Jealous

2.3K 282 22
                                    

Disclaimer
Mystic Messenger © Cheritz
Media © OrangeSekaii
Story © Panilla_IceCream
.
.
.
Warning!
OOC, Bad EBI, Lot of Typos, dll
.
.
.

Enjoy Reading ~

°°°

"Kyaaa~!"

Jeritan seorang perempuan terdengar dari ruang tengah di kediaman milik Jumin Han.

Jumin yang baru saja kembali dari perusahaannya pun mengangkat alisnya. Dia heran, tentu saja, kenapa istrinya-satu-satunya perempuan yang saat ini ada di rumahnya, berteriak seperti itu.

"(Name)?" panggil Jumin.

Nihil. (Name) tidak menyahutnya.

Jumin menghela napas. Dia memutuskan untuk menghampiri sang istri di ruang tengah.

"(Name)-"

Iris kelabu Jumin melebar melihat wajah (name) yang memerah-

Kalau itu karenanya, tak masalah.

Tapi ... wajah (name) memerah karena Zen.

Ya, wanita yang merupakan istrinya itu tengah menonton DVD Zen yang diberikan oleh asistennya, Jaehee Kang.

Jumin menepuk dahinya. Dia baru sadar kalau sang istri adalah fans dari Zen.

'Asisten Kang, kau harus membayar semua ini,' batin Jumin.

Nun jauh di sana, tiba-tiba Jaehee merasa bulu kuduknya berdiri tanpa sebab.

°°°

'Sudah berapa lama ia menonton DVD itu?' batin Jumin.

Jumin kesal, tentu saja-

Berkat DVD itu, (name) mengacuhkannya.

Seperti tadi,

"(Name)? Aku lapar."

"Ambil sendiri, Oppa! Aku sedang sibuk~."

'Sibuk apanya ....'

"Kyaaa~."

"Oh, Zen-oppa keren sekali~."

Cukup sudah. Mendengar istrinya ber-fangirling baru saja membuat kekesalannya meningkat.

Jumin mengambil remote TV yang terletak di atas sofa dan menekan tombol untuk mematikan televisi yang menampilkan wajah tampan Zen yang sedang bernyanyi.

Syuut.

Hening sejenak.

"HEEE?" seruan protes dari sang istri mulai terdengar saat wanita itu menyadari bahwa layar televisi sudah menghitam.

(Name) membalikkan badannya dan menatap Jumin-meminta penjelasan.

"Kenapa dimatikan, Oppa?" rengeknya.

Jumin menghela napas.

Dia berjalan mendekati istrinya. Semakin lama semakin dekat hingga membuat (name) mundur perlahan-

Dan akhirnya, (name) terjepit di antara tembok dan suaminya.

"Oppa?"

Jumin menatap istrinya lekat-lekat, "Kau tahu? Aku tak suka melihatmu bersama atau melihat pria lain, sekalipun kau hanya melihatnya dari televisi, paham?"

Deru napas sang suami yang menerpa wajahnya sedikit mengganggunya untuk bertanya, karena membuat jantungnya berdebar kencang.

(Name) meneguk ludahnya kasar, kemudian berujar, "Jumin-oppa cemburu?"

Mendengar perkataan sang istri, semburat merah tipis muncul di wajah Jumin. Namun, telinga milik pria itu juga ikut memerah.

Suara tawa favorit Jumin meluncur dari bibir (name).

"Jumin-oppa cemburu dengan Zen-oppa?"

Jumin mendengus, "Jangan memanggilnya 'oppa'."

Tawa renyah milik (name) terdengar kembali saat wanita itu mendengar protes sang suami.

"Ya ampun, kau manis sekali, Oppa!"

End of Chapter

Yahoo~ Pani persembahkan drabble untuk kalian ^^

Semoga kalian suka dan enjoy saat membacanya ^^

Oh, yang belum memberi voting di chapter sebelumnya, harap memberi suara ya ^^;; Terima kasih untuk vote-nya, tapi yang benar-benar Pani butuhkan adalah suara dari kalian ^^

Terima kasih untuk suara yang masuk~ voting ditutup tanggal 19 ^^

Akhir kata, terima kasih untuk kalian semua yang sudah membaca, memberi vote, suara, dan komentar! ❤

Ps : Mind to vomment & Follow (buat yang belum)?

Cheers,
Panilla IceCream

Our Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang