Love Me, Kiss Me Chapter 2 (END)

Part 8

Masih Yoongi Pov. Happy Reading, Ya !

Ku buka pintu kamar dengan segera. Betapa terkejutnya aku, ada dua teman setianya juga pria ini, Min Woo. Kenapa mereka bisa datang kemari. Aku tahu mereka pasti menjenguk Rae Na. Tapi, kenapa harus menjenguknya ? Apa lagi dia, pasti kedua temannya itu yang memberi tahu.

"Yoongi, kau sudah pulang ?" Sapa Rae Na padaku yang termangu di depan pintu dengan keheranan di otakku. "Maaf, mereka masuk ke kamar ini" lanjutnya.

"Benar. Kami minta maaf, masuk kamar ini tanpa izinmu" imbuh Il Sun.

"Hei ! Kenapa harus minta maaf. Kita kesini untuk Rae Na. Jika kamar ini miliknya berarti juga milik Rae Na dan Rae Na sudah mengizinkan. Kenapa harus maaf padanya ?" Ujar Min Woo yang bersandar di dinding jendela. Tidak ada tanggapan dari mereka bertiga. Hanya tatapan tajam yang mereka tujukan padanya. Aku justru merasa lucu dengan tingkah mereka.

Perlahan aku mulai mendekati istriku. "Bagaimana keadaanmu ?" Tanyaku datar. Ya, beginilah ekspresiku. Aku tidak bisa seperti pria lain. Apa lagi seperti Min Woo yang selalu perhatian pada Rae Na. Harus ku akui memang, dia selalu melindungi Rae Na dan tidak pernah menyerah mengejarnya. Aku cukup kagum atas usahanya.

"Sepertinya kami harus pergi sekarang. Rae Na, cepat sembuh. Kami permisi" pamit Min Ni yang sudah bersiap.

"Yoongi, jaga Rae Na baik-baik. Tidak ada pria yang dia andalkan selain dirimu" tambah Il Sun. "Min Ni, ayo !" Ajaknya. Mereka mulai melangkahkan kaki. Tapi, kenapa pria itu masih berdiri di sana ?

"Hei ! Min Woo, Ayo !" Pekik Min Ni padanya.

"Ke-kenapa sudah mau pergi ?"

"Bukankah kau harus bekerja ?" Min Ni mengingatkan. "Apa kau mau di sebut pria perusak hubungan rumah tangga orang ?" Min Ni mengancam.

"Cckk ! Baiklah, baiklah !" Jawabnya terpaksa.

Sekarang aku lega, kamar ini kembali tenang setelah kepergian mereka. Ku lirik benda di meja. Rantang bekal yang bertumpuk tiga. "Oh ! Itu makanan dari Min Woo" ucap Rae Na yang bisa menebak pikiranku. "Katanya itu bagus untuk orang sakit". Dia lagi, kenapa harus pria itu lagi. "Aku mohon jangan marah. Dia hanya berbuat baik. Tidak ada maksud apapun" Rae Na mengantisipasi.

"Kau sudah makan ?" Tanyaku sembari meletakkan tas di kursi.

"Aku tidak nafsu makan. Kepalaku terlalu pusing"

"Dan itu akan semakin pusing karena kau tidak makan"

"Yoongi, jika besok aku belum sembuh kau tidak boleh pergi. Sekali saja, aku mohon temani aku"

"Jadi, kau tidak mau sembuh ? Sayang sekali, padahal aku ingin mengajakmu makan malam" rayuku sambil membanting tubuh ke sofa.

"Sungguh ? Benarkah ?" Tanyanya memastikan. Sungguh, dia tampak girang. Cukup lega jika dia sudah ceria. Aku harap dia benar-benar sembuh.

"Itu jika kau sembuh" jawabku singkat.

"Kau janji ? Kau harus janji !" Rae Na, apalagi yang menarik darinya, kecuali sikap ceria dan semangatnya dalam menghadapi setiap persoalan. "Aku besok pasti sembuh" tegasnya.

"Yoongi, kau mau kemana ?" Tanyanya cepat setelah melihatku beranjak dari sofa.

Sontak aku berhenti. "Mau mandi. Kau mau ikut ?" Tukasku ketus lalu kembali melangkah.

"Yoongi, maaf !"

Lagi, langkahku di hentikan olehnya ketika sampai di depan lemari pakaian.

"Maaf, sering kali aku menyusahkanmu, merepotkanmu, dan mungkin juga membuatmu khawatir. Lebih dari apapun aku tidak pernah sengaja dengan semua itu. Andai aku bisa menentukan semua, tentu aku tidak ingin jadi seperti ini. Terserah jika kau ingin selalu marah padaku atau melakukan apapun padaku. Tapi, aku mohon jangan pernah menyesal menikah denganku. Yoongi, aku mohon" celotehnya sendu.

Astaga ! Apa yang harus ku lakukan ? Haruskah aku menciumnya ? Tapi, dia sedang sakit. Jika aku mendekat, apa yang harus ku lakukan ? Tapi, kuputuskan berbalik dan mendekat. Ternyata, dia tertidur.

Cuupps !

Ku kecup keningnya yang masih terasa hangat. "Aku tidak pernah menyesal menikah denganmu. Istriku, cepatlah sembuh ! Aku mencintaimu, sayang" gumamku lembut. Tak lupa ku kompres kembali keningnya yang masih hangat. Berharap dia segera sembuh.

-TBC-