Part 12 Inning

257 33 0
                                    

Author's POV

(Flash Back On)

London, 6 tahun yang lalu.

“Aku lihat kau sudah semakin dekat dengannya. Apakah berjalan sesuai rencana kita?”

Pria paruh baya itu duduk bersantai sembari menyeduh tehnya di atas meja.

“Aku rasa begitu.” Eva duduk berhadapan dengan pria itu.

“Kalau begitu besok lusa kita mulai untuk eksekusi dia.”

“Tapi Paman, apa itu tidak terburu-buru?”

“Apa maksudmu terburu-buru? Bukankah kau sudah memastikan dia memiliki kekuatan itu? Seharusnya kau paham akan misi kita selama ini, Eva? Lagi pula, aku sudah memberimu cukup waktu untuk bersenang-senang dengannya.”

“Baiklah. Besok lusa akan aku bawa dia untukmu, Paman. Biarkan aku yang melakukannya.”

Arthur mendengarkan percakapan Eva dengan sang paman, ayah Luke. Di balik jendela kamar Eva, ia mengepalkan tangan menahan emosinya. Malam itu kunjungan rutinnya untuk Eva tak bisa ia lakukan setelah mendengar hal yang mengguncang jiwanya. Seorang gadis yang membuatnya rela melakukan apapun, sejatinya hanya ingin membunuhnya.

***

Tak ada lagi kunjungan malam. Hatinya sudah terlanjur hancur menjadi kepingan. Apalagi menurut rencana, malam ini dirinya mungkin saja akan benar-benar dieksekusi Eva beserta pamannya.

Langkah Arthur terhenti melihat Eva mondar mandir menunggu Arthur di depan rumahnya. Dengan raut penuh emosi, ia melangkah menuju pintu rumahnya.

“Kau sudah pulang?”

“Ya.” Arthur berjalan melewati Eva.

“Ada apa? Kenapa kau seperti ini?”

“Pulanglah! Aku sedang tak enak badan.”

“Kemarin kau juga tak datang. Apa sakitnya dari kemarin? Kenapa kau tak memberiku kabar apapun?”

“Hanya kelelahan. Pulanglah!”

“Arthur!” Eva menarik tangannya.

“Aku tau kau mungkin butuh istirahat, tapi aku rasa akan membosankan berada di rumah sendirian. Apa kau ingin aku membawamu jalan-jalan?”

“Tak usah. Pulanglah! Ini sudah larut malam.”

Arthur melangkah masuk dan menutup pintu. Tapi, kaki kecil Eva berhasil menahannya sebelum pintu itu benar-benar tertutup.

“Arthur, dengarkan aku! Karena kau seperti ini, jadi aku akan sedikit memaksamu.” Eva berhasil membuka pintu itu kembali. “Kau harus ikut aku, Arthur. Aku harap, kau bisa  bekerja sama dengan baik saat ini.”

“Kerja sama apa? Kau ingin aku mengikutimu dan menyerahkan diri pada pamanmu untuk dieksekusi?” Bentak Arthur, kecewa.

“Kau... sudah tau?”

“Kenapa? Kau heran bagaimana aku bisa tau? Aku bahkan tak ingin mengetahui hal konyol ini. Seorang gadis mendekatiku, membuatku jatuh cinta, dan selanjutnya meminta nyawaku. Bukankah aku terlihat sangat bodoh, Eva?”

“Kau harus mendengar penjelasanku dulu! Aku mohon.”

“Aku bahkan tak pernah mencintai seorang gadis sebesar aku mencintaimu sebelumnya. Dan sekarang aku melihat diriku menjadi seekor domba bodoh yang tak tau kapan akan disembelih. Kenapa kau begitu tega melakukan ini padaku?”

“Arthur, aku sangat bersalah dan aku menyesal. Tapi maukah kau dengarkan aku dulu?”

Matanya berkaca-kaca melihat kekecewaan Arthur.

THE TRAVELER - 7th Generations [COMPLETED - EDITED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang