First Sight

825 21 1
                                    

"Ayo dhin, nanti kalo kelamaan kita kehabisan novelnya" Kata pita sambil meraih tangan Nadhin, agar sedikit berlari.

Nadhin Queena. Gadis periang yang merupakan anak pasangan Miliarder dunia, tapi Nadhin hanya ingin menjadi gadis biasa. Ya, gadis biasa yang menjalani masa mudanya seperti anak muda lainnya. Nadhin hanya anak perempuan satu-satunya dikeluarga ayah maupun ibunya, tidak salah jika Nadhin sangat dimanjakan oleh orang tua dan saudaranya. Tapi Nadhin bukanlah gadis manja, dia sangat mandiri. Ada 2 hal yang Nadhin benci.
1. Kebohongan
2. Kekerasan
Itulah Nadhin, gadis menarik yang baik hati.

"Iya, iya sabar dong pit. Kamu kan tau kaki ku lagi sakit." Gerutu Nadhin pada Pita yang masih menarik tangan Nadhin dan Arin.

"Tau nih Pita, badan ku kan seksi jadi susah lari nih. Udah jalan biasa aja, toko bukunya kan deket dari sekolah kita." Kata Arin sambil ngos-ngosan 'bahasa familiarnya ya'

"Seksi mbah gondrong mu rin, badan udah kaya gentong dibilang seksi. Kamu bilang deket? jauh banget itu rin.Yaudalah, kalo novelnya kehabisan aku gamau tau. Kamu sama Nadhin harus beliin aku gulali di belakang sekolah." Ancam Pita, ancaman yang membuat Nadhin dan Arin bosan medengarnya. Pita suka sekali makan gulali, Nadhin dan Arin bingung kenapa gigi Pita tidak pernah bolong padahal Pita setiap hari selalu makan gulali.

"Iya udah terserah kamu aja, tau ga pit lama lama tukang gulalinya cepet naik haji kamu beli terus dagangan dia." Kata Arin asal.

"Bagus dong, pahala ku nambah. Emangnya kamu, lemak yang nambah tiap hari." Ledek Pita sambil menjulurkan lidah ke Arin. Arin yang mendengarnya langsung naik pitam. Nadhin tau apa yang akan terjadi selanjutnya, Arin mengejar Pita untuk memukul kepalanya tapi tak pernah tertangkap dan berakhir Arin yang minum 2 botol air mineral.

"Udahlah pit kamu jangan ledek Arin terus, nanti 4 tahun kedepan kamu yang gendut Arin yang seksi kamu nyesel loh."

"Iya loh. Aku kan cuman bercanda supaya Arin lari biar lemaknya terbakar."
Disaat sahabatnya adu mulut Nadhin memilih diam dan melihat taman diseberang jalan. Disana Nadhin terkejut melihat segerombolan anak laki-laki, jika hanya berkumpul seperti biasa Nadhin tak masalah tapi ini segerombolan anak laki-laki yang memukul anak-anak sekolah. Nadhin melihat seragam laki-laki yang terus memukul lawannya, ternyata seragamnya sama dengan seragam Nadhin, Arin dan Pita. Dengan keberanian Nadhin berteriak.

"Hey, kalian ngapain?" Teriak Nadhin dengan keberanian 10%. Arin dan Pita yang sedang adu mulut pun berhenti dan melihat ke arah Nadhin.

"Dhin kamu ngapain sih? gausa cari masalah deh dia anak bandel di sekolah. Udah ayo lanjut jalan aja." Paksa Arin, Arin tau siapa laki-laki yang memukul lawannya itu. Dia adalah Dirga Dirta, laki-laki terkasar yang pernah Arin temuin.

"Gabole gitu rin, dia dipukulin aku ga bisa diem aja kalo nanti dia kenapa kenapa gimana? Kita ga bisa pura pura ga lihat dia, kamu ga lupa kan aku benci kekerasan? Yaudah sana kalian duluan aja." Kata Nadhin. Tanpa mendengar ocehan Arin, Nadhin langsung menghampiri segerombolan anak bandel itu.

"KAMU KENAPA MUKULIN DIA AJA SIH KASIAN TAU! KAMU JUGA KENAPA GA BALES PUKULAN DIA! LIAT KAN MUKA KAMU AJUR GINI!" Teriak Nadhin, entah dapat keberanian dari mana Nadhin berteriak sekeras itu. Segerombolan itu tercengang mendengar teriakan Nadhin, mereka tidak tahu siapa perempuan ini, darimana asalnya, kenapa berani berteriak ke Dirga.

"Lo siapa?" Tanya Dirga, Nadhin yang semula membantu korban kekerasan gerembolan anak bandel itu seketika tercengang.

'Mampus aku.' batin Nadhin 'Aduh Nadhin kamu ko bodoh banget sih bertindak ga mikir mikir, duh gimana nih'

"A-aaku Nadhin" Jawab Nadhin terbata-bata.

"Gue ga nanya nama lo bodoh! Lo siapa berani teriak teriak depan muka gue? lo cewe nya dia?" Tunjuk Dirga kearah korbannya.

"B-bu-bukan ko. Aku bukan pacarnya"

"Kenapa lo tolongin?"

"Karna kamu mukulin dia, dianya juga odang dipukulin diem aja. Udah ya aku mau anter dia ke UKS sekolah. Masukin seragam kamu, jangan kaya anak bandel beneran. Kalo kamu mau marah nanti ya besok aja di perpus."

"Iya, udah sana anter." Jawab Dirga. Teman-temannya bingung apa yang salah dengan otak Dirga. Kenapa dengan segampang itu dia melepaskan perempuan tadi? Kenapa Dirga tidak memukul perempaun tadi? Dan kenapa nada bicara Dirga sangat halus? Entahlah mereka hanya mengerdikan bahu. Mungkin besok ada keajaiban yang lebih ajaib dari hari ini.


Sabtu, 12 November.

My Sweet GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang