1

22.9K 711 24
                                    

Aku tak pernah mengenal kata cinta. Yang ku tau ketika seorang wanita jatuh cinta adalah mereka gila. Senyum sendiri, melamun, berpakaian menarik, posesif, cemburuan, over protektif, galau. Ketika putus mereka akan melakukan hal-hal yang tak wajar seperti banting barang, sensitif, sentimen, dan lain sebagainya. Aku tau gambaran- gambaran itu dari beberapa novel yang ku baca bahkan adik ku sendiri melakukan hal seperti itu. Labil.

Jatuh cinta itu malapetaka. Siap jungkir balik setiap waktu. Sebelum hati ku siap aku tak akan pernah berani menjejalkan langkah ke area hubungan penuh perasaan seperti itu. Banyak cara yang ku lakukan yaitu mengurangi pergaulan, menyendiri, dan menghindari spesies cowok. Ada 3 kata yang terpatri dalam otakku 'No pria, Danger!'.

Aku tidak munafik dalam hidup ku tak pernah merasakan tertarik pada cowok. Tapi perlu digaris bawahi hanya sekedar tertarik, bukan cinta. Hanya curi pandang sekilas dan terbawa perasaan, itu wajar. Dan itu terjadi ketika aku duduk di bangku SMP. Awalnya aku hanya ingin sekedar berkenalan dengan mengirim pesan singkat. Tapi berujung menyesakkan. Ia mempermainkan ku.

Ia mengumbar pesan singkat yang ku lakukan padanya dengan alasan aku menyukainya dan gosip bertebaran dimana-mana. Semua murid mencibir ku dan meremehkan ku.

Penampilan ku jauh dari kata cantik, lebih tepat nya mengenaskan. Tubuh gembal, gendut, berjerawat, seragam pudar dan menguning, rambut berantakan, sepatu robek, kaus kaki menguning, tas bergambar barbie, dan bodoh. Lengkap sudah image cewek si buruk rupa.

Hampir semua murid memandang ku dengan tatapan ingin menjatuhkan harga diri ku. Tak heran mereka melakukan hal itu, bocah lelaki yang ku sukai memiliki pamor yang bagus, anggota osis, dan tampan. Idola para siswi. Sayangnya tak sebanding dengan sikap yang dimilikinya. Sejak saat itu sikap ku berubah, tak pernah lagi berani mengumbar rasa tertarik, menghilang dari pandangan orang banyak, duduk sendiri di sudut kelas agar bisa menghindari berbagai macam cercaan.

Pengalaman itu menjadikan trauma tersendiri untuk ku. Ekspetasiku mengenai pria berubah total. Aku tak berani menyukai pria, bahkan sekedar melirik saja aku tak memiliki keberanian. Memang rasa tertarik ku pada lawan jenis cepat mencuat dalam hati, apalagi ketika pria itu memperlakukan ku dengan baik, aku jadi malu dan salah tingkah.
Jadi aku menghindari segala jenis pria.

Hal itu ternyata memberi pandangan lain. Mereka sering menjahiliku dan menggodaku kemudian mentertawakanku.Menjadikanku bahan lelucon. Aku menerima tanpa melawan. Marah? Pasti. Apa yang bisa ku lakukan. Aku hanya gadis si buruk rupa.

Masih taraf tertarik saja aku bisa diperlakukan seperti itu, apalagi jika benar-benar merasakan yang namanya cinta. Beruntung masih tahap awal dan aku belum sempat merasakan perasaan gila seperti mereka yang benar-benar dimabuk cinta.

Lambat laun kepribadian ku juga berubah total dari bocah periang, percaya diri, mempunyai teman, kini berbanding terbalik. Aku menetralisir sikap dan ucapan ku untuk menghindari hal-hal buruk terjadi lagi.

Aku mulai memperbaiki diri.
Perlahan aku mengubah cara penampilanku, menjalani diet teratur, dan belajar giat. Semakin hari ambisiku untuk menjadi gadis menarik semakin kuat. Seiring berjalannya waktu segala usaha ku membuahkan hasil, eksitensi ku juga diakui. Bertahun-tahun aku mengubah diriku menjadi sosok yang layak, setidaknya di hadapan teman-teman.

Ku kira perubahan ku akan memberikan nilai positif. Dan ternyata tidak. Mereka memanfaatkan dan mengambil keuntungan dariku saja. Ku sadari aku belum berubah, aku masih tetap sama 'gadis si buruk rupa'.

Jadilah aku sekarang sosok wanita dewasa berumur 25 tahun dengan kepribadian kaku, sederhana, penyendiri, dan tentunya masih single. Aku tinggal seorang diri di sebuah apartement kecil di sudut kota Jakarta. Menjadi karyawan di salah satu mini market terdekat.

Meskipun aku lulusan S1 dari salah satu universitas ternama dengan predikat salah satu lulusan IPK terbaik tak menjamin dunia kerja mau menerima ku dengan mudah. Nyatanya, setelah lulus aku mengirim lamaran di beberapa perusahaan dan hingga saat ini tak kunjung mendapatkan panggilan. Aku resmi menyandang status pengangguran atau lebih tepatnya sampah masyarakat.

Aku tetap menjalani hidup ku seperti aku yang sekarang, tak ada Leena yang baru, tetap Leena si buruk rupa.

Tbc....

I Fell...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang