09. Pengkhianat

2.1K 72 0
                                    

Ella belum juga kembali. Kemana dia? Entah kenapa aku khawatir padanya, padahal diakan hantu.

"Krek... Teeeeekkk" suara pintu dibuka oleh seseorang. Siapa itu?

Dia tersenyum. Dan satu persatu, kardus dihancurkan. Dilempar menjauh. Aku merangkak perlahan mencari lokasi yang aman. Saat dia sedang menghancurkan kardus-kardus, aku merangkak ke arah pintu. Aku membuka pintu dengan perlahan. Dan aku berhasil!

Aku segera keluar mencari tempat. Aku berlari ke arah pintu keluar. Saat aku membuka pintu, pintu itu terkunci! Aku mencoba lagi membuka pintu itu beberapa kali. Tapi tetap terkunci! Sekarang aku panik! Apa yang harus kulakukan?

Pisau masih di tanganku. Aku mencoba mencari alat untuk membuka pintu, tapi terlambat! Dia sedang berjalan ke arahku! Aku khawatir! Apa yang nanti akan terjadi?

"Jangan mendekat! Aku punya pisau di sini. Jangan sampai ini menamcap ke tubuhmu!"

"Aku tidak takut... Karena aku punya yang lebih besar! Ini! Hahahahahaha" ucapnya sambil mengacungkan kapaknya yang besar.

"Diam! Jangan mendekat!!!"

"Kapak ini bisa saja aku lempar ke arahmu. Tapi aku tidak bisa... Ada misi yang harus kuselesaikan malam ini!"

Aku teringat! Sekarang adalah malam jumat dan tepat bulan purnama.

"Apa itu?"

"Sesuatu yang sangat penting bagiku! Hahahahahaha"

Hah? Suara itu? Aku sepertinya mengenalnya. Tapi siapa?

"Siapa kamu?!" Tanyaku sambil tetap mengarahkan pisau padanya.

"Hahahahaha mana mungkin aku jawab pertanyaanmu itu!"

"Mau apa kamu?"

"Kalau kau ingin selamat, ayo! Ikut saja!!" Ucap dia sambil menarik tanganku. Lalu dia melepaskan pisau dari genggamanku. Dia membuka pintu rumah.

Aku di tarik keluar rumah. Aku mencoba melepaskan genggamannya. Tapi dia kuaaaaaaatt sekali...

"Aaaahhh lepasin!!!" Ucapku sambil mencoba kabur.

"Diam kamu!!"

Aku mencoba berulang kali melepaskan genggamannya tapi gagal! Aku menggigit tangannya dan berhasil! Aku terlepas. Aku segera berlari menuju pintu gerbang dan minta pertolongan dari pak Joni yang berada di pos satpam.

"Pak! Pak! Buka pintunya!" Karena tiadk ada jawaban, aku segera mendobrak! Dan...

"Haaaahh???!!" 1 orang mayat tergeletak di sebuah kursi. Mayat itu banyak mengeluarkan darah. Dia memegang sebuah pistol. Bau busuk sangat menyengat dari tubuh mayat itu. Aku yakin itu pak Joni. Ini tidak mungkin!!

Aku segera menutup hidungku. Baunya sangat menyegat sekali...

"Iihh" ucapku sambil bergidik merinding dan segera pergi dari pos satpam. Tapi pada saat aku keluar, ada yang memegang pundakku...

"Aaaaaaaaaa!!! Siapa ini???" Tanyaku. Aku tidak berani melihat ke arah belakang.

"Tenang, ini pak Guntur kok"

Huuuhh syukurlah. Aku segera melihat ke arah belakang. Dan ternyata benar! Pak Guntur ada di situ!

"Huh, ternyata bapak, dikirain siapa" ucapku lega.

"Kamu kenapa non? Kok sepertinya ketakutan?"

"I-iya pak, saya tadi di kejar-kejar sama orang misterius yang membawa kapak dan saya nemuin mayat" ucapku. "Ini mayatnya pak" ucapku sambil menunjuk ke arah dalam pos satpam.

Tapi anehnya mayatnya sudah menghilang! Dan di sana hanya ada pak Joni yang sedang duduk dengan tenang. Tanpa ada sebercak darah pun.

"Eh non, ada apa?" Tanya pak Joni.

"Hmmm, enggak pak. Cuma..." ucapku sambil memalingkan pandanganku.

"Non, ayo ikut bapak" ucap pak Guntur.

"Ke mana pak?"

"Kita cari tempat yang aman saja. Tadi katanya non sedang dikejar-kejar sama orang yang misteriuskan?"

"Ya pak, tapi-" pak Guntur keburu membawaku pergi. Pada saat kami akan jalan mencari tempat aman, orang itu ada lagi.

"Jangan pergi!" Teriak orang tersebut. Sama seperti sebelumnya, dia tetap memakai jubahnya dengan menutupi wajah, kaki, dan tangannya.

"Pak... Pak... Pak I... Itu orangnya" ucapku sambil bersembunyi di balik badan pak Guntur.

"Tenang, akan kuatasi" ucap pak Guntur sambil memegang erat tanganku. Tapi orang itu mendekat ke arah kami dan dia memegang pundak pak Guntur.

"Bagus! Kamu telah menemukan anak itu! Dia telah kabur! Ayo cepat bawa dia" ucap orang itu. Pak Guntur hanya mengangguk.

"Haaaaahhh? Apa yang terjadi?" Tanyaku pada pak Guntur.

"Tenang non, selama kamu mematuhinya kamu akan aman kok" ucap pak Guntur sambil tetap memegang erat tanganku.

Aku berusaha kabur, tapi tidak bisa. Aku mencoba caraku yang pertama-menggigit tangan pak Guntur-. Tapi tidak berhasil! Dia tetap bertahan.

Orang itu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Dan dia mengeluarkan... Pistol! Mendengar suara keributan, pak Joni keluar, melihat keadaan.

"Ada apa?" Tanya pak Joni.

Tapi orang itu tetap diam dan mengarahkan pistolnya ke arah pak Joni. Pak Joni mengeluarkan pistol juga. Orang itu datang menghampiri pak Joni hingga menyudutkannya di dalam pos satpam. Orang itu mendorong pak Joni hingga dia duduk di kursinya dan langsung menembak pak Joni. Dia menembak beberapa kali. Hingga merasa pak Joni tidak bernyawa. Dan dia mengunci pintu pos satpam.

Tepat seperti pandanganku tdi. Ini tidak mungin! Aku tidak menyangka akan memiliki kekuatan seperti ini. Tidak mungkin!

"Itu mungkin hanya sebuah kebetulan saja" pikirku. Tapi...???

Orang itu mengeluarkan senjata lagi dan dia menembakkannya ke arahku. Tapi aku tidak mati! Malah aku seperti pusing dan tidak sadar. Aku seperti di bawa ke sebuah tempat. Mobil! Aku di masukkan ke sebuah mobil. Kaki dan tanganku diikat. Dan setelah itu, aku tidak sadar dengan keadaanku.

Misteri Rumah KeramatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang