VIII

5 1 0
                                    

Your eyes

Sejak tadi pagi Abraham hanya terdiam memandang kosong makanan yang di sediakan di depan matanya . Ia masih terpikir bagaimana tegasnya perkataan gadis bermata biru yang tadi pagi baru saja ia panggil ke ruangannya .
Ia merasakan sebuah tarikkan dari bola mata milik gadis itu -  seakan sebuah setruman listrik yang bisa menggairah hidup Abraham sendiri .  Bola mata gafis itu seakan terus merasuk kedalam dirinya , dan pikirannya masih terbayang bagaimana tegas wajah gadis itu saat mengatakan pendapat tentang Abraham . Dan sepertinya itu bukan , sebuah pendapat tapi lebih seperti sebuah perkataan yang selama ini gadis itu tahan .

" Abe !."  seru seseorang yang membuat Abraham terperanjat .

" Kau?!."   sahut Abraham dengan penuh penekanan .

Thomas meletak kan kantung belanja berwarna cokelat di atas meja kecil di hadapan Abraham .

" Apa yang kau pikirkan ,Bung?."  ujar Thomas .

Abraham menggeleng dan meraih apel yang keluar dari kantung belanja lalu menggigitnya . Abraham menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa empuk berbulunya itu.

" Baiklah , aku kesini untuk mengantar kan ini . Kau menyuruh Becca tapi ia sedang ada urusan.  Jadi , ia meminta bantuan ku."  jelas Thomas .

Sedang kan yang diajak bicara hanya terdiam dan terfokus pada gigitan apel nya saja . Thomas menggeleng pelan , masalahnya Abraham tidak pernah seperti ini jika bukan karna masalah yang sedang ia pikirkan . Abraham adalah sosok yang sangat introvert , ia tak akan mengatakan masalahnya pada orang lain selain orang kepercayaannya . Dan orang itu Thomas .

Thomas selalu bisa memaksa Abraham untuk membuka mulut dan membuat Abraham melimpahkan setiap masalahnya pada Thomas .

" Kenapa kau memilih untuk tidur di Apartemen ku? Bukan kah Celine menunggu mu di rumah?."   ujar Thomas mencoba memancing Abraham untuk bicara.

Abraham menoleh kearah Thomas beberapa saat , dan menelan cacahan apel di mulutnya itu .

" Celine ku siapkan pengasuh , namanya Amy . Dia hanya tau jika aku sedang di Seattle bukan di London."  Jelas Abraham .

Thomas mengangguk menandakan ia bisa menerka apa yang sedang Abrahan pikirkan . Ia pun menarik kesimpulan dari perkataan Abraham :  Abe sedang ada masalah di keluarganya .

Thomas tidak heran , karna Keluarga Collin's selalu menciptakan masalah di dalam keluarganya sendiri . Terutama ayah Abraham , Thomas sudah bisa membayangkan apa yang Ayahnya lakukan sampai Abraham memilih mengistirahatkan tubuhnya di apartemen miliknya yang sangat berbeda dengan Istana milik Keluarga Collin's.

(suara dering telepon)

" Oww... Permisi aku angkat telepon dulu." 

Thomas langsung beranjak dari sofa empuk dan menjauh sejauh mungkin dari jangkauan Abraham . Bola matanya melirik , caller id di gadget nya . Disana tertulis nama 'Jessie'  , membuat Thomas memutar bola matanya malas dan menggeser icon hijau di layar gadgetnya .

" Halo.."

" Dimana kau Thom? Apa kau bersama Blue?." 

" Tidak...tidak . Aku sedang bersama sahabat ku di apartemennya." 

" Oh God ! Blue hilang sejak pulang sekolah tadi . Aku dan Louisa sudah mencarinya ke berbagai sudut sekolah tapi sama sekali tak menemukan dia."

BLUESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang