6.

10 2 0
                                    

Abraham's Pov .

Aku berjalan menyusuri lorong kantor ku seraya membuka beberapa berkas yang harus di siapkan .

Persetan dengan Thomas Henry yang di kabarkan akan telat menghadiri acara ini , sampai membuat ku harus repot-repot menyiapkan jet pribadi menuju L.A .

" Selamat datang Sir..." sambut Becca tapi dengan cepat aku membungkam mulutnya hanya dengan memberikan tangan ku di udara . Ia berjalan beriringan dengan ku di tangannya membawa beberapa berkas yang di limpahkan Thomas pada ku hari ini.

Becca membantu membuka kan pintu ruangan kerja ku .  Aku duduk di kursi kulit hitam yang memiliki hidrolik .

" Mana berkas yang lain?." kata ku .

Becca terlihat kerepotan mencarikan ku sebuah map berkas untuk pertemuan dengan Klien penting ini .

" Ini sir..." 

Suara deringan telepon milik Becca terdengar dan aku mengibaskan tangan ku untuk menyuruhnya Pergi dari pandangan ku . Karna kemungkinan otak ku bisa mendadak meledak saat harus terganggu dengan obrolan Becca.

" Aku akan telepon mu nanti."   Ujar becca seraya mematikan sambungan teleponnya secara sepihak .

" Becca ! Kau harus hubungi Thomas secepatnya . Bilang padanya jika perusahaan ini akan ku pindah alihkan jabatan jika dia telat."   bentak ku.

"  Tapi Mr.Dean..." 

"  Aku tak ingin dengar apa pun . Kau boleh pergi."   Sela ku cepat .

" Baik permisi Sir."  Pamit Becca seraya membawa beberapa berkas yang ku berikan .

Aku memijit kening ku . Rasanya kepala ku ingin pecah - Aku tak bisa mengurus dua profesi yang berbeda jenis dalam satu waktu . Ini rumit .

Aku kembali mempelajari berkas yang akan di presentasi kan di depan para investor muda yang sudah mempunyai nama besar di dunia bisnis .  Sementara , Aku? .

Aku hanya di tugaskan untuk menggantikan ayah ku selama dia terbaring di rumah sakit . Setelah itu , aku mungkin akan kembali menjalani bisnis kecil-kecilan ku  lagi .

Lelah .

Yang jelas aku masih belum sanggup menjalani 2 profesi dalam 1 waktu seperti ini .

Tok
Tok

" Masuk !."   sahut ku dari dalam .

" Hei Abe ! Maaf aku..."

" Kau tau? Jika kesibukan ku hari ini sangat penuh . Aku rela meninggalkan kewajiban ku untuk menggantikan Richard di sekolah lama nya ."  Sela ku cepat .

" Baik...baik maafkan aku ."  ujar Thomas .

" Dengar , Kau harus menang kan hati para investor itu. Aku tidak ingin ada kecacatan apa pun."   kata ku .

Thomas mengangguk , tapi pandangan matanya masih terfokus pada lembaran berkas yang ada di tangannya .

" Baik ! Aku sudah dapatkan celahnya untuk memenangkan ini ."  ujar Thomas yang langsung pergi dari ruangan ku .

" Kau jangan lupa , kita ada pesta di kediaman Kyle nanti malam di portland."  Sambung Thomas sebelum meninggal kan ruangan ku.

BLUESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang