Happy Reading, Ya !
Deras hujan yang tak kunjung reda membuatku harus bertahan di halte bus ini sendiri. Bagaimana ini ? Hari semakin gelap. Sekarang aku mulai khawatir. Belum lagi gemuruh petir yang keras membuatku takut.
Yoongi, apa dia akan menjemputku ? Apa dia memikirkanku di rumah ? Ingin rasanya menghubunginya. Tapi, Aku tidak mau merepotkannya. Yoongi, aku merindukannya. Hujan membuatku merindukannya. Dan kau tahu bagaimana rasanya rindu ? Rasanya ingin menangis. Ini menyebalkan.
Ku lirik jam di ponselku. Apa ?! Pukul delapan malam ?! Itu artinya aku sudah dua jam berdiam di sini. Hujan redalah, Aku mohon. Aku tidak boleh di sini terus. Dengan tekad kuat dalam hati ku beranikan diri menerjang hujan. Dingin malam dan guyuran hujan tidak boleh membuatku hilang keberanian.
Lari dan terus berlari, aku harap aku segera sampai di rumah. Aaa ! Seketika aku menjerit. Petir seolah menyambar sesuatu. Yoongi, aku takut. Belum lagi jalan yang sepi. Yoongi, apa kau tidak khawatir padaku ?
Aaaa !!
Lagi-lagi petir membuatku menjerit. Perlahan air mataku mulai mengalir seperti hujan yang membasahi tubuhku. Hingga akhirnya aku terduduk di bawah pohon besar memeluk lutut untuk berlindung. Jujur, berada di sini aku lebih takut. Bagaimana jika pohon ini tersambar dan menimpa tubuhku ?
"Yoongi, aku takut" tangisku semakin lancar mengalir. "Yoongi".
"Bangunlah !" Suara yang tidak asing itu muncul. Ku dongakkan kepalaku. Pria bermarga Min telah berdiri di depanku dan memayungiku. Aku pun langsung berdiri. "Yoongi". Hampir aku memeluknya, tapi ku tahan. Aku sadar tubuhku basah semua.
"Aku takut. Hujannya sangat deras" ujarku padanya di tengah isakanku.
"Konyol ! Dasar bodoh !"
"Yoongi !" Aku sudah tidak tahan. Ku peluk tubuhnya erat. "Maafkan aku"
"Kenapa kau senang membuat orang khawatir, ha ?" Meskipun dia memakiku tapi, dia tetap membelai rambutku.
"Maaf, maafkan aku"
-
-
-
Sampai kami di rumah. Aku hanya bisa tertunduk lesu. "Rae Na kau tidak apa-apa ?" Ibu langsung menyambutku dengan sangat cemas."Tidak, bu. Aku baik-baik saja" ku coba menenangkannya. Pria di sampingku pun langsung mengajakku masuk ke kamar.
Selesai membersihkan diri, aku berdiri di balkon sembari menatap langit kelam tanpa satupun bintang. Sempat sesekali aku bersin-bersin.
"Sepertinya kau akan flu" ucap Yoongi yang datang menyelimutiku dengan selimut tebal.
Lagi, aku bersin. "Mungkin saja. Sekarang bahkan kepalaku agak pusing. Ah ! Menyebalkan. Kenapa baru reda. Andai reda dari tadi pasti sekarang aku sudah tidur"
"Minum obatnya dan tidurlah !" Sarannya.
"Andai dulu kau masuk fakultas kedokteran pasti sekarang kau bisa merawatku layaknya dokter. Oh ya ! Kenapa waktu itu kau tidak masuk kesana ?"
"Karena aku tidak ingin menjadi Baek Seung Jo ataupun Irie Naoki yang kau pikirkan. Aku tidak mau kau samakan dengan mereka"
"Tetap saja kau kejam seperti mereka" gerutuku.
"Ayo tidur ! Sudah malam" ajaknya seraya melangkahkan kaki masuk.
"Yoongi !" Panggilku. Dia menoleh empat puluh lima derajat. "Kau marah padaku ?" Lanjutku.
"Aku tidak punya waktu memarahimu" jawabnya datar.
"Tapi,,,"
"Ayo masuk ! Atau ku tutup pintunya" sahutnya mengancam.
Aku terpejam di bawah selimut tebal bersamanya. "Yoongi, selamat malam !" Ucapku padanya. Sungguh, aku tidak tahu apa aku bisa tidur atau tidak. Kepalaku semakin pusing.
Sinar matahari membangunkanku. Perlahan ku buka mataku yang sangat pedih.Ku raba keningku, ada kain tertempel di sana. Dari sudut mataku ku lihat Yoongi sudah berdiri di sampingku.
"Kau demam, istirahatlah di rumah"
"Kau sudah mau berangkat ? Tapi, aku ingin pergi. Aku tidak ingin di rumah sendiri"
"Kau demam tinggi. Istirahat saja. Aku berangkat dulu" dia hampir memutar tubuhnya 90 derajat. Tapi, ku tahan tangannya.
Mataku mulai berkaca-kaca, bukan karena menahan sakit tapi karena dia meninggalkanku. "Aku ingin bersamamu. Aku ingin di rumah denganmu. Aku tidak mau kau tinggalkan aku"
"Kenapa kau cengeng sekali, mudah menangis"
Sekarang aku benar-benar menangis mendengar ucapannya. Sementara dia hanya melihatku. Tak lama kemudian dia mengganti kompresku. "Istirahatlah !" Dia pergi meninggalkanku. Yoongi, kenapa kau tega ?
-TBC-
Vomment lah ! Maaf, kalau alurnya kecepatan. Readers, help me ! Gomawo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Kiss Me Chapter 2 (END)
FanfictionLast Day In Jeju Seperti yang sudah di rencanakan, Yoongi dan Rae Na berlibur di Pulau Jeju. Sayang, ini adalah hari terakhir mereka berlibur. Beberapa tempat pun sudah mereka datangi, seperti hari ini. "Hufhh ! Lelah sekali" keluh Rae Na sembari me...