7.

7 2 0
                                    

Aku bangun pagi-pagi sekali kali ini . Karna suara lengkingan Louisa sangat mengganggu pagi ku ini . Tugas yang di berikan Mr.Abe sangat membuat ku harus ekstra memeras otak . Mungkin , jika Louisa atau Jessie yang di beri hukuman seperti ini mereka tak akan melakukan hal itu pastinya .

" Iya Lou !."  kata ku .

" Suara mu jelek , dan napas mu sangat bau Blue !."  ejek Louisa .

Aku langsung terbangun , tapi masih duduk di tengah ranjang dengan bantal yang masih ku peluk erat .

" Ayolaah... Aku tak ingin bolos hari ini."  Rengek Louisa .

Aku mencoba membuka mata ku yang masih terasa berat .

" Hmm... Aku akan menyusul . Beri aku 3 menit untuk bersiap."  ujar ku.

Meskipun aku tak yakin akan turun tepat 3 menit .

" Baik . Jika kau tidak turun dalam 3 menit . Aku akan menyeret mu meskipun kau masih memakai piyama jelek mu itu." Tandas Louisa yang beranjak dari kasur ku dan pergi .

3 menit kemudian-Ku rasa

Aku turun dari kamar ku menuju ruang makan untuk menemui Louisa . Sembari menguncir rambut ku , aku menghentikan langkah ku saat melihat Louisa tengah makan di meja makan yang besar itu seorang diri . Louisa mulai menyadari kehadiran ku , dan tersenyum .

" Kenapa kau berdiri disitu? Ayoo kesini.."  Rajuk Louisa .  Aku mengangguk dan bergabung di meja makan bersama Louisa.

" Ayo makan ini."

Louisa langsung mengambilkan piring , beserta makanan untuk sarapan - Asparagus , Bacon , telur mata sapi , roti gandum dan sausnya juga .

" Kemana Daddy?." tanya ku di sela-sela keheningan .

" Dia sedang pergi ke Peru , dan pulang beberapa hari."  Jelas Louisa .

Aku hanya mengangguk sembari ber oh ria . Ayah ku ke peru dan itu juga tak akan berdampak apa pun pada ku.

"  Tunggu... Aku mau berikan kau sesuatu."  ujar Louisa.

Ia beranjak dari meja makan , berlari menuju kamar nya di lantai dua .

Tak berapa lama kemudian , ia kembali dan menyembunyikan sesuatu di balik tubuhnya . Dan aku juga penasaran apa yang akan dia berikan .

" Ini..." 

Louisa memberikan sebuah kotak yang Bermerk gadget termahal yang kotaknya masih tersegel , tanpa di bungkus kertas apa pun.

" Ini untuk ku?." 

Aku memastikan jika hadiah termahal ini benar-benar untuk ku .

" Menurut mu? Aku menitipkan hadiah ini pada mu untuk diberikan pada Mattys? ."

Louisa menghela napas sebelum melanjutkan pembicaraannya .

" Ini untuk mu Blue. Ini hasil jerih payah ku sendiri . Lagi pula , uang sebanyak itu juga untuk apa ku pakai sendiri . Lebih baik aku bagi dengan mu."

"  Tapi Lou , ini terlalu mahal . Aku tak pantas mendapat kan ini."  kata ku seraya mendorong kembali kotak itu pada Louisa.

" Tidak Blue , ini untuk mu . Aku tulus memberikannya pada mu ."   kata Louisa dengan senyuman tulus.

Aku terharu dengan perlakuaan Louisa kali ini . Dia sangat amat menyayangi ku , meskipun kami bertemu belum genap beberapa bulan .

Tak terasa air mata ku menetes di ujung mata ku dan aku buru-buru menghapusnya dengan punggung tangan ku .

BLUESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang