Kau datang hanya dengan segenggam cinta
Namun kau mampu mengubah hariku
Hari yang dahulu hanya kelam
Kau ubah menjadi penuh warnaEntah sejak kapan engkau mampu merebut hatiku
Membuat pusat diriku seluruhnya hanya padamu
Kau membuat diriku seakan tak mampu hidup tanpamu
Bahkan mungkin untuk bernafas tanpamu saja aku tak mampuHanya dengan segenggam cinta kau mampu merobohkan tembok yang selama ini kubangun
Tembok yang satu per satu sudah kususun untuk melindungi hatiku
Yah melindungi hatiku dari yang namanya patah hati
Kau bagai air yang menetes terus-menerus mengikis tembok yang telah kubangun dengan rasa sakit yang kupendamNamun saat kau sudah merobohkan tembok itu
Dengan gampangnya kau pergi seolah tak pernah terjadi apapun
Bahkan kau merampas hatiku tanpa menyisakan sedikitpun
Kau bahkan menghancurkan hatiku yang telah kau rampasHancur berkeping-keping
Lebur bahkan saat ini sudah tertiup angin
Hilang hingga tak bersisa
Apa yang harus kulakukan sekarangAku merintih tersiksa menahan perih
Perih kehilangan hatiku
Aku berusaha menyusun kembali serpihan-serpihan hatiku
Namun tak mudah ku temukan serpihan hatikuPerlahan sudah ku tekadkan
Aku perlahan membangun kembali tembok itu meski dengan bercucuran air mata
Satu persatu tembok kususun dari setiap sakit yang kualami
Hingga suatu saat ku temukan sosok yang mampu mengikisnya dan menjaga hatiku tetap utuh meski penuh dengan luka
KAMU SEDANG MEMBACA
Poetry
PoesíaKetika mulut tak bisa berkata-kata biarlah hatimu yang berkata dan biarkan kata itu terbang bersama angin hingga akhirnya kata itu sampai pada dirinya..dirinya yang memang layak mendengarkan dan memahami setiap kata hatimu yang terdalam..saat itulah...