Lihat lihatlah aku
Apakah kau melihat sayap-sayapku?
Sayapku terluka terlepas bahkan hancur berkeping-keping
Masih pantaskah kau merasa dirimu lebih terlukaLihatlah dirimu..
Sayapmu bahkan Seputih salju
Seakan debu enggan mengotorinya
Masihkah kau mampu berucap dirimu lah yang terlukaAku memang bodoh
Bodoh karena merelakan segalanya
Bodoh karena memberikan seluruh hatiku
Bodoh telah membiarkan engkau menjadi pengendali dirikuAku memang tak memiliki apapun
Yang mampu kuberikan hanya seluruh hatiku
Bahkan sejak awal kau sudah mengambilnya
Namun saat ini kau seakan mencampakkannyaTak bisakah engkau cukup menerima
Haruskah engkau merampas seluruhnya
Tak bisakah kau sisakan
Sedikit saja hatikuMungkin aku memang tak bermakna untukmu
Namun bagiku kau adalah seluruh nafasku
Nafas yang memberikanku hidup penuh warna
Yang melukiskan indahnya pelangi di hariku yang hanya abu-abuKau lah yang membuat aku belajar arti mencintai sepenuh hati
Kau lah yang membuat aku belajar cinta selalu memaafkan
Bahkan saat perlahan kau menggores hatiku
Menyiksa hatiku yang sudah terlukaSaat ini aku tersadar
Bahkan mungkin sejak awal aku tak pernah mendapatkan hatimu
Bahkan hanya secuil pun aku tak mampu mendapatkannya
Meskipun sudah sekuat tenaga aku memohon
Semua terasa percumaSudah saatnya aku berpaling
Meninggalkan dirimu dan hatiku yang masih tersisa untuk ku genggam
Menyusun kembali serpihan-serpihan hatiku
Mungkin butuh waktu seumur hidupNamun aku tak menyesal pernah mencintaimu
Karena bagiku ada berjuta alasan aku mencintaimu
Namun tak ku temukan satu alasan untuk membencimu
Karena engkaulah pemilik hatiku
KAMU SEDANG MEMBACA
Poetry
PoetryKetika mulut tak bisa berkata-kata biarlah hatimu yang berkata dan biarkan kata itu terbang bersama angin hingga akhirnya kata itu sampai pada dirinya..dirinya yang memang layak mendengarkan dan memahami setiap kata hatimu yang terdalam..saat itulah...