***
Suasana hening menyelimuti mereka semua. Aidan menatap semua teman-temannya satu per satu. Semuanya hanya termenung dengan pikiran mereka masing masing.
Aidan melihat kedua temannya, Attariq dan Rajidan yang tertawa bahagia tanpa beban. Benarkah? Atau hanya senyuman palsu yang di tunjukkan.
"Aidan ga bisa lama-lama berantem sama Tariq. Terserah kalian mau ngomong apa." Aidan akhirnya memecah keheningan yang terjadi diantara mereka semua.
"Stop Dan." Tiffani menginterupsi langkahnya. Dengan tatapan sinis, Tiffani menatap Aidan dalam.
"Lo masih mau ngedeketin mereka? Setelah apa yang mereka lakuin? Emang mereka nganggep lo ada? Hah?." tanya Tiffani dengan nada sinis. Aidan hanya tersenyum simpul.
"Bahkan sejuta cambukan untuk Aidan, ga bakal ngubah rasa persahabatan." Ucap Aidan yang membuat Devan melongo tak percaya.
"Bah, bisa juga lu bijak? Nyolong quotes dimana?" tanya Devan tak percaya. Aidan memutar bola matanya jengah.
"Itu tadi ada iblis bisikin Aidan..." ucapnya dan segera berlalu yang di ikuti Devan dari belakang.
Tiffani terdiam melihat kedua temannya malah tak mengubrisnya. Beryl hanya menatap pacarnya diam, dan Denna tak dapat berkata apa - apa.
"Sial. Takkan ku biarkan!"
***
Aidan berjalan pelan kearah Attariq dan Rajidan. Devan selalu mengikutinya dari belakang seperti ekor. Aidan yang melihat Devan berjalan dibelakangnya hanya merengut sebal.
"Baru kali ini gua liat preman ciut, kalo ketemu temen." Celetuknya yang masih dapat di dengar Devan.
"Apa kata lu tadi ?!" tanya Devan dengan nada kesal tertahan.
"Devan preman ciut. Malu lah sama anak Tk." Ucap Aidan sambil menjulurkan lidahnya.
"Sotoy lu." Ucap Devan sambil menoyor kepala Aidan.
Tanpa sadar, mereka sudah sampai di meja Rajidan dan Attariq. Mereka berdua terdiam, sedangkan Attariq melayangkan tatapan elang miliknya.
"Mau ngapain?" tanya Rajidan hangat.
"Mau gabung. Boleh?" tanya Aidan pelan. Perasaan tak enak menghampirinya.
Attariq terus menatap Devan dan Aidan secara tajam. Aidan yang di tatap begitupun langsung melihat ke lain arah.
"Join grup bokep aja bayar, masa join ke sini gratis? Cogan punya harga diri kali." Ucap Attariq dengan senyuman yang merekah di bibir manisnya itu.
"Gua traktir dah.." ucap Devan dengan nada songong.
"Tumben lu ga pelit? Abis di belanjain tante ya?" tanya Attariq usil.
"Tante gua menang arisan. Makanya gua kebagian." Ucap Devan mengerling nakal.
"Astagfirullah, setan.." ucap Rajidan menatap Devan ngeri.
"Ko gua dengernya setan ya bukan Devan?" tanya Aidan bingung.
"Gua juga.." ucap Attariq membenarkan ucapan Aidan.
"Emang setan. Kan rada mirip sama Devan. Identik malah." Ucap Rajidan polos.
"Pea kamu y.."
Siang itu, dilalui dengan canda tawa mereka. Akhirnya, setelah sekian lama merekapun berbaikan lagi. Harus ada satu yang berani memulai, seperti Aidan yang awalnya nekat untuk mendatangi kedua Temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Somvlak
HumorRajidan, Badboy tapi Sorbanan. Aidan, Ketos tapi Anak Bunda. Tariq, Badan Sekuriti tapi Hati Hello Kitty. Devan, si Kulkas yang selalu kena masalah padahal gatau apa-apa. Motto; "Jangan sampai membuat Baba Jidan mengeluarkan kata-katanya..." #4...