[]
Beberapa bagian sedikit kasar kata - katanya, mohon bijak sebelum membaca. Terimakasih.
***
Hari ini adalah hari pelaksanaan upacara kelas 10 MIPA 6. Semuanya telah bersiap untuk memulai upacara, pada hari Senin ini. Tampak, semuanya telah berbaris rapi, dibarisannya masing - masing. Namun, terlihat pula pada barisan kelas 10 MIPA 6 yang berisik karena kedapatan bagian yang sempit.
"ih, jangan ditarik dong, rok gue ketarik nyet."
"Pelan pelan anj."
"Anjrit, rok gue.."
"Keselip ini gue, sono woii."Ocehan anak perempuan terdengar sangat berisik, semua yang berada di lapangan saat ini, melihat kearah mereka dengan berbagai tatapan.
"Anjrit! Tangan gue ngapa di elus-elus. Ga pernah ngelus tangan cewe lo?!"
"Apaan sih, jangan deket-deket woi! Maho lo?!"
"Jaga jarak! Sebelum kaki lo gua jadiin bingkai lukisan!"sekarang, bagian putra pula yang berisik karena berhimpitan. Terlebih lagi suara Attariq yang membuat suasana menjadi heboh.
Rajidan yang berada di tengah kericuhan hanya memasang muka malas. Namun pada akhirnya, perlakuan tak sengaja temannya membuat dirinya akhirnya bersuara, bahkan lebih keras lagi.
"MASYALLAH, eh si mas, kan dah punya, jangan pegang - pegang punya saya deh. Bukan mukhrim," ucapnya sinis.
"Yehh, ngapain gue pegang tangan lo Ba. Kecil aja bangga." Seorang temannya meledek Rajidan sambil menatapnya sinis.
"Astagfirullah.."
***
Keheningan menyelimuti lapangan upacara ini. Semua dengan khitmat mengikuti upacara kali ini. Kecuali Attariq yang sibuk dengan dunianya sendiri.
"Cape gue anjrit!."
"Halah panas nyet,"
"Panjangan amat tu pidato kea cerita cinta Reno." Ucap Attariq yang berhasil membuat Reno tertarik untuk memperhatikan Attariq dengan kesal."Woi sarap, ngapain bawa nama gue," sahut Reno kesal.
"Kan fakta nyet. Kalo misalnya cerita cinta lo panjang kea pidatonya pak Mahmud tuh." Perdebatanpun terjadi di tengah khitmatnya acara.
"Halah, panjang lebih bermakna dari pada pendek kaya punya lo." Sahut Reno sinis.
Semua menoleh kearah Attariq dan Reno yang sedang berdebat. Sebagian merasa terganggu, dan sebagian lagi menganggap Attariq dan Reno adalah tontonan yang lucu.
"Apa lo Ren, liat - liat. Jangan liatin gue, tar naksir." Ejek Attariq pada Reno. Muka Reno memerah, menahan amarah.
"Ogah gue suka sama lo. Dikata gue homo," ucap Reno sewot. Attariq yang melihat ekspresi tak suka Reno, makin gencar untuk membuat Reno makin kesal.
"Ah masa si mas, bukannya kemaren kita menganu berdua," goda Attariq yang membuat beberapa temannya menoleh, serta tertawa.
"Demi apa Riq? Reno, ga nyangka ya." Pacar Reno tak sengaja mendengar candaan Attariq, turut serta membuat Reno jengkel.
"Engga sayang.." Reno melihat pacarnya dengan ekspresi lemas.
"Fixs Ren, jangan panggil aku Ariq lagi, jangan Ren. Jangan!" Attariq berlagak seperti orang yang habis diputuskan pacar. Dan pacar Reno menatapnya sebal. Namun hanya pura - pura.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Somvlak
HumorRajidan, Badboy tapi Sorbanan. Aidan, Ketos tapi Anak Bunda. Tariq, Badan Sekuriti tapi Hati Hello Kitty. Devan, si Kulkas yang selalu kena masalah padahal gatau apa-apa. Motto; "Jangan sampai membuat Baba Jidan mengeluarkan kata-katanya..." #4...