IX.

6 1 0
                                    

" Astaga !."  pekik Blue .

Abraham yang sedang sibuk dengan masakannya mulai mematikan kompornya dan menuangkan makanan itu ke dalam piring .

" Sedang apa kau disini?." 

Blue meletak kan stik baseball nya di samping lemari piring , berjalan kearah meja makan dan duduk disana .

" Jika Thomas tidak meminta ku untuk mengasuh mu seharian penuh ini . Aku juga tidak akan ada disini."  Ujar Abraham setelah selesai menaruh hidangannya diatas nampan besi .

Blue mendengus napas pendek , memutar bola matanya . Ia sangat malas menatap manusia gila yang sangat ia benci .

" Makan lah !."  titah Abraham .

" Tukang perintah !."  ujar Blue setengah berbisik .

Abraham memutar bola matanya dan meletakan piring sepenuh spaghetti itu dihadapan Blue . Kemudian , mengambil gadget dari saku celananya - Mencoba menghubungi seseorang.

Sementara Blue hanya menatap laki-laki itu malas , bahkan ia sangat membenci laki-laki itu.

" Thomas , aku sudah melakukan tugas mu."   Ujar Abraham dengan orang yang ia sambung dengan teleponnya .

Kemudian ia memutus sambungan teleponnya , memasukan kembali Gadgetnya di saku celana .

" Aku pulang."   pamit Abraham yang langsung mengambil jas nya di sandaran Kursi .

" Aku tidak perduli."   balas Blue pedas .

Abraham tersenyum miring , dan langsung berbalik keluar dari rumah Blue .

Sementara , Blue hanya menatap Abraham yang melenggang keluar dari rumahnya tanpa berbalik lagi kearahnya.

Krieeet...

Bruk.

Suara pintu telah tertutup dengan keras , dan menelan punggung Abraham . Blue menyandarkan tubuhnya di kursi , dan memutar-mutar Spaghetti itu dengan pandangan kosong .

Π

Abraham Pov.

Aku melajukan mobilku keluar dari rumah gadis sombong itu . Ralat , dia bukan gadis tapi sebuah makhluk tanpa hati yang di tiupkan nyawa oleh tuhan . Dia sangat membuat otak ku penuh dengan tekanan .

Astaga kenapa Thomas mengirim ku untuk mengasuh gadis itu . Kenapa juga dia harus perlu asuhan? Umur dia bahkan 18 tahun atau 19 tahun , dia sudah bisa mengurus dirinya sendiri . Buat apa juga , Thomas menyuruh ku untuk mengurus anak itu .

Tugas ku mengurus dua pekerjaan sekaligus saja sudah membuat kepala ku ingin pecah .

( Suara dering telepon )

Tangan ku dengan cepat menggeser icon hijau di layar Gadget ku.

" Halo." 

" Mr.Abe . Kau sudah di tunggu Mr.Thomas di ruangan anda."

Aku memijat pangkal hidung ku untuk beberapa detik.

"  Baik , aku akan kesana dalam waktu 3 menit." 

BLUESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang