Arthur's POV
“Aku akan pulang telat malam ini. Kau tidak perlu menjemputku. Istiratlah selama aku tak mengganggumu.”
Suara Anna terdengar sangat nyaring di telfon. Aku rasa malam ini akan sedikit sepi.
“Baiklah. Hati-hati.” Jawabku malas.
Bukan karena Anna akan pulang telat. Tapi, setiap kali aku melakukan perjalanan yang tak ku mengerti itu, perutku mulai mual sesaat setelah aku bisa mengatur detak jantungku. Tubuhku terasa seperti baru saja diremuk ular phyton.
“Anna, aku ingin kau pulang ke rumahmu saja. Tolong jangan marah.”
Aku meremas tengkukku yang sakit. Mungkin terkilir karena semalaman tertidur di kursi kerja.
“Karena aku bilang akan pulang telat? Kau marah?”
“Aku ingin sendiri untuk beberapa hari.”
“Apa kau sakit?”
“Ya. Ah tidak maksudku.. aku lelah. Hanya itu.”
“Baiklah, besok pagi akan ku bawakan sarapan. See you, Honey!”
Dia menutup telfonnnya. Aku menghela nafas panjang dan kembali ambruk di atas meja kerjaku.
“Hey, Buddy, apa kau dalam masalah? Auramu tak cukup bagus hari ini.”
Bisik Mattew setelah mendorong kursinya mendekatiku.
“Selama kau mengenalku, apa kau pernah melihat gadis ini?” Tanyaku sambil memerlihatkan sketsa wajah yang baru saja ku buat.
Wajah gadis itu selalu saja muncul di benakku. Matt mendekatkan wajahnya pada sketsa di secarik kertas yang ku pegang.
“Jika dihitung-hitung, baru 3 tahun kita saling mengenal, dan aku tak pernah melihatnya. Apa dia mantanmu sebelum bersama Anna? Aku rasa dengan penampilanmu ini, kau tak hanya cukup dengan 10 gadis.”
Aku kembali mengingat nama gadis yang pernah ku kencani.
Otakku berpikir, memutar beberapa memori sebelum bersama Anna. Viola, Alexa, Christy, setelah itu Anna.
Tidak, gadis itu bukan salah satu di antara mereka.
Berulang kali ku bedah isi laptopku. Mencari sesuatu yang berhubungan dengan gadis itu. Tapi tak ku temukan apa-apa.
“Aku tak sebrengsek itu, Matt.” Bisikku, setengah putus asa.
*****
Suara derap kaki dan celoteh anak-anak terdengar semakin jelas. Aku melihat reruntuhan bangunan di sekitarku.
Orang-orang berlalu lalang tanpa memerdulikanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TRAVELER - 7th Generations [COMPLETED - EDITED]
ParanormalDia melepas jaket kulitnya dan segera berbaring di tempat tidur. Aku hanya diam tepat di samping tubuhnya. Luke terlihat memancarkan aura terangnya saat berkelana di alam astral. Ketika ada pergerakan dari tubuhnya yang mencurigakan, tugasku adalah...