Sick

2.1K 252 34
                                    

Disclaimer
Mystic Messenger © Cheritz
Media © Myetie

•Warning•
OOC, Typos, Bad EBI, absurd, dll.

•Enjoy•

°°°

(Name) memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya.

Cuaca sedang buruk, hujan turun setiap hari. Walaupun (name) lebih sering berada di dalam rumah, tetapi tetap saja hawa dingin yang menusuk bisa masuk ke rumah.

(Name) sudah berhari-hari merasa tak enak badan, semenjak Jumin pergi ke luar negeri untuk urusan bisnisnya.

Dan payahnya, kondisinya kini justru bertambah buruk.

(Name) sendiri tak tahu, mungkinkah kondisinya ini disebabkan karena cuaca yang buruk atau rindu pada suaminya?

Sambil mengeratkan selimut yang ia kenakan, jemarinya mencoba menekan beberapa tombol di ponselnya dan menempelkan ponselnya di daun telinganya.

Nada sambung mulai terdengar, membuat (name) menghembuskan napas lega.

"Halo, (name)? Ada apa?"

"Jumin?" panggil (name) dengan suara yang serak.

"(Name)? Kau kenapa? Kau sakit? Kau sudah menelepon dokter?" tanya Jumin di seberang sana dengan pertanyaan beruntun—bukan Jumin sekali.

"Uhh, s-sedikit, aku tak apa, tak perlu memanggil dokter—"

"Mana bisa begitu? (Name), jangan beranjak dari tempat tidurmu, aku akan segera sampai di rumah, oke?"

Senyum mengembang di wajah pucat (name) mengetahui sang suami begitu mengkhawatirkannya.

"Ya, berhati-hatilah."

Kemudian, (name) meletakkan ponsel di samping tubuhnya dan menatap langit-langit kamarnya dan Jumin.

Tak lama, Jumin masuk ke kamarnya dan (name) dengan napas terengah-engah.

"(Name)? Kau baik-baik saja?" tanya Jumin.

Dia mendekati istrinya itu dan memegang dahinya.

Berdecak kesal, Jumin pun memeluk tubuh (name) yang terlihat lemas.

"Sudah makan? Kau tidak minum obat?" ujar Jumin lembut sembari mengelus rambut sang istri.

"Sedikit. Um, kau tahu benar, Jumin, aku tak suka minum obat."

Helaan napas terdengar.

"Terserah kau saja, dokternya sebentar lagi tiba," omel Jumin.

(Name) mengendurkan pelukan mereka dan memegang pipi Jumin.

"Kenapa kau pulang—ah, maksudku, kenapa kau tak ke kantor dulu?"

Jumin mengecup dahi istrinya sekilas dan tersenyum.

"Tidak. Kita berdua tahu kau adalah prioritas utamaku, (name). Aku tak akan bekerja kalau kau belum sembuh, aku akan menemanimu."

"Apakah tidak apa-apa?" tanya (name), "itu tak mengganggumu, Oppa?"

"Tidak sama sekali, sayangku."

°°°

Di perusahaan C&R, Jaehee merasakan firasat yang buruk.

"Ada apa ini?" gumam Jaehee.

End of Chapter

Siapa yang mau ditemenin abang JuJu kalo sakit? 😆😆

Drabble ini terinspirasi dari cuaca yang tidak menentu beberapa waktu ini.

Jaga kesehatan kalian, ya ❤

Oh, Pani membuka rikues, kok. Kira-kira kalian ingin cerita yang seperti apa?

Contoh : MC nonton konsernya Zen dan dimarahin Jumin.

Bisa komentar di bawah atau PC aku di Line (cek bio).

Well, mind to vomment & follow?

Cheers,
Panilla Ais Krim

Our Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang