PART 11

26 2 0
                                    

Hari ini Demi tidak masuk sekolah karena para guru sedang mengadakan rapat penting menjelang ujian anak-anak kelas 3 SMA. Sebenarnya hari ini Demi berniat untuk mengajak Tiara jalan-jalan ke kota, namun Tiara harus pergi bekerja meninggalkannya. Tiara tidak sempat pamit kepada Demi sehingga ia hanya meninggalkan sepucuk surat kecil diatas meja makan, dengan menu nasi goreng yang sudah menjadi favorit Demi.
Dengan rasa malas, Demi mengambil nasi goreng tersebut dan meletakkannya dalam piringnya, kemudian ia menuju ruang tamu sambil memutar beberapa acara TV di pagi hari.

Tiba-tiba telepon berbunyi, membuat Demi terpaksa untuk bangkit berdiri dan meraih gagang telepon.

"Halo?"

"Hai, Dem!"

Demi mengerutkan keningnya. Ia mencoba untuk mengenali suara tersebut. Yang dia tahu pasti, itu adalah suara seorang wanita. Tapi, dia tidak tahu siapa orang tersebut.

Demi terus memutar otaknya untuk mengenali suara tersebut. Sayangnya, rasa malas dan kantuk pada diri Demi membuatnya tidak bisa berpikir dengan baik, kecuali melahap nasi goreng di pagi hari.

"Siapa ini?"

"Sungguh? Kamu tidak mengenaliku??", balas wanita di seberang telepon tersebut.

Kemudian terdengar suara tawa kecil di seberang sana.

"Siapa ini?", tanya Demi sekali lagi.

Sekarang ia mulai kesal dengan wanita tersebut. Menurutnya wanita tersebut terlalu lama dan menyita waktu sarapan paginya yang spesial.

"Coba temukan aku di halaman rumahmu, Dem", jawab wanita itu.

Demi mengerutkan keningnya. Ia segera menutup teleponnya dan membuka tirai jendela depan perlahan-lahan. Ia melihat seorang wanita sedang berdiri jauh di halaman rumahnya. Wanita tersebut menggunakan sebuah topi berwarna merah muda dan ia melambaikan tangannya kearah Demi.

Demi memicingkan matanya untuk mengenali siapa wanita itu.

Kini ia menghela nafas dan rasa malas semakin membebani dirinya. Wanita itu adalah Keisha. Keisha terus menerus melambaikan tangannya pada Demi sambil memberikan kode agar Demi membukakan pintu baginya. Secara mau tidak mau, Demi terpaksa membiarkan Keisha masuk. Bukan karena Keisha adalah mantan kekasihnya, tetapi karena ia tidak ingin membuat para tetangga berpikir bahwa Demi adalah lelaki tidak berhati nurani yang tega membiarkan seorang wanita berdiri sendiri di depan rumah.

Tanpa basa - basi, Keisha segera memasuki rumah Demi dan berjalan menyusuri ruang tamu. Matanya menjelajah ke seluruh ruangan rumah tersebut sambil tak henti-hentinya berdecak kagum. Luar biasa memang rumah Demi!

"Ada perlu apa kamu kesini?", tanya Demi. Keisha hanya melemparkan senyuman termanisnya tanpa menjawab sepatah kata pun. Ia meletakkan sebuah kantung belanja berwarna merah di hadapan Demi.

"Apa ini?", tanya Demi sambil memperhatikan kantung belanja tersebut.

"Hadiah. Hadiah untuk yang baru saja pindah rumah. Maaf karena aku terlambat memberikan kalian hadiah", balas Keisha.

"Tidak perlu. Bawa saja lagi", jawab Demi sambil menyodorkan kantung belanja tersebut kembali pada Keisha. Keisha hanya bisa tertawa kecil sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia mengambil kantung tersebut dan ia meletakkannya diatas meja makan.

BLACK BOOK : SUNGAI SANVILLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang