayah dan ibuku pasti sedia membantu. Sekarang tenangkan dirimu, Masaki."

Masaki tetap menangis sambil memelukku. Aku tidak pernah kehilangan orang yang ku sayangi, tapi aku bisa mengerti bagaimana perasaan Masaki sekarang. Masaki pasti menangis setiap hari, merindukan orang tuanya.

Saat aku menawarkan Masaki untuk tinggal bersama keluargaku, Masaki menolak keras. Dia berkata kalau dia akan menjaga rumah orang tuanya dengan baik. Dia tidak ingin penghasilan orang tuanya menjadi sia-sia. Aku pun khawatir karena Masaki masih memiliki penyakit yang dia derita dari kecil. Semoga Masaki bisa beristirahat dan menjaga dirinya baik-baik. Aku akan berusaha membantu Masaki !!

Until The End (R-18 boyxboy) - INDONESIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang