Mengejar Malam Pertama

18.5K 465 34
                                    

Lion POV

Hubungan ku bersama Leena selama ini baik-baik saja, sangat baik, sampai aku berpikir ingin mengurungnya, mengikatnya, atau sekalian ku pasung dalam kamar. Kalian tau apa yang ku pikirkan saat ini, kenapa aku jatuh cinta dengan gadis sepertinya. Ya, gadis, hingga detik ini wanita itu masih perawan. Aku tak bisa menyentuhnya meski hanya sejengkal. Aku akan cerita kan bagaimana cara ku mengejar kisah 'Malam Pertama' ku bersamanya.

*****

Hari ini pengunjung kafe meledak bahkan sampai rela mengantri di luar. Sejak Boy dan Jery dinobatkan menjadi chef sekaligus pelayan pria idaman para wanita, keadaan kafe dibanjiri fans-fans wanita alay. Jika saja mereka tau bahwa mereka berdua memiliki gangguan sex, aku yakin kafe ini akan bangkrut, demi kesejahteraan bersama aku tutup mulut.

Aku dan Leena mendahului pulang sebelum kafe benar-benar tutup. Setibanya di rumah kami bergantian menggunakan kamar mandi. Usai mandi aku memintanya membuatkan ku kopi, sementara aku merapikan tempat tidur. Tak butuh waktu lama Leena datang membawa secangkir kopi kemudian ku habis kan dalam sekali teguk.

"Cepet amat minum nya" gumam Leena

Aku berdehem, menariknya berbaring disampingku. Ia menurut. "Mmm..." aku sedikit gugup. Meskipun aku sudah berpengalaman dalam hal ini sebelumnya, tetap saja dengan wanita dan hati yang baru itu sedikit canggung.

"Kenapa kak?"

Sejak resmi menjadi suami istri bermodal cinta, ia memanggil ku kakak. Aku pernah memintanya memanggil ku 'Sayang' atau 'Suamiku', ia menolak bahkan aku rela mengenyahkan harga diri ku, berpura-pura merajuk untuk mendengarkan satu kata itu keluar dari mulutnya. Tapi bukannya mendapatkan sikap romantis melainkan dapat cubitan berkali-kali sampai meninggalkan bekas. Leena memang langsung meminta maaf dan menyesal. Sejak saat itu aku bersumpah tak akan mengulanginya lagi. Cubitannya benar-benar sakit.

Aku berdehem berulang kali. "Rekan kerja ku baru melahirkan kemarin"

"Terus?" tanya nya polos

"Kau...tidak ingin melakukannya juga?"

"Melakukan apa?"

"Melahirkan"

"Gimana mau ngelahirin, buat aja belum"

Akhirnya kena pancing juga, batinku. Aku memperbaiki posisi tidur mensejajarkan tubuh ku dengannya. Leena mengerutkan dahi, menatap ku bingung.

"Ya udah ayo buat"

Leena tertawa kecil. "Kayak gampang aja buat nya"

"Ya makanya itu ayo dicoba" ajak ku semangat

Leena berpikir, menatap ku ragu-ragu. Aku mengerti hal seperti ini memang tak mudah bagi seorang perawan sepertinya. Ia menggeleng ragu. "Kapan-kapan aja" ucap nya sambil meringis canggung.

Aku menghela nafas panjang. "Oke, kita coba sebentar, seperti dasar-dasarnya" bujukku. Ia berpikir sejenak, lalu menggeleng lagi. Aku hampir frustasi. "Baiklah, berikan aku ciuman" ia langsung mengecup kilat pipiku. "Bukan kecupan, ciuman"

"Apa bedanya? Sama aja"

"Ciuman itu pakai perasaan sayang"

Tepat saat memanggilnya sayang, dalam sedetik wajah itu berubah merah dan salah tingkah seperti biasanya. Kebiasaannya itu selalu membuat ku bisa mencuri kesempatan. Tangan ku terulur mengusap pipinya, menatapnya penuh kasih, merasa tak ada penolakan wajahku mendekat menghilangkan jarak. Dan ketika bibir ku hampir menempel, mendadak tangannya menjambak kasar rambut ku dan menariknya ke belakang. Aku meringis kesakitan.

I Fell...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang