Epilog

46.8K 3.6K 246
                                    

Hari ini, adalah hari di mana keempat pria tampan namun tidak berlebihan ini menginjakkan kaki mereka di kelas 11 SMA.

Mereka berjalan di sepanjang koridor dengan gaya yang berbeda.

"Gila.. abang yang itu, imut banget."
"Abang yang badannya kotak - kotak juga,"
"Yang sipit ah, paling ganteng."
"Bukan guys, yang mukanya dingin itu yang paling cool."

Disepanjang jalan, banyak siswi baru yang menatap mereka dan enggan untuk memalingkan wajah mereka barang sedetik saja, untuk melihat keempat pria ini.

Dengan senyuman manis, Aidan menyapa mereka dengan ramah.

"Hai adik - adik yang di sana! Jangan lupa, pas pemilihan osis. Pilih kakak ya! Nanti gratis foto bareng temen - temen kakak!" Tawar Aidan dengan ramah.

Semua siswi yang mendengar itu reflek mengangguk dengan patuh. Aidan sempat terkekeh karena sikap adik kelas barunya itu.

Attariq berjalan mendekati segerombol siswi yang tengah asik bergosip dengan santai.

"Si joko bawa kedondong. Kenalan dong," ucap Attariq sambil berpantun.

Sekumpulan adik kelas yang tidak siap untuk di datangi Attariq pun seketika terdiam kaku.

Attariq menyeringai lebar.

"Agnes monica makan kebab. Kok ga di jawab?" Tanya Attariq lagi dengan pantun.

Devan menggelengkan kepalanya lemah. Aidan malah ikut - ikutan menghampiri sekumpulan murid kelas 10 tersebut.

"Jaka sembung, bawa golok. Kakak ganteng, cuma mau kenalan kok." Ucap Aidan setibanya sampai di depan segerombol siswi yang terdiam karena Attariq. Dan sekarang, malah melongo karena Aidan.

"Iba saya sama cewek - cewek itu," celetuk Rajidan yang sedari tadi mengamati ketiga temannya secara bergantian.

"Iba ngapa ?" Tanya Devan dengan tatapan bingung.

"Kakak kelas yang minta kenalan. Malah dianggurin. Kenapa ga sekalian diapelin ?." Ucap Rajidan sambil menggelengkan kepalanya.

'Pletak'

"Udah main apel - apel aja lo. Mau di kasih makan apa anak orang pas kencan ?" Tanya Devan kesal.

Rajidan yang mendapatkan serangan tiba - tiba dari Devan pun, mengusap kepalanya pelan.

"Makan nasi lah! Tinggal beli doang. Jangan kaya orang susah." ucap Rajidan menyombongkan diri.

"Gue liatin.." ucap Devan seraya menyuruh Rajidan mendekat ke segerombol siswi yang tadi melongo karena Attariq dan Aidan.

Rajidan yang mengerti dengan tantangan yang diberikan Devan padanya pun. Dengan gerakan cepat, menuju ke tempat kejadian perkara.

"Assalamualaikum adik - adik kakak yang cantik - cantik.." ucap Rajidan ramah.

"Waalaikumsalam kakak.." ucap mereka serempak. Attariq dan Aidan menatap Rajidan sinis.

"Ngapain dateng ke sini sih ? Ngerusak kesempatan aja." Ucap Aidan sewot. Rajidan malah tersenyum manis kearah adik - adik kelas mereka.

"Boleh kenalan ga ?" Tanya Rajidan langsung.

"Kenalin kak. Nama aku, Riska." Ucap salah satu gadis dengan kunciran 2 yang terikat rapi dikepalanya.

"Saya Risni." Ucap gadis dengan perawakan tinggi dan mengerikan.

"Alina kak." Gadis manja nan energik ini, tersenyum dengan lembut pada Aidan, Rajidan, dan Attariq.

The SomvlakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang