Sudah sekitar 2 jam mereka bertiga berdiam diri di taman. Tanpa ada yang mau membuka percakapan mereka. Devan menatap ketiga temannya jengah.
Mereka berdua malah tertidur pulas direrumputan. Wajah mereka yang polos, dan Devan menatap mereka dengan tatapan melembut.
Tatapan yang tak sekalipun orang dapat melihatnya. Kecuali mantan pacarnya, Beryl. Dan tatapan itu hanya dapat ditunjukkan Devan saat dia benar - benar menyayangi sesuatu.
Itu berarti, Devan sangat menyayangi kedua temannya yang sangat waras ini.
"Gatau kenapa, cuma kalian yang ngebuat gua lupa caranya gimana ngejaga image. Terus gua juga lupa sama sedih dan kegagalan gua." Ucap Devan sambil terus menatap kedua temannya itu.
"Iya Dev, gue tau gue ganteng, jangan di liat mulu dong! Nanti gua geer loh." Ucap Attariq yang sedikit membuka matanya.
Aidan terkekeh mendengar menuturan Attariq. Dan Devan hanya mendengus sebal.
"Nyesel gua ngomong begitu." Ucap Devan sambil beranjak pergi menuju rumahnya.
Aidan dan Attariq langsung berlari mendekat ke arah Devan. Mereka memutuskan untuk pulang ke rumah Devan.
***
Sesampainya di rumah Devan, Attariq dan Aidan langsung pergi ke kamar milik Devan.
Sedangkan Devan, dia malah pergi menuju dapur dan membuat beberapa camilan untuk kedua temannya.
Saat sedang asik-asiknya dengan dunia mereka masing-masing. Tiba-tiba, suara dengan hantaman keras.
Devan, Aidan, serta Attariq yang mendengar itu langsung berlari cepat menuju sumber suara.
***
Flashback on
Setelah acara makan malamnya dengan Tiffani, dia memutuskan untuk pulang ke rumah Devan. Karena dia yakin, teman- temannya berkumpul disana.
Saat di perjalanan, dia malah merasa seperti diikuti oleh sebuah mobil. Rajidan, dengan segala perasaan tak enaknya, langsung tancap gas untuk menghindar dari kejaran.
"Mereka siapa sih.." tanya Rajidan dalam hati. Tak lupa pandangannya berubah menjadi was - was.
"Saya tau saya ganteng, tapi gausah diikutin juga. Bikin parno." Celetuknya saat kejadian genting terjadi.
Sebuah sedan hitam mengimbanginya, namun dengan cepat, Rajidan menghindar dan melaju. Terjadilah aksi kejar - kejaran di jalan raya.
"Ngajak balap ini mobil." Ucap Rajidan sambil menatap ke spion sampingnya dengan sinis.
"Belum tau dia, kalau Jiwa Valentino Rossi saya keluar." Ucap Rajidan yang sama sekali tidak jelas dan tidak nyambung.
Setelah 15 menit kebut-kebutan. Akhirnya dia sampai juga di depan kompleks perumahan Devan. Dengan cepat, Dia memarkirkan mobilnya.
Namun, sepertinya terlambat. Karena mobilnya di tabrak terlebih dahulu dengan sebuah mobil.
'Brakk'
KAMU SEDANG MEMBACA
The Somvlak
HumorRajidan, Badboy tapi Sorbanan. Aidan, Ketos tapi Anak Bunda. Tariq, Badan Sekuriti tapi Hati Hello Kitty. Devan, si Kulkas yang selalu kena masalah padahal gatau apa-apa. Motto; "Jangan sampai membuat Baba Jidan mengeluarkan kata-katanya..." #4...