PART 2

76 7 0
                                    

"Buku apa itu?", batin Demi.

Demi meraih sebuah buku hitam yang terjatuh dekat kakinya. Ia membersihkan cover buku tersebut dengan tangannya serta meniup debu-debu yang menutupi buku tersebut. Demi mengerutkan keningnya. Ia merasa penasaran apa isi dari buku tersebut. Demi pun berniat untuk membuka buku tersebut.

"DEMIIIII!!!", tiba-tiba terdengar suara Tiara memanggil Demi.
Demi pun meletakkan buku tersebut dibawah tempat tidurnya dan segera menghampiri Tiara.

"Ada apa, Kak?", tanya Demi.
"Ada telpon tuh dari Keisha", jawab Tiara singkat.

"Keisha? Ngapain dia nelpon?", batin Demi.
"Bilang aja aku lagi sibuk beresin kamar", jawab Demi.
"Ish Kakak tuh sudah bilang kamu lagi nggak sibuk. Udah terima sana. Lagipula, mantan itu bukan berarti musuh ya, Dem", kata Tiara.

Demi menghela nafas. Apa daya. Tiara sudah mengatakan pada Keisha kalau dirinya sedang tidak sibuk. Mau tidak mau, malas tidak malas, Demi tetap harus menerima telepon dari Keisha.
Demi pun meraih gagang telepon dengan malas.
"Halo? Ada apa?"

"Hai, Dem. Apa kabar? Kamu baik-baik saja kan?"

"Iya aku baik-baik saja kok. Memangnya kenapa?"

"Aku kangen banget sama kamu, Dem. Kamu kok nggak bilang sih sama aku kalau kamu pindah rumah?"

"Lupa. Lagipula sekarang kan kamu sudah tau"

Demi benar-benar merasa malas harus berbicara dengan Keisha, mantan kekasihnya ini. Ya. Keisha adalah mantan kekasih Demi yang pertama kalinya. Dan setelah Keisha, Demi tidak berniat sedikitpun untuk membangun hubungan kembali dengan wanita lain. Demi sedikit trauma dengan apa yang dilakukan Keisha padanya. Demi sangat menyayangi Keisha hingga perasaan itu berubah menjadi benci saat mengetahui bahwa Keisha selingkuh dengan Bryan, musuh bebuyutannya sendiri. Karena itu lah Demi memutuskan hubungan dengan Keisha. Sejak saat itu, Demi tidak pernah lagi menghubungi Keisha maupun menyapanya saat bertemu, meskipun Keisha sering menghubunginya bahkan mengajaknya balikan. Demi benar-benar ingin melupakan Keisha yang sempat mengisi hati dan menghancurkannya pula.

"Aku hari ini lagi libur dan nggak ada rencana apapun dengan Bryan. Apa aku boleh mampir ke rumahmu?"

"Mampir? Untuk apa? Aku sedang sibuk, Sha. Kapan kapan aja ya. Terimakasih sudah menelepon ku"

Demi pun meletakkan gagang telepon tersebut sambil menghela nafas. Sebenarnya tidak sopan juga menutup telepon apabila orang tersebut belum selesai bicara. Tapi apa daya. Bagi Demi, berhubungan dengan Keisha sedikit mengingatkannya pada perihnya luka lama.

"Dem, kalau sudah selesai bantuin Kakak beresin gudang dong. Banyak barang tuh. Kakak capek banget. Udah nggak kuat", kata Tiara, memecahkan lamunan Demi tentang Keisha.

"Ok", sahut Demi singkat.

Gudang rumah tua tersebut memang sangat luas dan tentu saja banyak barang yang sudah lusuh. Tidak hanya barang, laba-laba dan serangga lainnya pun tampak senang bersarang di tempat itu. Entah sudah berapa lama rumah itu tidak berpenghuni. Yang pasti keadaan gudangnya benar-benar parah. Demi mulai mengambil beberapa kotak dan membuang barang-barang yang sudah tidak digunakan. Sesekali Demi tertawa mendengar Tiara yang berteriak teriak karena banyaknya serangga disitu.

