Part 9

4.5K 591 10
                                    

Happy Reading, Ya !





Kuat, aku harus kuat. Aku harus sampai ke tempat di mana Yoongi mengajakku makan malam. Jujur saja, kepalaku masih sedikit pusing. Tapi, aku sudah bilang padanya aku bisa menemuinya. Lagi pula, ini kesempatan langka yang di berikan manusia kutub itu.

Ku lirik jam yang ada di layar ponsel. Waktu menunjukkan pukul tujuh malam. Sementara aku masih berada di dalam bus. Ssshh ! Kenapa bus ini jalannya lambat sekali ? Sepuluh menit lagi belum sampai, aku akan telat. Tidak menutup kemungkinan dia akan marah.

Ciiiahhh !!

Kenapa harus lampu merah ? Belum lagi bus ini akan berputar lewat jalur yang lebih jauh. Aku jamin, aku pasti telat. "Paman, aku turun di sini saja". Aku sudah tidak tahan lagi. Aku sudah cukup cemas dengan keadaan ini. Min Yoongi, aku mohon tunggu aku. Sebentar lagi aku sampai.

Setengah berlari ku telusuri jalanan ini. Tidak peduli sepusing apa kepalaku ini. Aku harus sampai tepat waktu. Hanya itu yang ada di otakku.

Sesekali ku coba mengatur nafas. Tapi, saat itu justru kepalaku terasa sangat pusing. Seperti saat ini, kenapa pusing sekali ? Rasanya berputar-putar. Pandanganku jadi buram.
-
-
-
Aku di mana ? Kenapa aku di tempat seperti ini ? Aku berpikir keras setelah aku sadar bahwa aku terbaring di ranjang. Bola mataku berputar mengelilingi ruangan ini. Perlahan aku bangun dan duduk menelaah dan mengingat apa yang sebenarnya terjadi.

"Nona, kau sudah bangun ?"

Seorang wanita muda berseragam putih menyapaku dengan nampan di tangan yang berisi satu gelas air putih, juga butir-butir kecil yang ku kira itu obat. Tentu, aku sangat heran.

"Kenapa aku ada di sini ? Bukankah ini klinik ?"

"Benar. Tadi nona pingsan di jalan. Lalu ada orang yang membawa nona kemari"

"Benarkah ?" Aku memastikan. "Lalu di mana orang itu ?"

"Beliau sudah pergi. Beliau sangat buru-buru. Sebaiknya, nona minum obatnya dulu"

"Obat ? Aku harus minum semua ini ?"

"Benar. Kenapa nona pergi jika tidak sehat ?"

"Aku ada janji,,," janji ? Seketika ku hentikan ucapanku. Yoongi, bagaimana dengannya ? Aku ingat sekarang. "Pukul berapa sekarang ?" Tanyaku gelagapan.

"Hampir setengah sembilan"

Apa ?! Betapa terkejutnya aku. Tanpa pikir panjang, aku langsung bergegas dari ranjang. Bagaimana ini ?

"Nona, tunggu !" Teriak perawat wanita itu. Tapi, aku tidak peduli. Aku tetap berlari.

Yoongi, tunggu aku ! Aku mohon. Perasaan kalut sudah membelenggu di hatiku. Mata yang memanas mulai mengeluarkan cairan bening hingga mengalir di kedua pipiku. Yoongi, maaf ! Lagi-lagi aku mengecewakanmu.

Aaa !!

Aku sempat berteriak ketika sebuah mobil hampir menabrakku. Aku memang salah karena menyeberang begitu saja tanpa memperhatikan kanan-kiri. Wajar, aku sangat terburu-buru. Hanya Yoongi dan penyesalanku yang ada di otakku.

Jika aku sampai telat tiba di sana maka, aku adalah istri paling menyedihkan untuk suamiku sendiri. Seraya terus berlari ku ingat setiap kebersamaan yang pernah kami lakukan. Dan kau tahu ? Itu sangat menyedihkan.

Min Yoongi, andai setelah ini dia membenciku aku akan tetap mencintainya. Selamanya. Ku pastikan itu.

"Hei, nona ! Tidak bisakah kau hati-hati  ?!" Bentak seorang pria paruh baya yang ku tabrak baru saja.

"Maaf" hanya itu yang ku ucapkan lalu kembali ku percepat langkahku.

Dengan nafas yang tersengal-sengal, akhirnya aku sampai di tempat yang di janjikan Yoongi. Tapi, kenapa sepi sekali. Jangan-jangan sudah mau tutup ?. Dengan langkah agak ragu aku mencoba masuk.

"Maaf, apa di dalam masih ada orang ?" Tanyaku pada pelayan pria yang sedang membersihkan meja.

"Ku rasa tidak ada. Lima belas menit lagi tempat ini akan tutup. Apa nona ada janji dengan seseorang ?"

"Ku rasa aku telah mengecewakannya" ucapku pilu. "Tapi, izinkan aku masuk sebentar. Sekedar memastikan" lanjutku.

"Silakan !"

Di mana dia ? Apa dia sudah pergi ? Yoongi, maafkan aku ! Andai aku tidak pingsan di jalan,,, mungkin,,, Yoongi, kau di mana ? Kini air mataku sudah menggenang lagi.

Tidak sengaja dari dinding yang dominan kaca itu, ku lihat seseorang berdiri di depan sana. Ku coba menghampirinya. Ku hentikan langkahku beberapa meter darinya. Dia melihatku begitu pula aku.

-TBC-

Dua part terakhir, kawan. Vommentnya... Taehyung kyu.

Love Me, Kiss Me Chapter 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang