Suara dentuman musik sangat keras. Membuat Louisa terus meminta seorang pelayan menambahkan minuman di gelasnya yang sudah berkali-kali kosong .
Dia mabuk.
Beberapa pelayan sudah berkali-kali mengingatkan gadis itu agar menghentikan aktifitasnya ini atau ia akan sangat mabuk dan tak bisa kembali ke rumah . Tapi , gadis ini hanya mengoceh tidak jelas dan memaki pelayan yang berani menceramahinya .
Louisa tau jika minuman ini akan membuatnya tak sadarkan diri , tapi masa bodoh . Louisa bahkan tidak memperdulikannya .
" Halo gadis manis? Mau ku temani minum?." ujar salah satu lelaki hidung belang yang mencoba memanfaatkan Louisa yang sedang mabuk parah seperti ini.
" ENYAH LAH KAU !." Hadrik Louisa seraya menghentak tangan laki-laki itu agar segera pergi dari hadapannya .
Tapi cengkraman laki-laki itu justru semakin kencang , membuat Louisa kesulitan untuk melepaskan tangannya .
" Lepaskan !."
Laki-laki itu justru tidak memperdulikan teriakan Louisa. Laki-laki itu justru mendekat kan wajahnya kearah wajah Louisa , mencoba mencumbu nya paksa. Louisa mengelak sebisa mungkin. Lampu remang-remang ini membuat penglihatan Louisa tidak berfungsi dengan baik di tambah efek alkohol sangat menguasai dirinya .
" PERGI KAU ! DASAR BEDEBAH !."
tiba-tiba suara berat itu muncul entah dari mana kemudian menyingkirkan Laki-laki itu dari hadapan Louisa. Tanpa perkelahian seperti di film-film , Laki-laki berkemeja putih Flanel itu mengusir laki-laki hidung belang itu dari Louisa .
Louisa mencoba memfokuskan pandangannya kepada laki-laki yang sosok nya tidak asing di ingatannya.
" Dean? Kau kah itu?." ujar Louisa
" Ayo , Ku antar kau pulang." Ujar Abraham seraya menopang tubuh Louisa , membantunya untuk berdiri.
" Kau sungguh disini? Oh Tuhan ! Aku beruntung bertemu dengan mu." Ujar Louisa.
Abraham hanya tersenyum masih memegang pinggul Louisa agar bisa menopang nya hingga keluar dari Bar yang sangat rentan dengan kondisinya seperti ini .
" Sekarang kau disini... Aku rasa..."
" Kenapa?." tanya Abraham.
" Kepala ku berputar."
Tiba-tiba saja Louisa jatuh pingsan , untung saja Abraham dengan cepat menangkap tubuh Louisa dan membopong tubuh semampai itu keluar dari Bar . Abraham berjalan ke Mobilnya yang terparkir tak jauh dari pintu Bar .
Ia memasuk kan Louisa kedalam mobilnya , dan memasangkan sabuk pengaman di tubuh gadis sampul itu .
" Astaga ! Ku bawa kemana gadis ini." oceh Abraham pada dirinya sendiri .
Sempat terpikir jika ia akan membawa gadis ini ke rumah Blue . Tapi , ia mengurungkan niatnya itu . Jadi ,ia berpikir untuk membawa gadis itu ke Hotel yang sekarang ia tempati untuk sementara . Lagi pula , ini sudah jam 12 . Abraham tau , Keluarga Rumanov akan menuduh nya menculik anak perempuan keluarga kaya ini dan menidurinya . Dan Abraham tidak ingin itu terjadi .
Apa lagi jika ia harus menikah dengan paksaan keluarga Rumanov . Itu tak pernah terbayangkan oleh Abraham.
......
Sudah kurang lebih 12 jam Abraham menunggu Louisa sadar . Sejak itu pula , ia setia duduk di depan Laptopnya untuk mengerjakan beberapa pekerjaan katornya yang sudah ia tinggalkan hari ini . Matanya terus mengawasi Louisa yang masih terlelap di ranjang Abraham.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUES
Teen FictionInilah kehidupan ku . Dimulai dari dibuang oleh ayah ku , Ibuku menghilang , dan bertemu dengan guru tampan tapi sangat menakutkan . Guru yang sangat menakutkan , mengintimidasi dan punya gaya menjijikan itu justru yang sangat membuat ku mengenal h...