"Idihhh sebel deh Kakak! Banyak banget sih serangganya..ihhhh" gerutu Tiara sebal.

"Udah deh Kak. Satu darah aja kok gitu sih. Hahahahhaa.." sahut Demi.

Tiara sama sekali tidak menjawab ejekan Demi. Dia malah sibuk memukul laba-laba dengan sandal merah muda nya.

"Kamu buang semua ya barang-barang yang sudah tidak digunakan. Nanti sisanya biar Kakak yang beresin", kata Tiara.

♡♡♡♡♡

Hari ini adalah hari pertama Demi masuk sekolah barunya. Sekolah itu tidak jauh dari rumahnya sehingga ia tidak perlu menggunakan motor atau mobil.
Dalam perjalanan ke sekolah, Demi bertemu dengan banyak orang yang begitu sibuk melaksanakan aktivitas mereka masing-masing. Ada yang menanam padi, ada yang sedang membajak sawah, ada yang sedang menjemur ikan, dan masih banyak lagi. Belum lagi udara pagi yang begitu sejuk, membuat Demi begitu bersemangat untuk memulai harinya ini.

Tiba-tiba terdengar suara teriakan seorang wanita. Demi menghentikan langkah kakinya dan mencari tahu darimana suara tersebut berasal.

"AAAWAAAASSSSSS!!!!!!"

Demi membelalakkan matanya ketika melihat seorang perempuan hendak menabrak dirinya. Perempuan tersebut tampak gelisah dan bingung bagaimana harus mengendalikan sepedanya itu. Demi hendak menghindarinya, namun tiba-tiba saja ia mengurungkan niatnya itu. Demi pun berdiri tegap, hendak menangkap perempuan tersebut saat menabrak dirinya.

10 meter...

"AWASS!! GILA YA KAMU!!"

8 meter..

"AMPUNNN!! AWAS!! AWASS!! REM NYA BLONG NIHH. KALAU KAMU NGGAK PERGI KAMU AKAN TERTABRAK"

6 meter..

"GILA YA NIH ORANG! HABIS PUTUS CINTA YAAAA"

3 meter..

2 meter...

1 meter...

...

BUK..!!
Sepeda tersebut terjatuh dan masuk kedalam kubangan lumpur sawah. Sedangkan Demi jatuh sambil memeluk perempuan tersebut.

"Aduhh..sakit..." gerutu perempuan tersebut. Ia berusaha bangun dan melepaskan diri dari pelukan Demi, lalu mencoba untuk meniup darah yang ada pada lututnya saat ini.
"Ampunn..perihh.." gerutu perempuan tersebut.

Ia menoleh kearah Demi yang masih terbaring diatas tanah. Ia mengira bahwa Demi masih terkejut.
"Eh, kamu baik-baik saja kan? Ada luka nggak?", tanya perempuan tersebut sambil memegang tangan dan kaki Demi.

Demi hanya terdiam.
Perempuan tersebut semakin heran. Ia memegang kepala Demi dan melihat ada banyak darah mengalir dari kepalanya.

"ASTAGA!"

YEAYY SUDAH PART 2 NIHHH!!
GIMANA? SUKA NGGAK SAMA CERITANYA?? BAHASANYA EMANG ANEH TAPII JANGAN SAMPAI DILEWATKAN YA!! RUGI!!

AKU JUGA MENGHARAPKAN KRITIK DAN SARAN DARI KALIAN! SELAMAT MEMBACA!

OH YA, JUDULNYA AKU UBAH LOH JADI BLACK BOOK : SUNGAI SANVILLE. BAGUS KANN;;)

OKE SEKIAN. SELAMAT MEMBACA.;;)

BLACK BOOK : SUNGAI SANVILLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang