Selesai bersih-bersih dan berpakaian , aku langsung menuruni anak tangga dan melewati ruang makan tanpa menolehnya sedikit pun .
" Blue.." seru seseorang membuat ku menghentikan langkah kaki ku.
Aku menoleh kearah sumber suara tersebut .
" Mau kemana kau? Ayo sarapan dulu." Ujar Louisa yang beranjak dari meja makannya .
Ayah ku dan istri barunya hanya melanjutkan aktifitas makannya , bahkan tidak memperdulikan kehadiran ku sekalipun. Aku juga ragu jika Ibuku yang telah mengirim ku ke rumah mewah nan megah ini - Aku bahkan tak pernah bermimpi untuk menginjak kan kaki diatas karpet berlapis emas di rumah ini .
" Louisa , duduk lah !." ujar Kate - istri baru ayah yang sama sekali tak menunjuk kan wajah bersahabatnya .
" Sana , kau kembali lah . Aku akan pergi ke sekolah sebelum aku terlambat." kata ku yang menyuruh Louisa kembali ke meja makan .Perut ku sudah keroncongan sejak tadi , bahkan tak ada seorang pun yang memberikan ku sebuah kotak makan untuk bekal ku .
Ini benar-benar seperti hidup di neraka.
" Mrs , Kau berangkat sekarang?." ujar Robert yang sudah bersedia di samping pintu mobil dan membuka kannya untuk ku.
" Trim's Robert." kata ku .
Robert hanya mengangguk sopan dan berjalan memutar ke pintu pengemudi . Aku sejak tadi merasakan jika lambung ku sudah bergejolak , cacing-cacing di perut ku mungkin sudah melaksanakan demonya karna aku tak mengisinya sejak tadi. Aku memergoki Robert yang memperhatikan ku dari Spion mobil , tapi aku hanya mengabaikannya dan berharap Robert akan membawa mobil ini lebih cepat dari pada Jessie.
" Mrs...."
" Jalan kan saja mobilnya dan antar aku ke sekolah secepatnya." kata ku cepat . Robert langsung menyalakan mesin mobilnya dan segera melajukan mobilnya keluar dari area rumah keluarga Rumanov.
Sepanjang perjalanan aku hanya membungkam mulutku dan menyumpal telinga ku dengan earphone - Menyakitkan memang , tinggal di rumah ayah sendiri tapi seperti di tampung di rumah orang asing yang sangat menginginkan aku untuk segera pergi.
Robert memperhatikan ku dari kaca spion yang memantulkan arah pandangan matanya . Mungkin Robert sedikit aneh karna dengan perubahan sikap ku ini.
" Ada apa?." tanya ku cepat . Robert langsung menghamburkan pandangannya ke depan.
" Mrs , kau belum sarapan bukan?." kata Robert . Aku tersenyum meskipun ada sejuta luka yang ku simpan , apalagi setelah kejadian tadi pagi di ruang makan itu sangat membuat ku merasa tidak di inginkan .
Robert menghentikan laju mobilnya karna kebetulan lampu lalu lintasnya berwarna merah . Ia meraih sesuatu dari Dashboard disebelahnya dan mengambil sebuah tas berwarna pink yang berisikan sesuatu di dalamnya .
" Ini makan lah bekal ku . Uang gaji ku masih cukup untuk makan beberapa bulan ke depan." ujar nya seraya memberikan tas itu pada ku.
" Tidak Rob , kau akan kelaparan nanti siang." Tandas ku .
" Ambil lah cepat mrs , beberapa detik lagi akan lampu hijau dan aku harus mengantar mu kesekolah kurang dari 10 menit." katanya memaksa.
" Baiklah ..." kata ku .
" Trim's." tambah ku . Robert hanya tersenyum dan kembali melajukan mobilnya saat lampu telah berganti hijau .
Aku senang jika ada seseorang yang memperhatikan ku seperti keluarga sendiri , tidak seperti Ayah ku yang seakan membuang anaknya sendiri .
Setelah beberapa menit perjalanan , aku akhirnya sampai di sekolah ku , dan aku meminta Robert agar menurunkan ku jauh dari gerbang sekolah karna aku sengaja memintanya . Awalnya dia memang menolak dan hendak menurunkan ku tepat di depan sekolah.
Tapi akhirnya Robert mengerti setelah ku beri penjelasan mengenai beberapa teman-teman ku yang sangat suka mencari berita panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUES
Teen FictionInilah kehidupan ku . Dimulai dari dibuang oleh ayah ku , Ibuku menghilang , dan bertemu dengan guru tampan tapi sangat menakutkan . Guru yang sangat menakutkan , mengintimidasi dan punya gaya menjijikan itu justru yang sangat membuat ku mengenal h...