Chapter 10

1.7K 116 13
                                    

"Makasi banyak udah jemput gue," gadis itu membelai wajah Kevin lembut, persis seperti yang ia lakukan dulu.

"Sarah, gue seneng banget lo balik, sayang banget sama lo" Kevin memegang tangan Sarah lembut.

"Pacar lo?" Sarah menarik tangannya lagi.

"Niken? Gue ga tahan, 3 bulan gue pacaran, 3 bulan juga gue dikekang. Gue ngga boleh keluar malem, harus ini, harus itu, emak gue juga bukan. Beda sama lo Rah." Kevin melirik Sarah yang duduk di sampingnya.

Sarah tersenyum, ternyata Kevin masih mencintainya.

"Lo masih sayang gue?" tanya gadis itu pelan.

"Semua masih sama, tersimpan apik di sini Sarah. Selamanya" sahut Kevin sambil menunjuk dadanya.

Air mata bahagia berlinang di pipi Sarah, diusapnya agar tidak segera tumpah.

"Lo tau? Tiga tahun lo ninggalin gue, saat kita selalu sama-sama dari kecil. Cinta gue, sayang gue ke lo dari kecil ga akan pernah bisa tergantikan oleh apapun" lanjut Kevin.

"Tapi lo kenapa pacarin Niken?"

"Niken juga gadis yang istimewa Sarah, gue sayang dia juga. Tapi lo punya tempat sendiri di hati gue, dia juga begitu. Walaupun dia cerewet, rasa sayang gue juga masih ada. Itu saat awal masuk SMA gue kenal dia, gadis yang beda, mirip lo. Gue suka, gue tertarik sampai akhirnya gue resmiin hubungan kita tiga bulan lalu"

Kevin bercerita panjang lebar.

"Tapi pas lo hadir lagi setelah sekian lama hilang, luka gue terobati lagi" lanjutnya.

Sarah diam,

Oh, dia juga sayang Niken? Maksudnya apaan? Seberapa istimewa Niken? Gak, cuma Sarah yang ada di hati Kevin.

"Hey, sekarang kita mau kemana? Lo mau beli sesuatu?" tanya Kevin lagi.

"Lo pilih gue atau Niken?" ucap Sarah langsung menohok hati Kevin, hatinya pedih, sesak. Terbayang wajah Niken yang sangat ceria, yang selalu hangat menyambutnya. Ia rindu ocehannya, juga tangisan khawatirnya.

"Dengan lo diem, lo pilih Niken. Percuma gue balik ke sini!" Sarah terisak. Ya, Sarah sangat merasakan sakit hati.

"Gak gitu Sarah. Gue selalu pilih lo, selalu" ucap Kevin dengan tenggorokan yang sedikit tercekat.

"Gue mau ke mall, mau beli perlengkapan selama di sini! Mau ya anter?"

"Siap" sahut Kevin menggenggam hangat tangan Sarah, gadis itu tersenyum. Menang.

Selamanya, untuk selamanya. Hati Kevin emang buat gue.

************************

"Nikeeen beraat!" Robin kewalahan membawa barang belanjaan titipan Mama Niken, sangat banyak, kedua tangannya penuh.

"Uuuu Obin, sabar ya sabar ya!" ucap Niken sambil mengelus-elus pipi Robin yang wajahnya super kusut.

"Masih beli apa lagi? Capek" Robin mendengus,

"Beli es krim!" seru Niken sambil mengacak-acak rambut Robin.

"Gila lo beli es krim, lo suruh gue jadi babu lo bawa beginian? Serius gue tinggal lo!" Robin kesal, kesal sekali.

"Kunci mobil kan tadi lo titip ke gue," sahut Niken santai sambil mengeluarkan kunci mobil dari slingbag nya.

Sialan!

"Ini barangnya dititip ke security aja dulu, jangan goblok gitu Bin"

Robin memutar bola matanya, gemas. Ingin rasanya dia menoyor kepala Niken tapi kedua tangannya penuh barang belanjaan. Laki-laki itu berjalan ke arah pos satpam di depan.

WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang